Kesimpulan Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menguraikan pembahasan daripada permasalahan tersebut diatas maka adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik yaitu: 1. Pengangkatan pengurus dilakukan oleh majelis hakim Pengadilan Niaga yang memeriksa dan memutus perkara PKPU dengan putusan dan dalam putusan tersebut diangkat juga hakim pengawas yang mengawasi pelaksanaan tugas pengurus. Pengurus yang diangkat pada umumnya sesuai dengan yang dimohonkan oleh pemohon PKPU, kecuali jika ada benturan kepentingan conflict of interest dengan debitur, maka majelis hakim dapat mengangkat pengurus yang lain. Syarat untuk dapat diangkat menjadi pengurus sama dengan kurator. Pengurus yang diangkat harus terdaftar di Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan independen. Pengangkatan pengurus dalam putusan PKPU diatur dalam Pasal 225 ayat 2 UU Kepailitan dan PKPU 2. Hubungan pengurus PKPU dengan debitur PKPU jika dilihat dari kewenangan masing-masing adalah sangat erat, dimana debitur sebagai pengurus perusahaan tidak dapat bertindak untuk mengurus perusahaan termasuk melakukan pinjaman dengan tujuan menambah harta kekayaan perusahaan kepada pihak ketiga tanpa sepengetahuan atau persetujuan dari pengurus PKPU. Demikian juga halnya dengan pengurus PKPU dalam Universitas Sumatera Utara menjalankan kewenangannya agar dapat berjalan dengan baik dan lancar harus selalu memperhatikan dan menjaga hubungan dengan pengurus perusahaan, dengan cara menjalin komunikasi yang baik, agar tidak terjadi kesalahan informasi. Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya pengurus juga senantiasa harus bersikap independen dalam melihat sisi kepentingan debitur dan para krediturnya. 3. Tugas dan kewenangan pengurus PKPU diatur dalam Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Tugas pengurus adalah mengurus harta debitur PKPU bersama debitur PKPU, menata harta debitur yang dilakukan sejak awal sampai berakhirnya PKPU dengan tujuan untuk meningkatkan nilai harta. Selama berlangsungnya PKPU tanpa persetujuan dari pengurus PKPU debitur tidak dapat melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya. Jika ternyata debitur PKPU melakukan pengurusan tanpa persetujuan pengurus, maka pengurus memiliki kewenangan untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitur tidak dirugikan.

B. Saran

Dokumen yang terkait

Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Harta Warisan Ditinjau Dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

24 183 81

Pelaksanaan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), Ditinjau Dari Undang-Undang Kepailitan

2 59 2

KEDUDUKAN HUKUM NASABAH PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG DINYATAKAN PAILIT DITINJAU DARI UNNANG-UNDANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU) NOMOR 37 TAHUN 2004.

0 2 10

Perlindungan Hukum Terhadap Kurator Dalam Melaksanakan Tugas Mengamankan Harta Pailit Dalam Praktik Berdasarkan Kajian Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

1 3 18

31 UU NO 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 62

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 3

Hak Suara Kreditor Separatis Dalam Proses Pengajuan Upaya Perdamaian Menurut Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 32

BAB II PENGANGKATAN PENGURUS DALAM PKPU A. Prosedur Permohonan PKPU - Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tugas dan Wewenang Pengurus PKPU Berdasarkan Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang

0 0 19

JURNAL ILMIAH RENVOI DALAM KEPAILITAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG

0 0 16