Obyektif dan Realistis Dalam Mencapai Kecemerlangan Hidup Dengan

d. Obyektif dan Realistis Dalam Mencapai Kecemerlangan Hidup Dengan

Selalu Meyakini Kebenaran Janji al-Qur’an.

beberapa tempat yang menunjuk pada angin pembawa rahmat mengharuskan penyebutannya dengan bentuk tunggal. Badru ad-Dîn az-Zarkasyi, al-Burhân fî ‘ Ulûmi al-Qur ’ ân,..Op. Cit . juz 4, h. 13-14.

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus sebelum kamu beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan- keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang- orang yang berdosa. Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman. Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan ke luar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai

hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira. Dan sesungguhnya sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka benar-

benar telah berputus asa. Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh- tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar. Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat- ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami). Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya). Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi. Dan sesungguhnya telah Kami buat benar telah berputus asa. Maka perhatikanlah bekas-bekas rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi yang sudah mati. Sesungguhnya (Tuhan yang berkuasa seperti) demikian benar-benar (berkuasa) menghidupkan orang-orang yang telah mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan sungguh, jika Kami mengirimkan angin (kepada tumbuh- tumbuhan) lalu mereka melihat (tumbuh-tumbuhan itu) menjadi kuning (kering), benar-benar tetaplah mereka sesudah itu menjadi orang yang ingkar. Maka sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang yang mati itu dapat mendengar, dan menjadikan orang-orang yang tuli dapat mendengar seruan, apabila mereka itu berpaling membelakang. Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang buta (mata hatinya) dari kesesatannya. Dan kamu tidak dapat memperdengarkan (petunjuk Tuhan) melainkan kepada orang-orang yang beriman dengan ayat- ayat Kami, mereka itulah orang-orang yang berserah diri (kepada Kami). Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; "Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)". Seperti demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran). Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang yang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; maka inilah hari berbangkit itu akan tetapi kamu selalu tidak meyakini (nya). Maka pada hari itu tidak bermanfaat (lagi) bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi kesempatan bertaubat lagi. Dan sesungguhnya telah Kami buat

orang yang kafir itu akan berkata: "Kamu tidak lain hanyalah orang-orang yang membuat kepalsuan belaka". Demikianlah Allah mengunci mati hati orang-orang yang tidak (mau) memahami. Maka bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan kamu. Ayat 47 - 60

Sebagai pembawa keterangan, sekaligus contoh teladan yang menginginkan kesejahteraan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, para rasul tetap sebagai manusia

tidak mengusai hidup dan mati. Sebagaimana mereka sulit memberikan pelita keimanan dan tidak bisa memberi hidayah bagi hati yang terkunci, telinga yang tuli, dan mata yang buta. Kesemuanya akan menemukan penyesalan akibat dari perbuatannya, justru pada hari ketika sesal tiada berguna, kecuali bagi umat beriman, yang selalu menyiapkan diri untuk menerima siraman sinar hidayah.

Perintah untuk selalu bersabar ketika menghadapi mereka yang telah sirna keyakinannya akan Zat yang Maha Kuasa, karena sesungguhnya janji Allah untuk kemenangan dan kejayaan umat ini pasti adanya. Hal ini dapat kita lihat dari deretan ayat ke 47 – 60

Pada akhir ayat yang lalu memerintahkan kita mensyukuri nikmat Allah. Kesyukuran itu harus dimulai dengan meyakini keesaanNya serta membenarkan RasulNya, sebab kalau tidak, bencana akan terjadi di daratan dan di lautan, rezeki Pada akhir ayat yang lalu memerintahkan kita mensyukuri nikmat Allah. Kesyukuran itu harus dimulai dengan meyakini keesaanNya serta membenarkan RasulNya, sebab kalau tidak, bencana akan terjadi di daratan dan di lautan, rezeki

