Pihak-Pihak dalam PKPU Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

telah dimulai dalam rangka pelunasan utang harus ditangguhkan dan semua sita yang telah diletakkan gugur dan dalam hal debitur disandera, debitur harus segera dilepaskan segera setelah diucapkan keputusan PKPU tetap atau setelah keputusan pengesahan perdamaian memperoleh kekuatan hukum tetap. 40 Undang-undang mewajibkan begitu permohonan PKPU sementara diputus oleh pihak Pengadilan Niaga pengurus wajib segera mengumumkan putusan PKPU dalam Berita Negara Republik Indonesia dan dalam satu atau lebih surat kabar harian yang ditunjuk oleh hakim pengawas dan pengumuman itu juga harus memuat undangan untuk hadir pada persidangan yang merupakan rapat permusyawaratan hakim berikut pengumuman tentang tanggal, tempat dan waktu sidang, nama hakim pengawas dan nama serta alamat pengurus dan apabila pada surat permohonan dilampirkan rencana perdamaian, maka hal ini harus disebutkan dalam pengumuman tersebut, dan pengumuman itu harus dilakukan dalam waktu paling lambat 21 hari sebelum tanggal sidang direncanakan. Demikian juga dalam halnya telah disetujuinya PKPU tetap dan pengesahan rencana perdamaian maka keputusan tersebut harus diumumkan dengan cara sebagaimana disebut di atas.

