Kandungan Umum dan Tujuan Utama Surah al-Rûm

b. Kandungan Umum dan Tujuan Utama Surah al-Rûm

Surah ini mempunyai kekhasan tersendiri dalam pengungkapan pesan yang diusung. Memulai pembukaan surah dengan mengetengahkan tujuan akhir yang

berupa berita kemenangan dan kejayaan kaum beriman berkat pertolongan Allah swt. Hal ini untuk menunjukkan akan pentingnya berita tersebut. Susunan redaksional seperti ini sering digunanakan dalam al-Qur’an seperti yang terlihat dalam surah al- Anfâl, yang mengangkat peristiwa Perang Badr dimulai dengan hasil akhir dari peperangan tersebut baru kemudian diikuti dengan persiapan hingga dahsyatnya peperangan tersebut. Redaksional seperti ini sulit kita temukan dalam tulisan-tulisan dan karya-karya ilmiah.

Dalam pandangan sepintas terlihat bahwa surah ini mengandung beberapa pokok bahasan yang beraneka ragam, namun demikian apabila dikaji dengan seksama akan mengantarkan kepada kesimpulan bahwa surah ini memiliki satu tema bahasan yang darinya bercabang beberapa pokok bahasan yang saling berkaitan dan saling menguatkan. Ada hubungan yang erat antara yang awal dengan yang akhir, yang

8 Jalâlu ad-Dîn As-Suyûthi, Lubâbun an-Nuqûl fi Asbâbi an-Nuzûl, Syibrâ al-Khaimah, Dâr at-Taqwa, 1421 H, cet. 1, h. 259 8 Jalâlu ad-Dîn As-Suyûthi, Lubâbun an-Nuqûl fi Asbâbi an-Nuzûl, Syibrâ al-Khaimah, Dâr at-Taqwa, 1421 H, cet. 1, h. 259

tersebut dapat dilihat dari pembahasan mengenai problematika-problematika umat beserta solusi terbaiknya. Diawali dengan pembahasan tentang kemenangan ahl al- Kitâb yang identik dengan kemenangan umat beriman Umat Nabi Muhammad saw., yang kemudian bercabang kepada pembahasan kepada pembuktian dengan mengangkat fakta-fakta sejarah dan tema-tema lain yang merupakan sarana untuk mencapainya. Adapun runtutan pesan dan peristiwa yang ada dalam Surah ar-Rûm

adalah sebagai berikut :

a) Surah ini dibuka dengan salah satu mukjizat kenabian berupa berita akan kemenangan Bangsa Romawi atas Persia dalam peperangan yang melelahkan antara mereka, beberapa saat kemudian berita itu terbukti sesuai dengan yang diberitakan al-Qur’an, Kemenangan itu sendiri juga membawa pesan akan kemenangan kaum mukminin atas kelompok thaghut pendusta ayat-ayat Allah, hal ini dapat dilihat pada ayat 1 – 10 dari surah ini. Kemenangan Umat Islam ini berada di luar nalar kaum intelektual, padahal kemenangan dan kejayaan Umat Islam ini adalah janji Allah swt., yang merupakan fakta alamiah dimana setiap kelompok yang berjuang demi hak-haknya akan menang atas massa, bahkan adikuasa yang kuat. Ini adalah hukum universal dan janji Allah pasti tepat. Apa yang di ketahui kaum intelektual ? Mereka hanya mengetahui kulit kehidupan duniawi saja. Ayat ketujuh dari surat ini memberi jawaban.

b) Pada kelompok ayat berikutnya yang memberikan petunjuk bahwa surah

ini mempunyai kesatuan tema yang diemban adalah, bahwasanya Allah sebagaimana kuasa menjadikan suatu bangsa kuat digdaya, maka Dia juga kuasa untuk mengangkat para tawanan yang miskin dan menyedihkan dari Dunia Ketiga baik para pengikut setia Nabi yang terdiri dari kaum papa Makkah ataupun kaum Muslimin sekarang, membebaskan mereka dari segala bentuk penindasan. Meski bangsa-bangsa penindas itu jauh lebih

maju dalam teknologi dan militer. Hal ini karena Allah adalah satu- satunya penguasa yang ada dan patut dimintai tolong. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Seluruh makhluk tunduk dibawah pengaturan-Nya. Hal ini dapat kita lihat pada ayat 11 – 29 dari ar-Rûm.