sebelum Kami mengutusmu, beberapa orang rasul kepada kaum mereka. Mereka para rasul itu datang kepada mereka yakni kaumnya dengan membawa keterangan- keterangan. Kemudian diantara kaum ada yang menyambut baik dan beriman, ada juga yang menolak dan durhaka. Maka Kami malakukan pembalasan terhadap orang-orang yang durhaka. Dan kewajiban Kami menolong dan memenangkan serta memuliakan orang-orang mukmin. Kewajiban ini bukanlah suatu beban bagi Allah,

bukan juga merupakan suatu paksaan yang datang dari luar diriNya, tetapi semata- mata dari diriNya sendiri karena kecintaan dan kasihNya kepada kaum beriman. 63

Bantuan kemenangan dan kejayaan itu sebagaimana dikatakan oleh Sayyid Quthub – terkadang- boleh jadi dirasakan lambat kehadirannya oleh manusia, karena mereka memperhitungkan persoalan-persoalan bukan atas dasar perhitungan Allah. Mereka menilai situasi dn kondisi menurut perhitungan mereka sendiri. Allah membuktikan kebenaran janjiNya pada waktu yang Dia kehendaki dan ketahui, sesuai dengan kehendak dan sunnahNya. Kehendak Allah adalah kebajikan dan waktu yang

ditetapkannya adalah waktu yang tepat. JanjiNya adalah pasti terbukti. 64 Lihatlah dalam waktu kurang dari limapuluh tahun, kaum Muslimin telah mengepung Ibukota

62 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…Op. Cit. h. 85 63 Allah berfirman: “SiksaKu akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan

rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertaqwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”. QS. Al- A’raf (7):156

64 Sayyid Quthub, Fî Zhilâl al-Qur ’ ân, Op. Cit.

h. 464.

negara adikuasa Romawi dan telah menjadikan seluruh daerah kekaisaran Persia

masuk dalam wilayah kekuasaan kaum Muslimin. Ayat berikut ini merupakan bagian dari bukti-bukti keesaan Allah yang

berbicara tentang fungsi angin sebagai pembawa berita gembira, siklus alam yang harus diperhatikan dan dipelajari. Allah swt., yang mengirim aneka angin 66 bisa

berupa angin kebijakan dan kesadaran suatu generasi atau bangsa, lalu digerakkannya awan dan Allah membentangkannya di langit sesuai yang dikehendakiNya dan ke

lokasi manapun yang ditetapkanNya. Kadang Dia menjadikan awan itu terbentang di langit, dan kadang Dia menjadikannya bergumpal-gumpal, kemudian engkau siapapun engkau melihat hujan keluar dari celah-celahnya awan itu, maka apabila Allah mencurahkannya berupa hujan kepada siapa yang Dia dikehendaki dari hamba-hambaNya, tiba-tiba mereka bergembira. Padahal sesungguhnya mereka sebelum hujan diturunkan kepada mereka, mereka –sebelumnya- benar-benar berputus asa.

Apabila hujan itu sampai kepada orang-orang yang telah siap dan selalu menyiapkan diri untuk menerima hidayah, mereka akan hidup kembali, bangkit dari keputus asaan, kebodohan, keterbelengguan, dan keterkungkungan. Orang-orang itu adalah mereka yang akan menerima kabar baik dan menjadi berpengharapan. Hari-

hari dingin dan menyedihkan yang telah mereka lalui akan berubah menjadi hari-hari

65 M.A. Enan, Detik-Detik Menentukan Dalam Sejarah Islam, terj. Mahyuddin Syaf, Surabaya, Bina Ilmu, 1979, h. 44. Ahmad Tsalabi, Mausû ’ ah at-Târî ħ al-Islâmi wa al- Ħ adharah al-

Islâmiyah, Op. Cit, juz 2, cet. 9. h. 117. 66 Badru ad-Dîn az-Zarkasyi, al-Burhân…Op. Cit. juz 4, h. 13-14 Islâmiyah, Op. Cit, juz 2, cet. 9. h. 117. 66 Badru ad-Dîn az-Zarkasyi, al-Burhân…Op. Cit. juz 4, h. 13-14

rahmat Allah, bagaimana Allah menghidupkan bumi sesudah matinya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuasa menghidupkan apa dan siapapun yang mati. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tentu saja Dia dapat menghidupkan kembali umat yang telah mati, membangunkan Umat Islam yang tertidur lelap, dengan menurunkan hujan kesadaran dan keimanan.

