Karakteristik Umat Beriman, Pewaris Kejayaan

c. Karakteristik Umat Beriman, Pewaris Kejayaan

Setelah Allah swt., menjanjikan kemenangan dan kejayaan untuk kaum mukminin yang kemudian di perlihatkan ke Maha Agungan Kerajaan Allah, maka pada tema berikutnya adalah petunjuk menuju kejayaan tersebut. Arahan agar tidak bingung menghadapi megahnya kerajaan dan kekuasaan dunia, tidak nanar kepada harapan buta dengan mengidolakan seorang pemimpin yang diharap bisa mengantar kepada kesejahteraan selama bertahun-tahun, tanpa berbasis keimanan kepada yang

mencipta kehidupan. Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah) bergeraklah menuju agama yang merupakan sumber keimanan yang murni, menyelamatkan semua umat manusia dari keyakinan yang salah menuju kebenaran. Yaitu fitrah agama Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya, yang mana fitrahlah yang menganggap umat manusia sebagai wakil Allah dan pemimpin di atas bumi. Manusia dapat selalu bergantung kepada ideologi yang kuat dan kekal ini, …tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya, demikian penutup ayat ketiga puluh dalam surah ini. Mencapai kejayaan itu tidak terlepas dari penegakan shalat, selalu mendekat kepada Allah, melepaskan diri dari segala bentuk poletheisme baik dalam keadaan gembira maupun susah, karena itu adalah termasuk bagian dari ibadah.

Kejayaan umat tidak akan sempurna dengan hanya perjuangan seorang diri, perjuangan butuh kebersamaan. Untuk itu sejak dini telah diserukan untuk saling berbagi kasih kepada sesama anggota masyarakat, menghindar dari praktek suap dan Kejayaan umat tidak akan sempurna dengan hanya perjuangan seorang diri, perjuangan butuh kebersamaan. Untuk itu sejak dini telah diserukan untuk saling berbagi kasih kepada sesama anggota masyarakat, menghindar dari praktek suap dan

segala bentuk ekploitasi dan pengrusakan. Karena segala apa yang diusahakan oleh manusia akan kembali ke diri sendiri. Hal ini dapat kita lihat dengan nyata pada ayat ke 30 – 45

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan

belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebahagian daripada mereka mempersekutukan Tuhannya, sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang- senanglah kamu sekalian kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu). Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran) apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan? Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang- orang beruntung. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang- orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah. Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), agar Allah memberi belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka. Dan apabila manusia disentuh oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali bertaubat kepada-Nya, kemudian apabila Tuhan merasakan kepada mereka barang sedikit rahmat daripada-Nya, tiba-tiba sebahagian daripada mereka mempersekutukan Tuhannya, sehingga mereka mengingkari akan rahmat yang telah Kami berikan kepada mereka. Maka bersenang- senanglah kamu sekalian kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu). Atau pernahkah Kami menurunkan kepada mereka keterangan, lalu keterangan itu menunjukkan (kebenaran) apa yang mereka selalu mempersekutukan dengan Tuhan? Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. Maka berikanlah kepada kerabat yang terdekat akan haknya, demikian (pula) kepada fakir miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari keridhaan Allah; dan mereka itulah orang- orang beruntung. Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang- orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah. Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu; dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan), agar Allah memberi

tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahan kamu bersyukur.

Ayat 30-46

Megahnya kerajaan dan kekuasaan dunia, gemerlap hiasannya, dan angan- angan kosong, boleh jadi akan menjadi aral yang sangat membingungkan dalam meraih Kejayaan. Untuk itu diperlukan tuntunan agar dapat meraih harapan dan cita- cita Kejayaan Umat Islam. Setiap individu mukmin hendaknya mengisi hati dan cita- citanya dengan keimanan kepada Allah swt., Arahkanlah wajahmu wawasanmu dan semua perhatian, kepada agama yang disyariatkan Allah yaitu agama Islam secara lurus. Ajaklah manusia kepada agama yang selaras dengan fitrah ini, dan pertahankanlah fitrah Allah yang telah menciptakan manusia atasnya yakni menurut

fitrah keagamaan. 47 Fitrah manusia yang berupa keluhuran budi, keyakinan dan keimanan kepada Allah swt tempat bergantung, 48 bukan fitrah yang menggantungkan

diri kepada adikuasa timur atau barat, ataupun golongan tertentu. Fitrah yang menjadikan umat manusia sebagai khalifah Allah dan pemimpin di muka bumi. Tidak ada perubahan pada ciptaan yakni fitrah Allah itu. Seluruh ciptaan Allah mengikuti aturan-aturan penciptaan. Umat manusia harus berpegang kepada aturan-aturan itu,

46 Fitrah yang dimaksud disini adalah fitrah keagamaan, bukan fitrah dalam arti semua potensi yang diciptakan Allah pada diri makhluk. M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, Op. Cit, h. 55.