B. Pihak-Pihak dalam PKPU

1. Debitur Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Kepailitan dan PKPU, yang dimaksud dengan debitur adalah orang yang mempunyai hutang karena perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih dimuka 40 Syamsudi Sinaga, Op.Cit., hlm. 270. Universitas Sumatera Utara pengadilan. Dalam PKPU debitur belum atau tidak dinyatakan pailit tetapi oleh Majelis Hakim diberi penundaan kewajiban pembayaran utang dengan putusan. Debitur ini, sejak putusan PKPU diucapkan maka bersama-sama dengan pengurus berhak mengurus harta debitur. 41 Sesuai dengan Pasal 222 UU Kepailitan dan PKPU, debitur yang mempunyai lebih dari satu kreditur dapat mengajukan PKPU bila ia tidak dapat atau memperkirakan tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih. Maksud pengajuan oleh debitur ini ialah untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada kreditur. Debitur yang mengajukan ini dapat berupa debitur perorangan ataupun debitur badan hukum. Pada UU Kepailitan dan PKPU menentukan tidak semua debitur dapat mengajukan sendiri permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang. Ada beberapa pengecualian sehingga permohonan PKPU hanya dapat diajukan oleh pihak yang berwenang yaitu: a. Bank Indonesia jika debiturnya bank; b. Bapepam jika debiturnya perusahaan efek, bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian; c. Menteri Keuangan jika debiturnya perusahaan asuransi, reasuransi, dana pensiun dan BUMN yang bergerak di bidang kepentingan publik; 41 Ibid., hlm. 15 Universitas Sumatera Utara 2. Kreditur Berdasarkan pada ketentuan Pasal 1 angka 2 UU Kepailitan dan PKPU, yang dimaksud dengan kreditur adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau Undang-undang yang dapat ditagih di muka pengadilan. Dalam PKPU terdapat beberapa jenis kreditur yakni: a. Kreditur separatis. Diatur dalam Pasal 56 UU Kepailitan dan PKPU. Yang dimaksud dengan kreditur separatis adalah kreditur yang memiliki jaminan hutang kebendaan hak jaminan, seperti pemegang hak tanggungan, hipotik, gadai, fidusia, dan hak agunan atas kebendaan lainnya. Kreditur ini mempunyai kedudukan yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kreditur lainnya. Kreditur ini dapat mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan. Namun pelaksanaannya harus ditangguhkan terhitung 90 hari sejak tanggal putusan pailit diucapkan. Kreditur separatis dapat mengajukan permohonan pailit tanpa kehilangan hak agunan atas kebendaan yang mereka miliki terhadap harta debitur dan tetap memiliki hak untuk didahulukan dari kreditur yang lain. 42 b. Kreditur preferen. Berdasarkan pada Pasal 1139 dan Pasal 1149 KUH Perdata, yang dimaksud dengan kreditur preferen adalah kreditur yang memiliki hak istimewa atau hak prioritas sesuai dengan yang diatur oleh undang- undang yang bersangkutan. Dalam kepailitan kreditur preferen mendapat 42 Ibid., hal. 16-17. Universitas Sumatera Utara hak untuk didahulukan pembayarannya atas semua harta pailit berdasarkan sifat piutangnya. Pembayarannya diistimewakan atas hasil penjualan barang bergerak maupun barang tetap dari harta debitur pailit. Tagihan yang preferen atas hasil eksekusi benda tertentu milik debitur antara lain: 43 1 ongkos-ongkos pengadilan 2 privelege orang yang menyewakan. 3 privelege si penjual 4 biaya menyelamatkan barang 5 biaya pembuatan upah tukang 6 hak istimewa pemilik rumah penginapan. 7 upah angkutan 8 hak istimewa para tukang batu, tukang kayu dan tukang bangunan, 9 hak istimewa atas penggantian serta pembayaran yang harus dipikul oleh pegawai yang memangku jabatan umum c. Kreditur konkuren. Berdasarkan pada Pasal 1131 jo. Pasal 1132 KUH Perdata. Kreditur golongan ini adalah semua Kreditur yang tidak masuk Kreditur separatis dan tidak termasuk Kreditur preferen. Kreditur konkuren atau disebut juga kreditur bersaing adalah semua kreditur yang memiliki piutang tanpa ikatan tertentu. Dalam kepailitan para kreditur konkuren akan 43 J. Satrio, Hukum Jaminan, Hak-hak Jaminan Kebendaan Bandung : Citra Aditya Bakti, 1993, hlm. 41. Universitas Sumatera Utara memperoleh pembayaran piutangnya menurut perimbangan besar kecilnya piutang sebagaimana diatur dalam Pasal 1132 KUHPdt. Umumnya kreditur konkuren adalah kreditur yang paling rentan mengalami kerugian dalam kepailitan dan harus berusaha keras mendapatkan bagiannya menurut persentase yang ditentukan dalam rapat verifikasi. 