kemampuan menyimak siswa. Oleh karena itu, pada saat pembelajaran guru juga harus memperhatikan faktor-faktor tersebut sehingga siswa dapat memperoleh
hasih menyimak yang maksimal.
2.1.4 Kebiasaan Buruk dalam Menyimak
Walaupun tidak mungkin atau tidak perlu untuk menyimak secara efektif setiap saat, namun banyak orang yang memiliki satu atau lebih kebiasaan buruk yang
membuat mereka kurang dapat memahami pesan-pesan penting secara benar. Hermawan 2012: 72-76 menyebutkan sembilan kebiasaan buruk dalam
menyimak sebagai berikut.
1. Menyimak Semu
Menyimak semu atau berpura-pura menyimak pseudolistening merupakan perilaku yang hanya mementingkan penampilan luar. Para pseudolistening yang
terampil akan berpenampilan seolah-olah memberikan perhatian kepada pembicara. Sering kali para pseudolistening mengabaikan pembicara, sebab
baginya sesuatu yang dipikrkannya lebih penting daripada komentar-komentar pembicara. Mereka sering merasa bosan dengan isi pembicaraan dan berpikir
bahwa mereka telah mendengar yang dikatakan sebelumnya atau beralasan bahwa materi pembicaraan nanti dapat dilihat dalam buku teks, sehingga mereka
mengabaikan setiap kata-kata pembicara. Adapun alasannya, kenyatannya berpura-pura menyimak benar-benar merupakan sebuah bentuk komunikasi semu
atau palsu Hermawan, 2012: 72.
2. Keinginan Menjadi Pusat Perhatian
Umumnya manusia ingin diakui dan diperhatikan. Oleh sebab itu, tidak sedikit dari mereka yang hanya tertarik untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya
sendiri dan tidak peduli mengenai yang dikatakan orang lain. Dengan cara seperti ini mereka dapat mendominasi orang lain dengan pembicaraannya dan berharap
mendapatkan perhatian atau pengakuan orang lain Hermawan, 2012: 73.
3. Menyimak Secara Selektif
Selektivitas memang menjadi salah satu karakteristik manusia, karena tidak mungkin seseorang menerima berbagai stimulus sekaligus. Oleh sebab itu,
selektivitas juga dapat memengaruhi proses penyimakan. Umumnya proses seleksi ini tidak diikuti oleh sikap objektif dan keterbukaan pikiran, sehingga
menyimak orang hanya menanggapi bagian-bagian tertentu dari komentar pembicara yang menarik minatnya dan menolak sebagian lainnya Hermawan,
2012: 73.
4. Menjadi Pengisi Kekosongan Celah
Orang-orang yang mengisi kekosongan atau kesenjangan, berpikir bahwa sesuatu yang diingatnya itu merupakan keseluruhan cerita, pembicaraan atau informasi.
Tidak jarang kita tidak bisa mengingat sesuatu secara keseluruhan, tetapi hanya setengahnya atau kurang dari setengahnya. Kemudian kita menambahkan kepada
bagian yang tidak kita ingat itu informasi versi sendiri, sehingga ketika kita mengatakannya secara utuh keseluruhan tentu saja pengisian kesenjangan sama
bahayanya dengan menyimak secara selektif, sebab pesan-pesan yang