Munasabah Surah al-Rûm dengan Surah Sebelum dan Sesudahnya.

c. Munasabah Surah al-Rûm dengan Surah Sebelum dan Sesudahnya.

Penempatan ar-Rûm diantara Surah al-‘Angkabût dan Luqman bukanlah kebetulan, karena al-Qur’an tidak mengenal kata kebetulan. Al-‘Angkabût yang dalam kronologis turunnya menempati urutan ke 84 setelah ar-Rûm yang menempati urutan ke 83 justru di letakkan sebelumnya, sebaliknya Lukman yang kronologis

turunnya setelah as-Shâffât pada urutan ke 55 di tempatkan setelah ar-Rûm. 9 Susunan seperti ini yang tauqîfi adalah menyimpan rahasia dan hikmah besar, diantaranya

adalah adanya munasabah keterkaitan dan keserasian sebagai barikut :

a. Hubungan Persesuain Surah ar-Rûm dengan surah sebelumnya al-‘Angkabût

9 Jalâlu ad-Dîn As-Suyûthi, al-Itqân, Op. Cit. juz, 1. Cet. 1, h. 13-14.

Kedua surah sama-sama dibuka dengan huruf tahajji ﻢﻟا , dan tidak diikuti oleh

kata al-Kitâb, al-Qur’an maupun at-Tanzîl, seperti lazimnya surah-surah yang di mulai dengan huruf-huruf seperti ini. Kemudian Surah al-‘Angkabût dimulai dengan batu ujian bagi kaum beriman, diantara bentuk ujian itu adalah jihad dijalan Allah swt., yang menerangkan bahwa manusia itu diciptakan bukan untuk bersenang- senang, namun untuk berusaha dan berjihad dijalan Allah. Dalam berusaha, berjihad dan berjuang manusia akan mendapat halangan dan rintangan, hanya orang

mukminlah yang sanggup mengatasi halangan dan rintangan itu, sehingga mereka mendapat kebahagiaan dan ketentraman. Yang kemudian pada akhir Surah al- ‘Angkabût ini diulangi lagi tentang jihad beserta janji Allah akan selalu melapangkan jalan-jalan kemenangan bagi yang selalu berpegang kepada agama dan Allah akan selalu bersama mereka. Pada permulaan Surah ar-Rûm ini Allah swt., menjanjikan kemenangan dan kejayaan bagi kaum beriman dengan mengalahkan kaum musyrik dalam waktu dekat, tentunya dengan perangkat-perangkat yang harus dipenuhi sesuai dengan sunnatuAllâh. Maka ditinjau dari segi berjihad dan berusaha ini Surah ar-Rûm merupakan penyempurna dari apa yang dikemukakan pada surah sebelumnya.

Pada Surah al-‘Angkabût dikemukakan tentang ke Esaan Allah swt., dan adanya hari berbangkit secara garis besarnya, maka pada Surah ar-Rûm dikemukakan tentang hari pembalasan dengan bukti-bukti yang lebih terperinci.

Dalam Surah al-‘Angkabût disebutkan tentang kewajiban para Rasul menyampaikan agama Allah, maka pada surah ar-Rûm disebutkan bahwa para Rasul Dalam Surah al-‘Angkabût disebutkan tentang kewajiban para Rasul menyampaikan agama Allah, maka pada surah ar-Rûm disebutkan bahwa para Rasul

disampaikan bagi hati yang terkunci, mata yang buta, telinga yang tuli.

b. Munasabah Surah ar-Rûm dengan surah sesudahnya Surah Luqman. Kedua surah ini sama-sama termasuk kedalam enam surah yang dimulai

dengan harfu tahajji ﻢﻟا, dan juga termasuk dalam deretan Surah Makkiyah. Pada menjelang akhir Surah ar-Rum disebutkan bahwa di dalam al-Qur’an Allah swt., telah membuat tamsil perumpamaan yang bermanfaat untuk manusia, maka dalam Surah Luqman disebutkan tentang perumpamaan ilmu Allah, dan perumpamaan penciptaan manusia. Begitupun dalam Surah ar-Rûm disebutkan bahwa keadaan orang kafir itu apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat al-Qur’an mereka selalu membantah dan mendustakannya, maka pada bagian permulaan Surah Luqman diterangkan keadaan mereka yang selalu berpaling dan sombong terhadap ayat-ayat al-Qur’an.

Pada Surah ar-Rûm ditegaskan bahwa Allah swt., yang memulai penciptaan makhluk, mematikannya, dan Dia pulalah yang menghidupkan kembali. Dalam Surah Luqman Allah swt., menegaskan bahwa dalam penciptaan manusia dan membangkitkannya kembali pada hari pembalasan adalah mudah bagi Allah.

Allah menerangkan tabiat manusia dalam Surah ar-Rûm, bahwa apabila manusia ditimpa bahaya mereka berserah diri kepada Tuhannya, dan apabila mendapat rahmat kelapangan sebagian mereka kembali mempersekutukan-Nya. Dalam Surah Luqman diterangkan tentang watak manusia itu dengan mengetengahkan contoh, ketika manusia ditimpa bahaya ditengah lautan akan Allah menerangkan tabiat manusia dalam Surah ar-Rûm, bahwa apabila manusia ditimpa bahaya mereka berserah diri kepada Tuhannya, dan apabila mendapat rahmat kelapangan sebagian mereka kembali mempersekutukan-Nya. Dalam Surah Luqman diterangkan tentang watak manusia itu dengan mengetengahkan contoh, ketika manusia ditimpa bahaya ditengah lautan akan

telah selamat sampai di daratan mereka kembali kafir dan sombong.