44 PKPU pada dasarnya, hanya berlakuditujukan pada para kreditur konkuren saja. Walaupun pada UU Kepailitan dan PKPU pada Pasal 222 ayat 2 tidak disebut lagi perihal kreditur konkuren sepereti halnya ketentuan dalam Pasal 212 Undang-undang No. 4 Tahun 1998 yang secara jelas menyebutkan bahwa debitur yang tidak dapat atau memperkirakan bahwa ia tidak akan dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh tempo dan dapat ditagih, dapat memohon penundaan kewajiban pembayaran utang, dengan maksud pada umumnya untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditur konkuren. 45 a. Tagihan yang dijamin dengan gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya. Namun pada Pasal 244 UU Kepailitan dan PKPU menyatakan bahwa dengan tetap memperhatikan ketentuan Pasal 246, penundaan kewajiban pembayaran utang tidak berlaku terhadap : 44 Ibid. 45 Sri Wijiastuti, Lembaga PKPU Sebagai Sarana Restrukturisasi Utang Bagi Debitor Terhadap Para Kreditor, Tesis: Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro, 2010, hlm. 37 Universitas Sumatera Utara b. Tagihan biaya pemeliharaan, pengawasan atau pendidikan yang sudah harus dibayar dan hakim pengawas harus menentukan jumlah tagihan yang sudah ada dan belum dibayar sebelum penundaan kewajiban pembayaran utang yang bukan merupakan tagihan dengan hak untuk diistimewakan. c. Tagihan yang diistimewakan terhadap benda tertentu milik debitur maupun terhadap seluruh harta debitur yang tidak tercakup pada point b. Walaupun PKPU ini hanya berlaku bagi para kreditur konkuren saja, tapi hasil seluruh kesepakatan mengenai rencana perdamaian tetap berlaku dan mengikat seluruh para kreditur baik kreditur konkuren maupun para kreditur separatis dan dalam pelaksanaan sidang-sidang senantiasa harus mengikut sertakan seluruh para krediturnya. Termasuk hak untuk mengeluarkan suara selama Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU ini berjalan, termasuk pula dalam menanggapi usul-usul rencana perdamaian. 46 Menurut Remy Sjahdeini Kesepakatan mengenai rencana perdamaian hanya mempunyai arti apabila setiap kreditur terikat baik kreditur konkuren maupun kreditur preferen. Apabila tidak setiap kreditur terikat dengan perdamaian yang tercapai, maka kedudukan debitur dan kepentingan para kreditur yang terikat dengan perdamaian tersebut dapat dibahayakan oleh kreditur yang tidak terikat yaitu kreditur preferen. Kreditur yang tidak terikat dengan perdamaian itu dapat mengajukan permohonan pailit. Apabila permohonan pailit ini dikabulkan oleh 46 Sriwijiastuti, Op.,Cit, hlm. 41. Universitas Sumatera Utara pengadilan, maka perdamaian yang telah disepakati antara debitur dan para kreditur konkuren dan sedang berjalan implementasinya akan harus dihentikan. 47 Dalam PKPU dikenal juga adanya panitia kreditur. Panitia Kreditur adalah pihak yang mewakili pihak kreditur sehingga panitia kreditur tentu akan memperjuangkan segala kepentingan hukum dari pihak kreditur. Pengadilan harus mengangkat panitia kreditur apabila: 48 a. Permohonan PKPU meliputi utang yang bersifat rumit atau banyak kreditur; atau b. Pengankatan tersebut dikehendaki oleh Kreditur yang mewakili paling sedikit setengah bagian dari seluruh jumlah tagihan yang diakui. Mekanisme PKPU selain dilakukan oleh debitur, juga dapat dilakukan oleh kreditur yang memperkirakan bahwa Debitur tidak dapat melanjutkan membayar utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon agar kepada Debitur diberi penundaan kewajiban pembayaran utang, untuk memungkinkan Debitur mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran sebagian atau seluruh utang kepada krediturnya. 3. Pengurus dan hakim pengawas Untuk pelaksanaan PKPU, menurut UU Kepailitan dan PKPU perlu ditunjuk hakim pengawas dan pengurus PKPU oleh pengadilan, dimana baik hakim pengawas dan pengurus mempunyai tugas dan fungsimasing-masing untuk melancarkan proses PKPU. Menurut Pasal 225 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU, bersamaan dengan pemberian putusan PKPU Sementara, Pengadilan Niaga harus 47 Sutan Remy Sjahdeini Op.Cit., hlm. 327-328. 