Namun seandainya hujan keimanan itu diturunkan atas kaum musyrikin,

orang-orang yang tidak menyiapkan diri menerima hidayah ataupun mereka yang tertanam di dalam hatinya kekufuran, yang menjadikan tolak ukur kebahagiaan dan kekecewaannya material belaka, maka mereka akan tetap gersang dan menyedihkan. Dan jika Kami mengirim angin yang membawa bencana, maka mereka sesudahnya yakni begitu selesai melihatnya menjadi kuning kering dan layu, mereka pasti tetap dan terus menerus mengkufuri Allah.

Untuk itu al-Qur’an realistis dalam menghadapi setiap kenyataan yang ada. Jika menghadapi fakta-fakta keberadaan mereka yang kekufurannya sudah sangat mendalam tidak memiliki pikiran sehat, maka jangan bersedih, karena sesungguhnya engkau wahai Nabi Muhammad, betapun berusaha, tidak akan sanggup memperdengarkan orang-orang yang mati hatinya itu untuk beriman, tidak juga memperdengarkan orang-orang yang tuli, untuk mendengar suatu panggilan hidayah kebenaran, apabila mereka berpaling membelakang. Sudah tuli membelakangi pula, pastilah tidak akan mendengar dan tidak juga memahami sedikitpun dari uraian Untuk itu al-Qur’an realistis dalam menghadapi setiap kenyataan yang ada. Jika menghadapi fakta-fakta keberadaan mereka yang kekufurannya sudah sangat mendalam tidak memiliki pikiran sehat, maka jangan bersedih, karena sesungguhnya engkau wahai Nabi Muhammad, betapun berusaha, tidak akan sanggup memperdengarkan orang-orang yang mati hatinya itu untuk beriman, tidak juga memperdengarkan orang-orang yang tuli, untuk mendengar suatu panggilan hidayah kebenaran, apabila mereka berpaling membelakang. Sudah tuli membelakangi pula, pastilah tidak akan mendengar dan tidak juga memahami sedikitpun dari uraian

penunjuk jalan orang-orang yang buta mata hatinya, sehingga dapat memalingkan mereka dari kesesatan mereka. Yang dapat engkau perdengarkan petunjuk Allah dan yang dapat mengambil mamfaatnya, tiada lain kecuali orang-orang yang sedang dan akan beriman dengan ayat-ayat Kami, kemudian mereka berserah diri kepada Allah secara mantap dan kukuh.

Kelanggengan pesan al-Qur’an sungguh sangat terasa meski sudah 15 abad

lamanya, kita tidak dapat membuat orang-orang yang sudah mati untuk mendengar. Kita tidak dapat membuat orang yang tuli atau tersumbat telinganya untuk mendengar. Meskipun dalam kenyataan mereka dapat membaca, mendengarkan, berpikir, bahkan merekalah kaum intelektual. Hanya mereka yang beriman, menghargai ayat-ayat Allah, yang dapat diselamatkan dan mampu mengantar Umat ini meraih kejayaan.

