Efek Indonesia. Setelah dilakukan estimasi dengan SPSS hasilnya dapat disajikan pada Tabel 4.5.berikut:
Tabel 4.5. Variables in the Equation
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
Step 1
a
BOPO 1.037
2.195 .223
1 .637
2.819 CER
13.689 9.795
1.953 1
.162 881514.165
OE 1.122
1.009 1.236
1 .266
3.071 ROA
36.353 17.522
4.304 1
.038 6.139E15
BETA .116
.330 .124
1 .725
1.123 Constant
-2.827 2.001
1.995 1
.158 .059
a. Variables entered on step 1: BOPO, CER, OE, ROA, BETA. Sumber: Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Hasil pengujian model regresi logistik dengan variabel dependen return saham bernilai negatif Y=0 dan return saham bernilai positif Y=1, diperoleh
persamaan sebagai berikut: Li = lnPi1-Pi = -2.827+ 1.037X
1
+ 13.689X
2
+ 1.122X
3
+ 36.353X
4
+ 0.116X Persamaan diatas dapat ditafsirkan bahwa seluruh variabel mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan . Jadi apabila BOPO, CER, OE, ROA dan Beta Saham naik maka nilai return saham akan naik, sebaliknya apabila BOPO,
CER, OE, ROA dan Beta turun maka nilai return saham akan turun.
5
4.4.1. Uji Serempak
Untuk menguji pengaruh biaya operasional pendapatan operasional, cost of efficiency ratio dan overhead efficiency, return on asset dan risiko sistematis
secara serempak berpengaruh terhadap return saham perbankan di Bursa Efek Indonesia digunakan statistic G G Test. Dimana , statistic ini berdistribusi Khi
Kuadrat dengan derajat bebas df-1 atau p atau G ~
2 tabel
X
.
Jika G
2 tabel
X ;α =
0.05,: tingkat signifikansi 95, maka H
ditolak jika G
2 tabel
X ; α = 0.05: tingkat
Universitas Sumatera Utara
signifikansi 95 maka H
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak
diterima. Hasil pengujian hipotesis secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square
1 108.978
a
.108 .155
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 data diolah
Hasil pengujian hipotesis secara serempak diperlihatkan pada table 4.6 diperoleh nilai statistic G -2 Log Likelihood sebesar 108.978 dengan
menggunakan tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau alpha α =
0.05 maka dari Tabel distribusi Khi Kuadrat diperoleh nilai
2 tabel
X df = 4 sebesar
9.487. Oleh sebab itu, dengan membandingkan nilai statistik G -2 Log Likelihood dengan nilai
2 tabel
X , maka statistik G atau -2 Log Likelihood
108.978
2 tabel
X 9.487. Keputusannya adalah H
Lebih lanjut, kemampuan variabel biaya operasional pendapatan operasional X1, cost of efficiency ratio X2, overhead efficiency X3 return on
asset X4 dan risiko sistematis X5 menjelaskan pengaruhnya terhadap return saham bank di Bursa efek Indonesia di tunjukkan pada nilai Nagelkerke R Square
yakni sebesar 0.155 atau 15,5. Hal ini berarti bahwa kemampuan variabel independen, yaitu biaya operasional pendapatan operasional X1, cost of
efficiency ratio X2,overhead efficiency X3, risiko sistematis X4 dan return ditolak, dan Ha diterima,
artinya secara serempak variabel biaya operasional pendapatan operasional X1, cost of efficiency ratio X2, overhead efficiency X3, return on asset X4 dan
risiko sistematis X5 berpengaruh signifikan terhadap return saham bank di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
on asset X5 menjelaskan pengaruhnya terhadap return saham bank di Bursa Efek Indonesia sebesar 15,5. Sedangkan 84,5 sisanya merupakan variabel
yang tidak diteliti. Variabel-variabel lain yang tidak diteliti tersebut antara lain adalah suku
bunga, inflasi. Suku bunga merupakan harga atas dana untuk dipinjam Riley and Brown, 1997. Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan
modal sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku pada saat itu. Suku bunga yang rendah akan menyebabkan biaya peminjaman yang lebih rendah.
Suku bunga yang rendah akan merangsang investasi dan aktivitas ekonomi yang akan menyebabkan harga saham meningkat dan berakibat pada peningkatan return
saham. Tandelilin 2001 menyatakan bahwa perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, cateris paribus. Artinya jika suku
bunga meningkat, maka harga saham akan turun dan sebaliknya. Hal ini akan berpengaruh terhadap return saham.
Lebih lanjut, hubungan antara inflasi dan return saham berdasarkan penelitian oleh Widjojo dalam Almilia, 2003 menyatakan bahwa makin tinggi
inflasi akan semakin menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. Turunnya profit perusahaan adalah informasi yang buruk bagi para trader di bursa saham
dan dapat mengakibatkan turunnya harga saham perusahaan tersebut. Penelitian Utami dan Rahayu 2003 membuktikan secara empirik pengaruh inflasi terhadap
harga saham, semakin tinggi inflasi semakin rendah return saham.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2. Uji Parsial