c) Setelah Allah swt., menjanjikan kemenangan dan kejayaan untuk kaum mukminin yang kemudian diperlihatkan ke Maha Agungan Kerajaan Allah, maka pada tema berikutnya adalah petunjuk menuju kejayaan tersebut. Arahan agar tidak bingung menghadapi megahnya kerajaan dan kekuasaan dunia, tidak nanar kepada harapan buta dengan mengidolakan seorang pemimpin yang diharap bisa mengantar kepada kesejahteraan selama bertahun-tahun, tanpa berbasis pada keimanan kepada yang mencipta kehidupan. Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) bergeraklah menuju agama yang merupakan sumber keimanan c) Setelah Allah swt., menjanjikan kemenangan dan kejayaan untuk kaum mukminin yang kemudian diperlihatkan ke Maha Agungan Kerajaan Allah, maka pada tema berikutnya adalah petunjuk menuju kejayaan tersebut. Arahan agar tidak bingung menghadapi megahnya kerajaan dan kekuasaan dunia, tidak nanar kepada harapan buta dengan mengidolakan seorang pemimpin yang diharap bisa mengantar kepada kesejahteraan selama bertahun-tahun, tanpa berbasis pada keimanan kepada yang mencipta kehidupan. Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) bergeraklah menuju agama yang merupakan sumber keimanan

salah menuju kebenaran. Yaitu fitrah agama Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya, yang mana fitrahlah yang menganggap umat manusia sebagai wakil Allah dan pemimpin di atas bumi. Manusia dapat selalu bergantung kepada ideologi yang kuat dan kekal ini, …tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, demikian penutup ayat ketiga puluh dalam surah ini. Mencapai kejayaan itu tidak

terlepas dari penegakan shalat, selalu mendekat kepada Allah, melepaskan diri dari segala bantuk poletheisme baik dalam keadaan gembira maupun susah, karena itu adalah termasuk bagian dari ibadah.

Kejayaan umat tidak akan sempurna dengan hanya perjuangan seorang diri, perjuangan butuh kebersamaan. Untuk itu sejak dini telah diserukan untuk saling berbagi kasih kepada sesama anggota masyarakat, menghindar dari praktek rentennir. Tatanan masyarakat harus dibina untuk kenyamanan dunia menanggalkan segala bentuk ekploitasi dan pengrusakan. Karena segala apa yang diusahakan oleh manusia akan kembali ke diri sendiri. Hal ini dapat kita lihat dengan nyata pada ayat ke

d) Berikutnya adalah pendukung menuju tema yang diusung oleh ar-Rûm sebagai kesatuan tema, adalah bahwa para rasul hanya sebagai pengemban amanat, tidak mengusai hidup dan mati. Sebagaimana mereka sulit d) Berikutnya adalah pendukung menuju tema yang diusung oleh ar-Rûm sebagai kesatuan tema, adalah bahwa para rasul hanya sebagai pengemban amanat, tidak mengusai hidup dan mati. Sebagaimana mereka sulit

yang terkunci, telinga yang tuli, dan mata yang buta. Kesemuanya akan menemukan penyesalan akibat dari perbuatannya, justru pada hari ketika sesal tiada berguna, kecuali bagi umat beriman. Perintah untuk selalu bersabar ketika menghadapi mereka yang telah sirna keyakinannya akan Zat yang Maha Kuasa, karena sesungguhnya janji Allah untuk kemenangan dan kejayaan umat ini pasti adanya. Hal ini dapat kita lihat

dari deretan ayat ke 47 – 60.