sekunder adalah saham biasa, saham preferen, obligasi, obligasi konversi, waran, bukti right dan reksadana.
2.6. Bursa Efek
Bursa efek adalah perusahaan yang jasa utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder Husnan,
2006. Setelah sekuritas terjual di pasar perdana, sekuritas tersebut kemudian didaftarkan di bursa efek, agar nantinya dapat diperjual-belikan di bursa. Pada
waktu sekuritas tersebut mulai diperdagangkan di bursa, dikatakan sekuritas tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Di Indonesia terdapat dua bursa yaitu
PT Bursa Efek Jakarta PT BEJ dan PT Bursa Efek Surabaya PT BES. Bulan November tahun 2007 Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES
bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.
2.7. Penilaian Harga Saham
Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas asset-asset perusahaan dimana porsinya sesuai dengan besarnya kepemilikan. Dengan memiliki saham
suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban
perusahaan Tandelilin, 2009. Harga sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan
penawaran. Harga suatu saham akan cenderung naik bila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan cenderung turun jika terjadi kelebihan penawaran.
Menurut Kendall dalam Husnan 2006, harga saham tidak bisa diprediksi atau
Universitas Sumatera Utara
mempunyai pola tidak tentu, ia bergerak mengikuti random walk sehingga pemodal harus puas dengan normal return dengan tingkat keuntungan yang
diberikan oleh mekanisme pasar. Jika terjadi perbaikan prestasi kondisi fundamental perusahaan kinerja
keuangan dan operasional perusahaan, biasanya diikuti dengan kenaikan harga saham di lantai bursa. Hal ini disebabkan investor mempunyai ekspektasi yang
lebih besar dalam jangka panjang. Informasi tentang perbaikan atau penurunan prestasi biasanya diketahui setelah laporan keuangan dikeluarkan. Aksi korporasi
seperti pembagian dividen, stock split, right issue dan lain-lain akan mempengaruhi juga pergerakan harga saham. Disamping itu faktor lain yang
mempengaruhi pergerakan harga saham adalah faktor makro ekonomi, politik, keamanan, sentimen pasar, pengaruh pasar saham secara keseluruhan, atau
kejadian lain yang dianggap mempengaruhi kinerja emiten tersebut Wahyudi,2003.
Pergerakan harga saham selalu berubah-ubah, sehingga diperlukan alat analisis untuk membantu para investor dalam menganalisis dan memilih saham
yang akan memberikan return yang tinggi.
2.7.1. Analisis Teknikal
Menurut Husnan 2005:349 “Analisis Teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dan kondisi pasar dengan mengamati perubahan
harga saham tersebut kondisi pasar pada waktu yang lalu”. Sedangkan menurut
Susanto dan Sabardi 2010:2 “Analisis Teknikal adalah suatu metode meramalkan pergerakan harga saham dan meramalkan kecendrungan pasar pada
masa yang akan datang dengan cara mempelajari grafik harga saham, volume
Universitas Sumatera Utara
perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Analisis Teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar daripada apa yang seharusnya
terjadi”. Susanto dan Sabardi 2010 :3 mengungkapkan beberapa kelemahan
analisis teknikal adalah sebagai berikut: a.
Analisis Teknikal menganggap bahwa sifat manusia adalah konstan.
b. Analisis Teknikal memperhatikan tingkat kemungkinan suatu
kejadian akan terjadi, bukan kepastian dari kejadian tersebut. c.
Beberapa analisis teknikal modern berdasarkan pada konsep matematik dan statistik yang cukup kompleks.
d. Untuk keberhasilan analisis teknikal, maka informasi yang dipakai
harus akurat dan tepat waktu.
2.7.2. Analisis Fundamental
Menurut Husnan 2005 :315 “Analisis Fundamental mencoba memperkirakan harga saham pada masa yang akan datang dengan i mengestime
nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham pada masa yang akan datang, dan ii menetapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga
diperoleh taksiran harga saham. Model analisis fundamental sering disebut sebagai share price forecasting model, dan sering digunakan dalam berbagai
pelatihan analisis sekuritas. Rusdin 2008 :139 menyatakan bahwa “analisis fundamental fokus pada
berita dan informasi keuangan, ekonomi, serta perkembangan politik suatu negara dalam mengukur kekuatan permintaan dan penawaran.” Munawir 2007 :274
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa “analisis fundamental adalah pendekatan dasar untuk melakukan analisis dan memilih saham dengan menerapkan share value
forecasting model.” Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat ditarik benang merah bahwa Analisis Fundamental merupakan salah satu cara melakukan
penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan. Dengan demikian,
analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.