47 Burhanuddîn al-Biqâ’î, Nudhumu ad-Durar…Op. Cit. h. 622 48 Muhammad Fuad ‘Abdu al-Bâqî, al-Lu ’ lu ’ u wal al-Marjân Fîmâ Ittafaqa ‘ Alaihi asy-

Syaikhâni, Cairo, Dâr al-Hadîts, 1997, cet. 3, juz 3, h. 162, No. 1702. Wahbah az-Zuhailî, at-Tafsîr al- Munîr… Op. Cit. juz 21, h. 82.

yang tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk bangsa-bangsa adikuasa yang

menyatakan diri mampu mengubah arah dunia dan sejarah, mereka sama sekali tidak berdaya jika kekuatannya dibandingkan dengan kekuatan Allah. Seorang hamba tetap sebagai hamba, sesempurna apapun ia, tidak seperti yang diklaim oleh orang

Nasrani. 49 Itulah agama yang lurus, manusia dapat selalu bergantung kepada ideologi yang kuat dan kekal ini. Ia tidak akan pernah mengecewakan, tetapi kebanyakan

manusia tidak mengetahuinya.

Ayat di atas memerintahkan untuk mengarahkan dan mengerahkan semua perhatian kepada agama yang disyariatkan Allah, agama Islam dalam keadaan lurus, sedang ayat berikut ini meneruskan tuntunan ayat di atas dan dalam keadaan kembali

berkonsentrasi memusatkan ketaatan, bertaubat 50 hanya kepadaNya, dan bertakwalah kepadaNya 51 melaksanakan perintah Allah dengan segenap kemampuan, serta

tegakkanlahlah shalat melaksanakannya dengan segala kesungguhan dan kesempurnaan serta penuh kemantapan, 52 dan janganlah kalian termasuk orang-

orang yang mempersekutukan Allah dalam bentuk apapun. Yaitu antara lain seperti orang-orang yang memecah belah agama mereka, mengikuti hawa nafsu dengan menciptakan kepercayaan dan praktek-praktek ibadah yang tidak sesuai dengan syariat serta berbeda dalam akidah. Dan mereka akibat perselisihan itu menjadi beberapa golongan yang tiap-tiap golongan mengikuti pemimpin-pemimpin dan

49 Muhammad ar-Râzî, at-Tafsîr al-Kabîr… Op. Cit. h. 121. 50 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah… Op. Cit. h. 62. 51 Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu, QS. At-Taghâbun (64):16 52 Ibnu Mandhûr, lisânu al- ‘ Arab, Beirut, Dâr Shâdir, 1997, cet. 1, jilid 5, h. 345-347.

thagut-thagut nya saja. Tiap-tiap golongan menyangkut apa yang ada pada mereka

saja, amat berbangga. Perintah memurnikan keimanan dan pengabdian kepada Allah swt., semata yang diikuti dengan aktivitas ketaatan dengan penuh konsentrasi kepada Allah dengan mengesampingkan kepentingan pribadi maupun golongan tertentu. Hal ini juga tidak terlepas dari semangat dan kesiagaan penuh untuk menghadapi segala macam halangan maupun cobaan. Ini dapat dipahami dari perintah untuk selalu

bertaqwa yang mempunyai banyak makna, 53 yang salah satu maknanya adalah siap siaga. Perintah ini kemudian dirangkai dengan aktivitas shalat yang penuh

kemantapan, kesungguhan, kesempurnaan, dan berkesinambungan. 54 Shalat yang tujuan akhirnya untuk menyebarkan keselamatan dan kedamaian ke segenap alam 55

yang menjadi ciri khusus dari Umat Islam. Umat yang selalu mengedepankan, keadilan tanpa pandang golongan, persamaan dihadapan Allah, semangat persamaan dan perdamaian untuk keseimbangan dalam memelihara alam ini. Kesemua ini merupakan bagian yang harus dimiliki oleh Umat Pewaris Kejayaan pemimpin dan pembangun peradaban.

