Menjadi Pengisi Kekosongan Celah

Kesembilan kebiasaan buruk dalam menyimak yang telah dikemukakan oleh Hermawan 2012: 72-76 tersebut memang bisa saja dilakukan oleh siswa saat pembelajaran menyimak berlangsung. Meskipun demikian, siswa dapat lebih diarahkan oleh guru agar tidak melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk saat melakukan kegiatan menyimak.

2.1.5 Teknik Pembelajaran Menyimak

Iskandarwassid 2011: 284-285 membagi teknik pembelajaran keterampilan menyimak menjadi tiga tingkatan, yaitu sebagai berikut.

1. Tingkat Pemula

Tujuan pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat pemula adalah hanya sebatas dapat memahami tuturan pernyataan dan masih pada taraf yang singkat sederhana, sehingga pada tingkat pemula ini teknik pembelajaran keterampilan menyimak dapat dilakukan dengan teknik demonstrasi, dikte, permaianan kartu kata, wawancara, permainan memori, biografi, manajemen kelas, kisah diri, dan permaian telepon.

2. Tingkat Menengah

Tujuan pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat menengah adalah dapat memahami percakapan dan pernyataan sederhana yang berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Jadi, teknik yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah demonstrasi, imajinasi musik, biografi, peta drama pendek, wawancara, permaianan kartu kata, kisah diri, permainan telepon, percakapan satu pihak monolog, dikte, pesan tercatat, dan pidato pendek.

3. Tingkat Lanjut

Tujuan pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat lanjut adalah dapat memahami percakapan dan berbagai jenis tuturan yang berbentuk narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi dengan tingkat pemahaman yang lebih tinggi. Oleh karena itu, teknik keterampilan menyimak pada tingkat lanjut dapat dilakukan dengan teknik demonstrasi, biografi, kisah diri, peta drama, wawancara, percakapan satu pihak, alternatif, dikte, permainan kartu kata, pesan tercatat, peta cerita, talk show, pidato, melengkapi cerita, dan testimoni. Dari ketiga teknik pembelajaran keterampilan menyimak yang telah dikemukakan oleh Iskandarwassid 2011: 284-285 tersebut, pembelajaran pada tingkat SMP masih tergolong pada tingkat pemula, sehingga guru harus dapat memberikan materi tentang konsep-konsep dasar menyimak dan mengarahkan kepada para siswa tersebut bagaimana menjadi penyimak yang baik.

2.2 Wawancara

Sebagian besar orang tidak benar-benar memahami apa yang dimaksud wawancara. Kebanyakan orang menganggap bahwa wawancara adalah seperti pada saat wawancara panggilan kerja, wawancara seleksi masuk perguruan tinggi, dan wawancara tokoh yang sering dilihat di televisi maupun di internet. Padahal, proses wawancara sering dilakukan oleh banyak orang setiap harinya tanpa mereka sadari.