ROA dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar ROA menunjukkan
kinerja keuangan yang semakin baik. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas
yang dinikmati oleh pemegang saham Husnan, 2005
Jika dikaitkan dengan harga saham, kecendrungan yang terjadi adalah semakin tinggi Return On Asset suatu perusahaan semakin tinggi pula harga
saham perusahaan tersebut, sebab beberapa investor cenderung lebih menyukai laba yang tinggi karena akan mendapatkan dividen yang tinggi pula.
2.12. Risiko Sistematis
Sharpe, Alexander dan Bailey 2006 menyatakan bahwa tingkat keuntungan saham akan dipengaruhi oleh dua karakter dasar, yaitu risiko
sistematis dan likuiditas saham. Risiko Sistematis merupakan risiko yang berasal dari faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan secara langsung, seperti
ketidakpastian kondisi ekonomi gejolak kurs tukar mata uang, tingkat inflasi dan tingkat suku bunga yang tidak menentu dan ketidakpastian politik. Hal ini berarti
kinerja saham suatu badan usaha dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi dalam perekonomian negara dan perubahan pasar. Dengan kata lain tingkat keuntungan
saham dipengaruhi oleh perubahan faktor-faktor di luar kendali manajemen suatu badan usaha, dan setiap saham memiliki kepekaan yang berbeda terhadap kondisi
pasar tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Mengingat bahwa secara rasional investor ingin meminimalkan risiko yang ditanggungnya dalam melakukan investasi risk averse, maka para investor
akan cenderung melakukan diversifikasi melalui pembentukan portofolio dan berarti jenis risiko tersebut menjadi tidak relevan lagi dalam pengukuran risiko
pada investasi surat berharga risiko tidak sistematis. Jadi satu-satunya risiko yang relevan dan mencerminkan risiko dalam investasi surat berharga adalah
risiko yang tidak bisa dieleminasi, yaitu risiko sistematis yang dilambangkan dengan simbol beta ß.
Beta ß merupakan alat pengukur risiko yang bermula dari tingkat keuntungan saham dengan pasar Abdullah, 2005 yang dirumuskan sebagai
berikut :
n = Banyaknya periode pengamatan
X = Tingkat keuntungan rata-rata pasar
Y = Tingkat keuntungan saham i pada periode t
2.13. Kerangka Pemikiran
Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis merupakan salah satu kinerja yang mendasari kinerja sebuah organisasi Haded,
2003. Untuk mengukur efisiensi suatu bank dapat dinilai melalui beberapa rasio efiseinsi bank yaitu Biaya Operasional : Pendapatan Operasional BOPO, Cost
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
=
2 2
X X
n Y
X XY
n
β
Universitas Sumatera Utara
of Efficiency, dan Overhead Efficiency. Dendawijaya 2009, Kasmir 2008, Grier 2007
Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasi Dendawijaya, 2009. Semakin rendah BOPO berarti semakin efisien bank
tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank akan semakin besar.
Cost of Efficiency Ratio CER adalah perbandingan antara total expense dan earning assets, rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi usaha yang
dilakukan oleh bank, Kasmir, 2008. Overhead Efficiency OE merupakan rasio antara Other Operating
Income Pendapatan Operasional Lainnya dengan Overhead CostBiaya Overhead Grier, 2007. Rasio ini menunjukkkan efisiensi bank dalam
menghasilkan pendapatan operasional lainnya dengan sumber daya yang ada. Tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor berkaitan erat dengan
risiko. Risiko secara umum diartikan sebagai kemungkinan adanya dari suatu dana atau modal yang ditanamkan pada suatu investasi, sebagai pengaruh dari
ketidakpastian. Investasi selalu mengandung unsur risiko, karena perolehan yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang. Risiko juga timbul
karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan. Sedangkan risiko terdapat dua komponen besar yaitu risiko non
sistematis dan risiko sistematis. Kedua komponen besar di dalam risiko disebut dengan total risiko yang dapat diukur dengan standar deviasi yang bila
Universitas Sumatera Utara
dikondisikan pada waktu tertentu maka disebut conditional volatility. Tendi, 2005.
Return on Asset ROA merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut Ang 2005 ROA merupakan rasio antara pendapatan bersih sesudah pajak Net Income After Tax-
NIAT terhadap total asset.
Gambar 2.4. Kerangka Pemikiran
2.14. Hipotesis