Berikutnya Allah menggambarkan karakter-karakter tercela dan tidak terpuji yang harus dihindari oleh Kaum Mukminin sebagai pewaris kejayaan. Dan apabila manusia keturunan Âdam as., yang tidak konsisten kepada keimanan dan prinsip

53 Ibnu Mandhûr, Loc. Cit. h. 479-480. Majdu ad-Dîn al-Fairuz âbâdi, Al-Qâmûs al-Mu ħ îd, Beirut, Dâr al-Fikr, 1995, h. 1209. Muħyi ad-Dîn Shâbir, al-Mu ’ jam al- ‘ Arabi al-Asâsi, Tunis, al-

Munaddhamah al-‘Arabiah li at-Tarbiah wa ast-Tsaqafah wa al-‘Ulûm, 1998, h. 1328. 54 Yang mereka tetap mengerjakan shalat. QS. Al-Ma’ârij (70):23

55 Maħmûd Ħamdî Zaqzuq, Ħ aqâiq Islâmiyah fî Muwâjahati Ħ amlâti at-Tasykîk, Cairo, al- Majlis al-A’lâ li asy-Syu’ûn al-Islâmiyah Mesir, 2001, h. 62 55 Maħmûd Ħamdî Zaqzuq, Ħ aqâiq Islâmiyah fî Muwâjahati Ħ amlâti at-Tasykîk, Cairo, al- Majlis al-A’lâ li asy-Syu’ûn al-Islâmiyah Mesir, 2001, h. 62

mereka bermohon kepada Tuhan mereka. Mereka menyeruNya sambil kembali bertaubat kepadaNya. Kemudian apabila Dia Merasakan dengan memberi kepada mereka mudharat, tiba-tiba sekolompok dari mereka yakni kaum musyrikin dan kafirin mempersekutukan Allah swt., dengan memperturutkan hawa nafsu. Biarkan mereka mengingkari dan tidak mensyukuri apa yang telah Kami anugerahkan kepada

mereka. Allah swt., mengancam kaum musyrikin dan kafirin tersebut, maka

bersenang-senanglah, kelak kalian akan mengetahui akibat dari tingkah kalian. Ancaman Allah terhadap kaum musyrikin dan kafirin itu sangat beralasan, disebabkan oleh keangkuhan mereka sendiri, bukankah Allah telah mengambil perumpamaan-perumpamaan seperti tersebut dalam ayat ke 28, mempersamakan diri mereka dengan budak-budak mereka, dan bukti-bukti yang lain. Pada ayat berikut dipertanyakan argumentasi mereka, kenapa mereka bersikap demikian? Bahkan pernahkah Kami menurunkan kepada mereka satu bukti, lalu ia berbicara tentang

apa yang mereka persekutukan dengan Allah ? Pernahkah ada bukti yang dapat ditampilkan bagi ketuhanan berhala-berhala itu, atau kebenaran persekutuan itu sehingga mereka demikian kukuh menyembah dan mengikuti para pemimpin yang mennyesatkan? Pasti tidak akan pernah ada argumentasi pada mereka.

Keadaan kaum musyrikin dan kafirin yang orientasi kehidupannya sangat terbatas pada dunia fana ini ketika ditimpa musibah hampir sama dengan keadaan mereka ketika memperoleh rahmat. Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, niscaya mereka bergembira dengannya. Dan apabila mereka ditimpa Keadaan kaum musyrikin dan kafirin yang orientasi kehidupannya sangat terbatas pada dunia fana ini ketika ditimpa musibah hampir sama dengan keadaan mereka ketika memperoleh rahmat. Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, niscaya mereka bergembira dengannya. Dan apabila mereka ditimpa

kesalahan yang telah dilakukan dengan sengaja oleh tangan-tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka berputus asa akan datangnya rahmat Allah dengan terus-menerus

menggerutu. 56 Sikap-sikap ini tidah wajar dimiliki oleh mereka sebagai manusia, apalagi

bagi kaum Muslimin sebagai pewaris kejayaan. Apakah mereka tidak memperhatikan perbedaan-perbedaan yang dialami oleh manusia, silih bergantinya situasi yang