Setelah beberapa argumen yang membuktikan kekuasaan, keesaan Allah swt., dan keniscayaan hari Kiamat, maka ayat ini adalah merupakan ayat terakhir yang membicarakan hal tersebut. Keberadaan manusia sejak paling dini dari kehidupannya sehingga tahap terakhir dari keberadaannya di pentas bumi. Yang dikemukakan disini tentunya adalah tahap-tahap kehidupan manusia secara umum, bukan yang dialami oleh setiap manusia, karena di antara manusia ada yang meninggal sejak tahap dini, ada juga yang sampai kepada tahap akhir. Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah berupa setetes sperma yang bertemu dengan indung telur. Lalu Setelah beberapa argumen yang membuktikan kekuasaan, keesaan Allah swt., dan keniscayaan hari Kiamat, maka ayat ini adalah merupakan ayat terakhir yang membicarakan hal tersebut. Keberadaan manusia sejak paling dini dari kehidupannya sehingga tahap terakhir dari keberadaannya di pentas bumi. Yang dikemukakan disini tentunya adalah tahap-tahap kehidupan manusia secara umum, bukan yang dialami oleh setiap manusia, karena di antara manusia ada yang meninggal sejak tahap dini, ada juga yang sampai kepada tahap akhir. Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah berupa setetes sperma yang bertemu dengan indung telur. Lalu

bayi, kanak-kanak dan remaja, Dia menjadikan kalian sesudah keadaan lemah itu memiliki kekuatan sehingga kalian menjadi dewasa dan mempunyai banyak potensi. Kemudian Dia menjadikan kalian sesudah menyandang kekuatan itu menderita kelemahan dengan hilangnya sekian banyak potensi, dan tumbuhnya uban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan buat manusia tahap-tahap yang dia lalui serta kadar masing-masing. Itu semua ditetapkan atas dasar

pengetahuanNya, hikmah, dan kebijaksanaanNya, dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. Demikianlah kekuasaan Allah yang dapat dilihat dan dirasakan oleh siapapun yang mempunyai keimanan, pemikiran yang sehat. Kesemuanya menambah meyakinkan kita bahwa hari kiamat pasti adanya, janji Allah untuk kemenangan dan Umat Beriman juga pasti, karena Allah pasti menepati janjiNya.

Kekuasaan Allah dan keniscayaan hari kiamat dapat dilihat dalah kehidupan keseharian melalui fonomena alam. Perhatikanlah! setelah kamu mencapai tahap kelemahan, Dia mematikan kamu pada waktu yang dikehendakiNya. Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah para pendurhaka: “ Mereka tidak tinggal di dunia

67 Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani,

kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami

kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. QS. 22:5 kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah. QS. 22:5

dipalingkan oleh setan dan hawa nafsu dari kebenaran. Itulah kesalahan dan kebodohan mereka yang mengukur dunia ini dengan

material belaka, tidak meyakini bukti-bukti keesaan Allah dan kepastian janjiNya. Hal ini harus diluruskan, Dan berkata orang-orang yang dianugerahi ilmu dan iman kepada orang-orang kafir: “Kami bersumpah sesungguhnya kalian tinggal lama dalam alam barzakh menurut ketetapan Allah, sejak kalian mati sampai hari

Kebangkitan, maka inilah hari Kebangkitan itu. Akan tetapi kalian tidak mengetahui, karena kalian tidak menggunakan telinga, mata, dan hati dengan benar. Maka pada hari ini, tidak bermanfaat lagi bagi orang-orang yang zalim permintaan uzur mereka, dan tidak pula mereka diberi pengampunan, karena masa pengampunan telah berlalu

dalam kehidupan dunia 68 dan kini adalah masa menuai, sedang di dunia adalah masa menanam.

Penjelesan kaum berilmu dan mempunyai keimanan yang mantap dan teguh itu, lahir dari kebiasaan mereka ketika hidup di dunia, yang selalu tampil meluruskan yang salah dan memperbaiki yang keliru, selalu melakukan amr ma’ruf nahi

mungkar 69 sebagai sifat dari ummatan wasathan. Umat yang menjadi saksi atas

68 Abdul Hamîd Maħmûd Thahmâz, Min Maudlû ’ âti Suwari al-Qur ’ ân fî Sûrah ar-Rûm, Damaskus, Dâr al-Qalam, 1996, cet. 1, h. 48. Muhammad ar-Râzî, at-Tafsîr al-Kabîr…Op. Cit. h. 138.