48 Sunarmi, Op.Cit., hlm. 208. Universitas Sumatera Utara menunjuk seorang hakim pengawas dari hakim pengadilan serta mengangkat satu atau lebih pengurus yang bersama dengan debitur mengurus harta debitur. Menurut Pasal 240 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU, dengan diangkatnya seorang atau lebih pengurus, maka serta merta kekayaan debitur berada dibawah pengawasan pengurus PKPU. Sejak tanggal dimulainya PKPU Sementara, maka debitur tidak berwenang lagi melakukan tindakan pengurusan atau pengalihan yang menyangkut kekayaannya tanpa persetujuan pengurus PKPU. 49 Berdasarkan Pasal 1 ayat 8 UU Kepailitan dan PKPU yang dimaksud dengan hakim pengawas ialah hakim yang ditunjuk oleh Pengadilan dalam putusan pailit atau putusan penundaan kewajiban pembayaran utang. Tugas dan wewenang hakim pengawas dalam perkara PKPU tidak ditentukan secara tegas sebagaimana perkara kepailitan. Akan tetapi, berdasarkan ketentuan Pasal 225 ayat 4, Pasal 226 ayat 1 dan Pasal 228 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU yang menyatakan sidang selambat-lambatnya pada hari ke-45 yang telah ditetapkan oleh Majelis hakim pemeriksa dan pemutus perkara PKPU dimana didengar keterangan debitur, hakim pengawas dan kreditur yang hadir atau kuasanya maka hakim pengawas melaksanakan tugas dan wewenang secara mutatis mutandis menyesuaikan dengan ketentuan pada perkara kepailitan. Mengenai pengurus akan dibahas lebih jauh dalam poin pembahasan berikutnya. Dalam praktik, hakim pengawas menetapkan hari, tanggal, waktu dan tempat rapat Kreditur yang disampaikan kepada pengurus untuk membicarakan 49 Jono, Hukum Kepailitan Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm. 176. Universitas Sumatera Utara rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitur pemohon PKPU. 50 Rapat kreditur diketuai oleh hakim pengawas dengan dibantu oleh panitera pengganti serta dihadiri oleh pengurus, debitur dan para kreditur. Hakim pengawas meminta keterangan kepada debitur perihal rencana perdamaian yang ditawarkan, yang dilampiri daftar harta debitur dan daftar kreditur yang menyebutkan nama, alamat, jumlah dan sifat piutang dari kreditur. Setelah itu, hakim pengawas meminta keterangan kepada pengurus perihal pencatatan harta debitur. Kemudian berdasarkan keterangan debitur dan pengurus, hakim pengawas meminta pendapat para kreditur apakah dapat menerima atau menyetujui rencana pendamaian yang ditawarkan oleh debitur. Ataukah para kreditur dapat menyetujui pemberian PKPU secara tetap yang dimintakan oleh debitur guna membicarakan rencana perdamaian pada rapat kreditur selanjutnya. Rencana perdamaian yang telah diajukan harus disetujui atau ditolak oleh rapat kreditur melalui pemungutan suara, dan untuk selanjutnya harus disahkan atau ditolak pada sidang pengesahan. Berbeda dengan perdamaian dalam kepailitan, perdamaian dalam PKPU dapat diajukan oleh kreditur selain debitur. Hal ini adalah logis karena tidak mungkin perdamaian dalam kepailitan diajukan oleh kreditur karena kepailitan itu sendiri telah dimohonkan sebelumnya oleh kreditur bersangkutan. Perbedaan nyata lain adalah perdamaian dalam PKPU secara tegas memungkinkan debitur untuk menyelesaikan sebagian dari seluruh utangnya kepada kreditur. 51 4. Tenaga ahli 50 Ibid., hlm. 182. 51 Ibid., hlm. 184. Universitas Sumatera Utara Setelah diterimanya permohonan PKPU oleh Pengadilan Niaga, baik PKPU Sementara maupun PKPU Tetap maka hakim pengawas dapat mengangkat satu atau lebih tenaga ahli. 52 a. akuntan publik untuk mengaudit keuangan perusahaan pihak debitur berikut dengan rincian utang piutang perusahaan tersebut. Pengangkatan tenaga ahli ini, dimungkinakan menurut ketentuan Pasal 238 UU Kepailitan dan PKPU, para tenaga ahli yang ditunjuk dapat berupa : b. Konsultan hukum untuk meneliti perkara, gugatan-gugatan terutama yang sedang berjalan termasuk konsultan hukum perburuhan mengenai kondisi dan hubungan perburuhan di perusahaan tersebut terutama bagi perusaahan yang mempekerjakan banyak buruh c. Notaris untuk meneliti bentuk-bentuk perjanjian yang diperlukan terutama dalam rangka penyusunan rencana perdamaian.

C. Pengangkatan Pengurus dalam PKPU

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

KEDUDUKAN HUKUM NASABAH PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG DINYATAKAN PAILIT DITINJAU DARI UNNANG-UNDANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU) NOMOR 37 TAHUN 2004.

0 2 10

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 3

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 32

BAB II PENGANGKATAN PENGURUS DALAM PKPU A. Prosedur Permohonan PKPU - Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 19

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16