dialami seseorang, antara lapang dan sempit, senang dan susah? Apakah mereka tidak melihat, baik dengan mata atau nalar bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya, dan Dia pula yang menyempitkan rezeki itu? Maka jangan heran apabila Allah hendak memuliakan suatu kaum dalam hal ini kaum mukminin, meski saat itu menurut perhitungan kaum intelektual yang menggantungkan analisisnya kepada indera terbatas tanpa diiringi dengan keimanan, adalah merupakan suatu kemustahilan. Hampir sama dengan saat ini kondisi Umat Islam berada dalam kondisi mengenaskan, memenuhi barisan belakang peradaban. Jikalau Allah swt., menghendaki untuk kejayaannya, pastilah hal itu akan terwujud. Pengetahuan kaum intelektual tersebut seperti disinyalir pada awal surah ini, Mereka hanya mengetahui kulit kehidupan duniawi saja, ayat ke 7 menegaskan dasar analisis mereka. Allahlah yang mengatur semua itu, berdasar pada sunnah yang ada, Sesungguhnya pada yang demikan, yakni pelapangan dan penyempitan rezeki seseorang, maju dan mundurnya peradaban, keterbelakangan dan kejayaan suatu

56 Apabila ia ditimpa kesusahan ia terus-menerus berkeluh kesah. QS. Al-Ma’ârij (70):19 56 Apabila ia ditimpa kesusahan ia terus-menerus berkeluh kesah. QS. Al-Ma’ârij (70):19

Allah bagi kaum yang beriman. Tatanan Umat Islam sebagai umat pemimpin peradaban bagi umat manusia seluruhnya harus ditata sejak lini yang paling belakang, dari sendi terkecil terbentuknya masyarakat yakni keluarga. Untuk itu Allah memerintahkan sejak awal agar memperhatikan kondisi keluarga terdekat, maka berikanlah kepada keluarga terdekat haknya sebagai bantuan dan bentuk jalinan kasih sayang, Rasulullah juga

memprioritaskan shadaqah untuk keluarta dekat dan itu lebih utama dari memerdekan seorang budak, 57 karena jika yang berkemampuan memprioritaskan keluarganya,

maka akan berkurang orang-orang yang kekurangan dan tidak terjadi tumpang tindih dalam penerimaan bantuan. Dan berikan juga kepada orang miskin, kerabat maupun bukan, serta orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan. Pemberian itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang mencari wajah keridhaan Allah, dan mereka merupakan orang-orang yang beruntung, mendapatkan apa yang diharapkan di dunia dalam ketentraman dan manisnya jalinan kasih membangun peradaban, serta pahala melimpah di akhirat.

Segala bentuk pengorbanan baik berupa materil maupun inmateril dalam meraih kejayaan ini harus dilandasi semangat lillâhi ta’ala, semangat tanpa pamrih untuk kepentingan individu dan golongan. Ayat berikut menegaskan pentingnya hal itu, dan apa saja yang kalian berikan dari harta yang berupa riba yakni tambahan

57 Abu Abdullah Muhammad al-Qurthûbî, al-Jâmi ’ li A ħ kâmi al-Qur ’ ân, Cairo, Dâr al- Ħadîts, 1996, cet. 2, jilid 14, h. 37. Muħammad ath-Thâhir Ibn ‘Âsyûr, Tafsîr at-Ta ħ wîr wa at-Tanwîr,

Tunis, ad-Dâr at-Tûnîsiyyah li an-Nasr, tth, juz 21, h. 103.

pemberian berupa hadiah terselubung, dengan tujuan agar dia bertambah bagi kalian

pada harta manusia yang kalian beri hadiah itu, 58 maka ia tidak bertambah disisi Allah. Dan apa yang kalian berikan berupa zakat sedekah murni yang kalian

maksudkan untuk meraih wajah keridhaan Allah, maka yang melakukan seperti itulah tinggi kedudukannya yang melipatgandakan pahala sedekahnya, karena Allah akan

melipatgandakan harta dan pahala yang bersedekah karena Allah. 59 Banyak hal yang dapat diraih untuk pembangunan dan keutuhan sebuah

masyarakat melalui pendidikan infaq, yang dapat dirasakan langsung oleh seluruh komponen masyarakat itu sendiri. Sebagai individu dari umat Islam, infaq dapat dijadikan sarana penggemblengan diri, melatih sifat ikhlas, mensucikan jiwa dari sifat kikir, dan sebagai sarana manifestasi bentuk syukur. Dilain pihak infaq dijalan Allah, menjadi perekat antar individu dengan menghilangkan kesenjangan ekonomi antara yang kaya dengan kaum papa.

