kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya.
21
Dalam proses PKPU tersebut maka dipilihlah pengurus yang berhak untuk melakukan segala sesuatu yang
diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitur tidak dirugikan karena tindakan debitur itu sendiri
F. Metode Penelitian
Kata metode berasal dari kata Yunani methods yang berarti cara atau jalan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja
yaitu cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.
22
Untuk memenuhi kriteria penulisan yang bersifat ilmiah, maka harus didukung dengan metode yang bersifat ilmiah pula, yaitu berpikir yang
obyektif, dan hasilnya harus dapat dibuktikan dan di uji secara benar.
23
Penelitian ilmiah itu sendiri ialah suatu proses penalaran yang mengikuti suatu alur berpikir yang logis dan dengan menggabungkan metode yang juga
ilmiah karena penelitian ilmiah selalu menuntut pengujian dan pembuktian. Penelitian merupakan salah satu cara yang tepat untuk memecahkan masalah.
Selain itu penelitian juga dapat digunakan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran dan dilaksanakan untuk mengumpulkan data guna
memperoleh pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban atas pokok-pokok permasalahan yang dirumuskan dalam Bab I Pendahuluan, sehingga diperlukan
rencana yang sistematis. Metodologi merupakan suatu logika yang menjadi dasar
21
Rahayu Hartini, Op.Cit., hlm. 211.
22
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat Jakarta, PT. Gramedia, 1997, hlm. 6m
23
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
suatu penelitian ilmiah. Oleh karenanya pada saat melakukan penelitian seseorang harus memperhatikan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya.
24
Pada penelitian hukum ini, peneliti menjadikan bidang ilmu hukum sebagai landasan ilmu pengetahuan induknya, oleh karena itu maka penelitian
yang digunakan adalah penelitian hukum. Menurut Soerjono Soekanto yang dimaksud dengan penelitian hukum adalah kegiatan ilmiah yang didasarkan pada
metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau segala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya.
25
1. Spesifikasi penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif disebut juga dengan
penelitian doktrinal doctrinal research yaitu suatu penelitian yang memusatkan pada analisis hukum baik hukum yang tertulis dalam buku law in books maupun
hukum yang diputuskan oleh hakim melalui putusan pengadilan law is decided by the judge through the judicial process.
26
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat individu suatu gejala, keadaan atau kelompok tertentu. Deskriptif
analitis berarti bahwa penelitian ini menggambarkan suatu peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan pelaksanaannya serta menganalisis fakta
secara cermat tentang tugas dan kewenangan pengurus dalam PKPU. Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis, yang
merupakan pendekatan yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah
24
Ronny Hanintijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurumetri Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998, hlm. 9.
25
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum Jakarta: UI-Press, 1986, hlm. 43.
26
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum Jakarta: Gratifi Press, 2006, hlm.118.
Universitas Sumatera Utara
maupun azas dengan tahapan berupa studi kepustakaan dengan pendekatan dari berbagai literatur. Metode penelitian juga menggabungkan dengan studi
kepustakaan libraly research dengan menggunakan media literatur yang ada maupun jurnal ilmiah elektronik lainnya seperti internet dan tinjauan yuridis.
2. Sumber data Sumber data penelitian ini adalah data sekunder, dapat dibedakan menjadi
bahan hukum primer maupun bahan hukum sekunder juga bahan hukum tertier. a.
Bahan hukum primer Bahan hukum primer merupakan suatu bahan hukum yang mempunyai
sifat authoritative yang berarti memiliki otoritas. Bahan hukum ini terdiri dari peraturan perundang-undangan diantaranya adalah, catatan-catatan
resmi maupun risalah dalam pembuatan undang-undang. b.
Bahan hukum sekunder Yaitu berupa bahan hukum yang merupakan publikasi hukum yang bukan
merupakan dokumen-dokumen resmi meliputi buku-buku teks, dan jurnal. Bahan hukum sekunder yang paling utama adalah buku teks karena berisi
mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan pandangan-pandangan para sarjana yang memiliki kualitas keilmuan.
c. Bahan hukum tersier
Bahan hukum penunjang, pada dasarnya mencakup pertama, bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder, yang telah dikenal dengan nama bahan acuan bidang hukum atau bahan rujukan bidang hukum. Contohnya, adalah misalnya,
Universitas Sumatera Utara
abstrak perundang undangan, bibliografi hukum, direktori pengadilan, ensiklopedia hukum, indeks majalah hukum, kamus hukum dan
seterusnya, dan kedua bahan-bahan primer, sekunder dan penunjang tersier di luar bidang hukum, misalnya, yang berasal dari bidang
sosiologi, ekonomi, ilmu politik, filsafat dan lain sebagainya, yang oleh para peneliti hukum dipergunakan untuk melengkapi ataupun menunjang
data penelitiannya. 3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan, yaitu suatu teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data
sekunder melalui pengkajian terhadap peraturan perundang-undangan, literatur, tulisan, maupun putusan pengadilan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Pengumpulan data-data tersebut dilakukan dengan penelitian kepustakaan. 4. Analisa data
Pengolahan, analisis dan konstruksi data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian
konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan Pasal-pasal kedalam kategori- kategori atas pengertian dasar dari system hukum tersebut. Data yang berasal dari
studi kepustakaan kemudian dianalisis berdasarkan metode kualitatif dengan melakukan:
a. Menemukan konsep-konsep yang terkandung dalam bahan-bahan hukum
konseptualisasi yang dilakukan dengan cara melakukan interpretasi terhadap bahan hukum tersebut.
Universitas Sumatera Utara
b. Mengelompokkan konsep-konsep atau peraturan-peraturan yang sejenis,
dalam hal ini ialah yang berhubungan dengan tugas dan kewenangan pengurus PKPU.
c. Menemukan hubungan antara berbagai peraturan atau kategori dan
kemudian diolah. d.
Menjelaskan dan menguraikan hubungan antara berbagai kategori atau peraturan perundang-undangan kemudian dianalisis secara deskriptif
kualitatif sehingga mengungkapkan hasil yang diharapkan serta kesimpulan atas permasalahan.
G. Sistematika Penulisan