2.8. Return Saham
Return saham adalah keuntungan yang dinikmati investor atas investasi saham yang dilakukannya. Return tersebut memiliki dua komponen yaitu current
income dan capital gain Wahyudi, 2003. Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh melalui
pembayaran yang bersifat periodik berupa dividen sebagai hasil kinerja fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang
diterima karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu saham akan positif, bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih
tinggi dari harga belinya. Ada anggapan bahwa dengan menggunakan beragam jenis analisis
teknikal yang dikombinasikan satu sama lain disertai juga dengan analisis fundamental yang paling up to date akan menghasilkan keputusan yang tepat atau
setidaknya mendekati. Namun kenyataannya pergerakan pasar yang selalu dinamis tetap sulit diprediksi secara tepat. Oleh karena itu model-model analisis
Universitas Sumatera Utara
tersebut harus ditempatkan sebagai fungsi alat bantu pengambilan keputusan atau analytical tools Haryanto, 2004.
Menurut Adenso 2007 kinerja suatu saham dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk alat pengukur efisiensi perusahaan. Jika harga saham
merefleksikan seluruh informasi mengenai perusahaan pada masa yang lalu, sekarang dan yang akan datang, maka kenaikan harga saham dapat dianggap
sebagai indikasi perusahaan yang efisien. Return saham yang merupakan perubahan harga saham akan digunakan
sebagai variabel dependen dalam penelitian ini, dihitung dengan cara menjumlahkan perubahan harga suatu saham secara bulanan pada periode
pengamatan. Jogiyanto 2003 membagi konsep return ke dalam dua kelompok yaitu return tunggal dan return portofolio. Return tunggal merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi yang berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi realized return merupakan return yang terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis dan berfungsi sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan. Return historis juga bermanfaat sebagai dasar dalam menentukan
return ekspektasi expected return pada waktu yang akan datang. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor pada
waktu yang akan datang Jogiyanto, 2003. Return realisasi dihitung dengan formula sebagai berikut :
Pti – Pti-1 Rti
= _______________ Pti - 1
Dimana : Rti
: Return Saham Pti
: Harga saham i pada akhir periode
Universitas Sumatera Utara
Pti – 1 : Harga saham i pada awal periode.
Menurut Husnan 2006, terdapat korelasi antara tingkat keuntungan suatu saham dengan perubahan pasar indeks pasar. Kalau perubahan pasar bisa
dinyatakan sebagai tingkat keuntungan indeks pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham Ri bisa dinyatakan sebagai :
Ri = ai + ßi Rm
R
i
ai = Bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi oleh
tingkat keuntungan pasar = Tingkat Keuntungan Saham i
Rm = Tingkat keuntungan indeks pasar ßi
= Parameter yang mengukur perubahan yang diharapkan pada Ri kalau terjadi perubahan pada Rm
ß merupakan parameter untuk mengukur perubahan pada Ri jika terjadi perubahan pada Rm. Jika nilai ß = 1 dapat dikatakan perubahan tingkat keuntungan saham i
paralel dengan perubahan tingkat keuntungan pasar. Sedangkan jika nilai ß 1, perubahan tingkat keuntungan saham i diatas perubahan tingkat keuntungan pasar
atau disebut sebagai excess return saham i, sebaliknya jika nilai ß 1, perubahan tingkat keuntungan pasar diatas tingkat perubahan sekuritas i atau disebut excess
return portofolio pasar.
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Husnan 2006
Gambar 2.1. Hubungan antara tingkat keuntungan sekuritas Ri dengan
Pasar Rm.
Gejala ini dapat diamati jika suatu saat pasar membaik ditandai dengan indeks pasar yang meningkat, maka harga saham-saham individual juga akan
meningkat, sebaliknya jika pasar memburuk indeks pasar menurun harga saham- saham akan turun.
2.9. Tingkat Keuntungan dan Risiko