Untuk meraih kejayaannya, Umat Islam harus berdiri diatas sistim kemasyarakatan yang berdasar kepada keadilan yang merata, yang mana unsur-unsur kezhaliman, tirani, dan ketidakadilan sama sekali tidak mendapat tempat disegala

bidang, terutama sosial dan ekonomi. 60 Kepemilikan harta hanya merupakan titipan sementara, kita hanya diberi hak

untuk mengaturnya. Nyawa yang menjadi sesuatu paling berharga dari kehidupan ini

58 Abu al-Fidâ’ Ibnu Katsîr, Tafsîr al-Qur ’ ân al- ‘ Azhîm, Mansûrah, Maktabah al-Îmân , 1996, cet. 1, juz 6, h. 203. Abu Abdullah Muhammad al-Qurthûbî, al-Jâmi ’ li A ħ kâmi al-Qur ’ ân,Ibid. h.

38.39. Ibn al-‘Arabi, A ħ kâmu al-Qur ’ ân,

h. 523.

59 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…Op. Cit. h. 72. 60 Muhammad ‘Abdallah al-‘Arabi, Ekonomi Islam dan Penerapannya Dimasa Kini, trj. Abdallah al-Suhaily, Sastra Budaya, Jakarta, 1979, h. 9 59 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah…Op. Cit. h. 72. 60 Muhammad ‘Abdallah al-‘Arabi, Ekonomi Islam dan Penerapannya Dimasa Kini, trj. Abdallah al-Suhaily, Sastra Budaya, Jakarta, 1979, h. 9

karena itu, kembalikan segala persoalan kepada Allah swt., karena Dia pemilik segalanya, Dia Tuhan Yang Maha Esa. Allah yang menciptakan kalian, menganugerahkan segala potensi, kemudian setelah menghadirkan kalian di pentas bumi, Dia memberi kalian rezeki. Kemudian setelah berakhir masa kehidupan kalian sesuai ketentuan, Dia mematikan kalian dan mengharuskan kalian undur dari atas bumi. Kemudian Dia menghidupkan kalian kembali untuk menerima balasan dari

karya-karya kalian diatas bumi. Itulah pengaturan dan ciptaan Allah, adakah diantara sekutu-sekutu kalian, tirani-tirani penguasa dunia atau sesembahan yang kalian banggakan selain Allah yang dapat berbuat sesuatu, walau sedikit dari apa yang dilakukan Allah, yang demikian agung itu? Maha Suci Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. Penguasa-penguasa dunia itupun tidak sanggup untuk menghindarkan diri mereka sendiri dari kebinasaan.

Sikap para penguasa dan thagut serta kaum musyrikin yang tidak mengindahkan aturan dan tatanan Allah yang dibawa dan diajarkan oleh para pembawa keterangan, berdampak buruk terhadap diri mereka sendiri, masyarakat dan lingkungan. Sebagaimana dinyatakan oleh ayat berikutnya, Telah tampak kerusakan di darat seperti paceklik, kekeringan, hilangnya rasa aman, dan di laut seperti kekurangan hasil laut akibat tidak seimbangnya ekologi laut, punahnya flora dan fauna laut, disebabkan karena perbuatan manusia yang durhaka, sehingga Allah merasakan sedikit kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan dosa mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar, mengubah cara hidup, bangkit dari keterlenaan Sikap para penguasa dan thagut serta kaum musyrikin yang tidak mengindahkan aturan dan tatanan Allah yang dibawa dan diajarkan oleh para pembawa keterangan, berdampak buruk terhadap diri mereka sendiri, masyarakat dan lingkungan. Sebagaimana dinyatakan oleh ayat berikutnya, Telah tampak kerusakan di darat seperti paceklik, kekeringan, hilangnya rasa aman, dan di laut seperti kekurangan hasil laut akibat tidak seimbangnya ekologi laut, punahnya flora dan fauna laut, disebabkan karena perbuatan manusia yang durhaka, sehingga Allah merasakan sedikit kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan dosa mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar, mengubah cara hidup, bangkit dari keterlenaan

sekali yang menyadarinya. Bencana alam dan kekurangan merupakan akibat penyimpangan dari jalan lurus yang ditetapkan Allah, ini adalah sunnatullah bagi siapa saja yang melanggar, umat terdahulu, kini, dan yang akan datang. Lihatlah bentangan sejarah manusia ! Ayat ke 42 menegaskan kembali setelah sebelumnya pada awal surah ayat ke 9 mengingatkan akibat buruk dari setiap kedzaliman dan tirani, Katakanlah wahai

Muhammad, kepada siapa saja yang meragukan hakikat dari kebenaran sunnatullah, “ Berjalanlah di muka bumi, kemudian perhatikan bagaimana kesudahan nasib dari orang-orang terdahulu sebelum kalian. Kebanyakan mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah, yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dan merajalela malapetaka serta membawa kepada kehancuran peradaban.