Muhammad Jamaluddin al-Qâsimî, Mahsinu at-Ta ’ wîl, Op. Cit.

h. 23.

69 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…Op. Cit. h. 101 69 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…Op. Cit. h. 101

akhirat, umat yang adil dan terpilih untuk memimpin dunia. Syariat ditetapkan Allah agar diikuti oleh manusia, sebagai tuntunan untuk

mencapai kehidupan sesempurna mungkin dan menghindari perusakan bumi, diri, dan jenisnya. Namun syariat ini disambut secara beragam, ada yang menerima dengan baik, adapula yang mengabaikannya. Penerimaan dan penolakan di dunia ini mengharuskan mereka dipisahkan di akhirat, masing-masing dalam kelompoknya

sendiri 71 untuk mendapatkan balasan dari setiap pilihan.

Umat beriman tidak boleh berputus asa dalam setiap keadaan, perhatikanlah secara lebih teliti akhir dari surah ar-Rûm ini, agar mendapat harapan dan pencerahan darinya. Dan sesungguhnya telah Kami buat untuk manusia, secara umum dalam al- Qur’an ini dan secara khusus dalam surah ar-Rûm, segala macam perumpamaan yang apabila dipikirkan dan direnungkan pasti akan beriman dan patuh kecuali kaum musyrikin dan penindas yang kekeringan dari kasih sayang. Dan sesungguhnya jika engkau membawa kepada mereka suatu ayat dan bukti apapun, pastilah mereka akan selalu berkata: “ Kamu semua tidak lain hanyalah pembuat-pembuat kepalsuan belaka” . Begitulah kebejatan mereka, sehingga Allah menutup mata hati mereka.

70 Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. QS. 3:110

71 Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama

antara kehidupan dan kematian mereka? Amat buruklah apa yang mereka sangka itu. QS. 45:21

Demikianlah Allah menutup hati orang-orang yang tidak mau mengerti dan

mengetahui.

Allah telah memberikan kepada semua manusia bukti-bukti yang benar, contoh-contoh nyata untuk setiap situasi dan proses yang terjadi. Manusia diberikan keleluasan memilih, sementara tanggung jawab juga ditetapkan. Pribadi-pribadi yang benar-benar sadar dengan pelita pencerahan, tidak akan terkesan oleh kejayaan bangsa-bangsa adikuasa atau tertipu oleh slogan-slogan palsu. Membicarakan

kemanusiaan dan hak asasi, tetapi dalam kenyataannya menghancurkan umat manusia dengan membuat mereka percaya bahwa mereka lemah sehingga persoalan-

persoalannya harus ditangani oleh pihak-pihak lain yang lebih mampu. 72

Umat Islam sekarang ini pun akan dapat meraih kejayaannya, dengan menggunakan nalar yang jelas tidak terkungkung pada kejadian satu dua abad saja, namun secara keseluruhan semua tempat dan waktu. Bagaimana nasib para penguasa dan negara-negara adikuasa sebelum ini jauh lebih menindas harus musnah, dengan meninggalkan reruntuhan yang dapat diambil pelajaran. Sekelompok orang miskin yang tercerahkan dapat meraih kemenangan atas penguasa-penguasa yang kuat dengan kekuatan dari Yang Maha Kuasa.

Generasi Muslim dapat meraih kejayaan dengan lebih mengenal Allah, memahami dunia, dan menemukan nilai-nilai luhur yang dikaruniakan Allah kepada mereka. Al-Qur’an menyatakan, karena itu bersabarlah wahai Nabi Muhammad dan

72 Ali Syari’ati, Op. Cit. h. 131 72 Ali Syari’ati, Op. Cit. h. 131

kemenangan kepadamu dan kejayaan kepada umatmu adalah benar dan akan menjadi kenyataan, dan sekali-kali janganlah orang-orang yang tidak meyakini kebenaran keesaan Allah dan keharusan hari kebangkitan, atau tidak meyakini janji-janji Allah menggelisahkanmu.