dapat memintakan kepada hakim pengadilan niaga untuk mengakhiri PKPU dan dalam persidangan yang sama perusahaan debitur juga dinyatakan pailit.
C. Hubungan Pengurus dengan Debitur PKPU
Seorang kurator dalam suatu kepailitan menggantikan posisi debitur yang pailit dalam melakukan pengurusan terhadap harta kekayaannya, tetapi seorang
pengurus PKPU tidak menggantikan debitur dalam proses PKPU. Karena pada prinsipnya yang satu tidak dapat bertindak tanpa yang lainnya. Setelah Pengadilan
menetapkan putusan PKPU debitur mendapat pembatasan ruang gerak terhadap keleluasaannya mengurus dan mempergunakan harta kekayaannya, dimana ia
tidak diperkenankan untuk mengelola usahanya tanpa kerjasama dengan pengurus PKPU. Dalam hal ini debitur tidak kehilangan haknya untuk mengurus harta
kekayaannya sebagai akibat dari putusan tersebut, tetapi debitur diberi kewenangan mengurus harta kekayaan perusahaannya bersama-sama dengan
pengurus PKPU.
83
Salah satu faktor yang menjadi penentu keberhasilan pengurus PKPU dalam tugasnya adalah bagaimana pengurus PKPU dapat membina hubungan
kerja dengan debitur. Dalam hal ini maka debitur dapat dibagi menjadi dua yaitu, debitur yang kooperatif dan debitur yang non kooperatif. Seorang debitur yang
tidak kooperatif dapat dinilai apabila mereka menolak baik jika diminta oleh pengurus PKPU ataupun tidak, untuk bekerjasama dalam menjalankan proses
PKPU. Terhadap debitur yang tidak kooperatif, maka pengurus dapat
83
Ibid., hlm 227.
Universitas Sumatera Utara
mengusulkan kepada hakim pengawas untuk mengambil tindakan-tindakan hukum agar debitur tersebut dapat segera mematuhi proses yang sedang
berlangsung. Seorang debitur dapat dikatakan kooperatif apabila ia tidak menolak untuk bekerjasama dalam menjalankan proses PKPU, kerjasama yang dimaksud
antara lain adalah:
84
1. memberikan seluruh data dan informasi sehubungan dengan kekayaan harta perusahaan debitur secara lengkap dan akurat.
2. membuka akses bagi pelakasanaan kewenangan pengawasan harta debitur dan usahanya.
3. tidak menghalangi baik sengaja atau tidak pelaksanaan tugas pengurus PKPU. Menurut Pasal 239 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU, pengurus diwajibkan
untuk setiap 3 bulan sekali melaporkan jalannya perusahaan dan harta debitur. Laporan tersebut harus disediakan dikantor Panitera Pengadilan Niaga agar dapat
diperiksa oleh umum tanpa biaya. Apabila umumpublik menginginkan untuk memperoleh laporan tersebut, hal itu dapat pula diperoleh tanpa dipungut biaya
Pelaporan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 239 ayat 1 UU Kepailitan dan PKPU sifatnya tidaklah terlalu ketat, karena bilamana keadaan memerlukan
perpanjangan waktu masih dapat dibenarkan oleh ketentuan Pasal 239 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU, dimana apabila akibat keadaan keuangan debitur yang
cukup rumit, maka jangka waktu pelaporan ini dapat diperpanjang. Namun hal ini harus diberitahu kepada hakim pengawas terlebih dahulu, yang penting dalam hal
ini mekanisme pengawasan oleh pihak pengadilan tidak terabaikan.
84
Standar profesi kurator dan pengurus Indonesia, Loc.Cit.,
Universitas Sumatera Utara
Debitur dalam PKPU masih bisa melakukan tindakan pengurusan, termasuk melakukan pinjaman-pinjaman terhadap utang-utang yang baru baik
dengan atau tanpa agunan yang tidak terikat dengan agunan utang-utang yang lama, asalkan mendapat persetujuan dari pengurus PKPU. Pengurus PKPU harus
memastikan seluruh tindakan debitur terhadap harta kekayaan perusahaannya diambil atas sepengetahuan dan persetujuan pengurus. Langkah-langkah yang
dapat diambil untuk memastikan seluruh tindakan pengurus perusahaan debitur dilakukan atas sepengetahuan dan persetujuan dari pengurus PKPU adalah
sebagai berikut:
85
1. Dari segi pengeluaran uang perusahaan, hal-hal yang harus dilakukan adalah: a.
Menyetujui seluruh pengeluaran debitur dengan memeriksa dan menyetujui rencana pengeluaran dan memeriksa seluruh pengeluaran
yang dilakukan. Pengurus PKPU dapat menetapkan kebijakan pengeluaran debitur, antara lain dengan menetapkan batasan jumlah
pengeluaran yang dapat dilakukan debitur sendiri sepanjang sesuai dengan rencana pengeluaran atau pengurusan usaha sehari-hari.