Kekuasaan kaum musyrikin terbang bersama angin, bekas-bekas dari penguasa-penguasa itu adalah saksi sejarah dan akhir dari setiap kemusyrikan dan kedzaliman. Maka oleh karena itu wahai Nabi Muhammad saw., atau siapa saja yang ingin menghindar dari kehancuran, terutama Umat Islam sebagai pewaris kejayaan, hadapkanlah wajahmu serta arahkan semua perhatian, kepada agama yang disyariatkan Allah, agama yang lurus yang mengantar menuju kemuliaan dan kejayaan. Laksanakan secara sempurna tuntunan agama itu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya berupa kematian atau hari kiamat. Pada hari itu mereka terpisah-pisah. Barang siapa yang kafir, maka atas dirinya kekufurannya dia yang menanggung akibat dari kekufurannya, dan barang Kekuasaan kaum musyrikin terbang bersama angin, bekas-bekas dari penguasa-penguasa itu adalah saksi sejarah dan akhir dari setiap kemusyrikan dan kedzaliman. Maka oleh karena itu wahai Nabi Muhammad saw., atau siapa saja yang ingin menghindar dari kehancuran, terutama Umat Islam sebagai pewaris kejayaan, hadapkanlah wajahmu serta arahkan semua perhatian, kepada agama yang disyariatkan Allah, agama yang lurus yang mengantar menuju kemuliaan dan kejayaan. Laksanakan secara sempurna tuntunan agama itu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya berupa kematian atau hari kiamat. Pada hari itu mereka terpisah-pisah. Barang siapa yang kafir, maka atas dirinya kekufurannya dia yang menanggung akibat dari kekufurannya, dan barang

ganjaran. Mereka yang beriman itu membentangkan jalan kemuliaan di dunia dan kebagiaan abadi di akhirat. Hal ini agar terlihat dengan nyata bahwa Allah memberi ganjaran kepada orang-orang yang beriman dan membuktikan kebenaran imannya dengan beramal saleh. Anugerah kemuliaan berupa kejayaan di dunia dan kebahagiaan surga kelak di akhirat bersumber dari karuniaNya, bukan karena iman dan amal saleh mereka. Ini disebabkan karena Allah mencintai orang-orang beriman,

sehingga sejak awal umat beriman ini muncul, Allah telah menjanjikan kejayaan melalui pertolongannya, meski waktu itu umat ini masih sangat sedikit dan lemah. Allah juga akan memberi balasan kehinaan dan kehancuran atas orang-orang kafir, kaum musyrikin, dan para tiran, karena sesungguhnya Dia tidak menyukai orang- orang kafir.

Pengamatan akan sejarah saja tidaklah memadai untuk meraih kejayaan, membangun peradaban, memimpin dunia menuju kearah yang lebih sempurna. Untuk itu alam harus juga dipelajari. Al-Qur’an telah mengundang pembacanya agar belajar navigasi, saat kaum muslimin masih terkungkung dalam lembah Makkah, belum mempunyai kekuatan bahkan belum mempunyai pengakuan atas keberadaannya. Dan diantara tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaanNya adalah bahwa Dia senantiasa mengirimkan aneka angin sebagai pembawa berita gembira tentang bakal turunnya

hujan, sarana mengawinkan tumbuh-tumbuhan, 61 dan untuk merasakan kepada kalian

61 al-Qur’an secara konsis menggunakan kata angin dengan lafadz riyâh yang menunjuk pada angin pembawa rahmat, sedang rîh dalam bentuk tunggal menunjuk pada adzab, kecuali dalam 61 al-Qur’an secara konsis menggunakan kata angin dengan lafadz riyâh yang menunjuk pada angin pembawa rahmat, sedang rîh dalam bentuk tunggal menunjuk pada adzab, kecuali dalam

yakni dengan izinNya melalui hukum-hukum alam yang ditetapkan Allah, dan juga agar supaya kalian dapat mencari karuniaNya dengan berdagang, berjihad menyiarkan agama. Hal ini semua sebagai anugerah dari Allah agar kalian bersyukur dengan mengfungsikan anugerah-anugerah tersebut sesuai dengan proporsinya.