b. Mengawasi pelepasan atau pengalihan harta termasuk setiap transaksi
didalamnya. Pengurus PKPU menetapkan kebijkan pelepasan pengalihan harta, antara lain dengan menetapkan batasan harta yang
dapat dialihkan oleh debitur selama dalam pengurusan usaha sehari-hari dan sesuai dengan rencana pengalihan yang telah disetujui oleh pengurus
85
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
PKPU. Seluruh dan setiap palepasan pengalihan lainnya harus disetujui oleh pengurus.
c. Menyetujui seluruh perikatan yang menimbulkan kewajiban terhadap
harta kekayaan perusahaan , termasuk yang menjaminkan harta debitur. 2. Dari segi pemasukan pendapatan perusahaan, hal-hal yang harus dilakukan
adalah:
86
a. Memastikan seluruh pendapatan yang seharusnya atau selayaknya telah
diterima oleh debitur. Pengurus PKPU wajib meminta dan memeriksa daftar piutang dan membandingkannya dengan daftar piutang tertagih
dan rekening koran debitur. b.
Pengurus PKPU harus menolak tindakan-tindakan pengurus perusahaan apabila tindakna tersebut sekiranya dapat mengakibatkan kerugian
terhadap kreditur dan harta debitur. Jika pengurus perusahaan debitur tetap melaksanakan tindakan tersebut, maka pengurus harus
melaporkannya kepada hakim pengawas. c.
Pengurus PKPU wajib melaporkan pada hakim pengawas pengadilan jika mengetahui debitur telah melakukan tindakan tanpa persetujuan dari
pengurus. d.
Untuk memudahkan pelaksanaan tugasnya maka pengurus PKPU dapat menempatkan diri, asisten atau stafnya dikantor atau lokasi usaha debitur.
Menurut Pasal 240 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU, pengurus PKPU berhak untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa
86
Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
harta debitur tidak dirugikan karena tindakan dari debitur. Dengan demikian diharapkan rencana perdamaian yang ditawarkan oleh debitur dapat mewujudkan
harapan kreditur dan agar usaha debitur tetap berjalan untuk dapat meningkatkan nilai harta kekayaan debitur sehinggga hutang-hutangnya kepada para kreditur
dapat dilunaskan.
87
Setelah dimulainya PKPU, maka debitur tidak dapat melakukan segala hal yang berhubungan dengan harta kekayaan perusahaan debitur tanpa
sepengetahuan ataupun persetujuan dari Pengurus PKPU. Oleh sebab itu pengurus PKPU harus dapat memastikan bahwa segala tindakan yang dilakukan oleh
pengurus perusahaan akan menguntungkan perusahaan debitur. Kemudian ayat 4 UU Kepailitan dan PKPU menyebutkan, atas dasar persetujuan yang diberikan
oleh pengurus, debitur dapat melakukan pinjaman dari pihak ketiga sepanjang perolehan pinjaman itu bertujuan untuk meningkatkan harta kekayaan debitur.
Selanjutnya ayat 5 menyebutkan bahkan apabila dalam melakukan pinjaman, perlu diberikan agunan, debitur dapat membebani hartanya dengan gadai fidusia,
hak tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya. Dan ayat 6 menyatakan bahwa pembebanan harta debitur dengan gadai, fidusia, hak
tanggungan, hipotek, atau hak agunan atas kebendaan lainnya hanya dapat dilakukan terhadap bagian harta debitur yang belum dijadikan jaminan utang.
Selanjutnya ayat 3 menentukan bahwa kewajiban debitur yang dilakukan tanpa mendapatkan persetujuan dari pengurus yang timbul setelah
dimulainya PKPU, hanya dapat dibebankan kepada harta debitur sejauh hal itu menguntungkan harta debitur.
87
Rahayu Hartini, Op.Cit., hlm.145.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal pengurus perusahaan ingin melakukan pinjaman kepada pihak ketiga, maka harus sepengetahuan pengurus PKPU. Pinjaman yang dilakukan tersebut
dapat diberikan dengan atau tanpa adanya jaminan. Bila pinjaman tersebut diberikan dengan adanya jaminan maka jaminan tersebut haruslah jaminan yang
belum dijadikan jaminan utang sebelum dimulainnya PKPU.
88
Seorang pengurus tentunya tidak dapat bersikap berat sebelah. Seorang pengurus harus senantiasa berada di tengah-tengah kepentingan antara debitur dan
para kreditur. Disamping itu pengurus harus senantiasa cakap untuk mengetahui secara detail keberadaan perusahaan debitur dan sedapat mungkin kalaupun pihak
debitur bermaksud untuk menyembunyikan hal-hal yang berkaitan dengan asset- asset perusahaan dan keuangan perusahaan tersebut hal ini harus diantisipasi oleh
pengurus.
89
88
Ibid.
89
Standar profesi kurator dan pengurus Indonesia, Loc.Cit.,
Universitas Sumatera Utara
BAB IV TUGAS DAN WEWENANG PENGURUS PKPU DALAM
UNDANG-UNDANG NO. 37 TAHUN 2004
A. Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU