b =
[I] �I.√t�−N�I
2
√t� N[I
2
] −[I][I]
dimana [ ]
= jumlah angka-angka dalam tiap suku N
= banyaknya data
2.5.4 Mononobe
Apabila data hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada hanya data hujan harian, maka intensitas hujan dihitung dengan rumus:
I =
R
24
24
�
24 t
�
2 3
dimana : I
= intensitas hujan mmjam t
= lamanya hujan jam R
24
= curah hujan maksimum harian selama 24 jam mm
2.6 Debit Banjir Rencana
Metode yang biasa digunakan untuk menghitung debit banjir rencana umumnya sebagai berikut :
2.6.1 Rumus Rasional
Ada banyak rumus rasional yang dibuat secara empiris yang dapat menjelaskan hubungan antara hujan dengan limpasannya, diantaranya adalah:
Q = 0,278.C.Cs.I.A di mana:
Q = Debit m
3
det C
= Koefisien aliran
Universitas Sumatera Utara
Cs = Koefisien Tampungan
I = Intensitas hujan selama waktu konsentrasi mmjam
A = Luas daerah aliran km²
Di wilayah perkotaan, luas daerah pengeringan pada umumnya terdiri dari beberapa daerah yang mempunyai karakteristik permukaan tanah yang berbeda subarea
sehingga koefisien pengaliran untuk masing-masing subarea nilainya berbeda dan untuk menentukan koefisien pengaliran pada wilayah tersebut dilakukan penggabungan dari
masing-masing sub area.Variabel luas sub area dinyatakan dengan Aj dan koefisien pengaliran dari tiap sub area dinyatakan dengan Cj maka untuk menentukan debit
digunakan rumus sebagai berikut: Q = I
∑ =
m 1
j A
C j
j
di mana: Q
= Debit m
3
det Cj
= Koefisien sub area I
= intensitas hujan selama waktu konsentrasi mmjam Aj
= luas daerah aliran km² Rumus rasional lainnya yang menggambarkan hubungan antara hujan dan limpasannya
yang dipengaruhi oleh penyebaran hujan sebagai berikut: Q = C.β.I.A
di mana: Q
= Debit m
3
det C
= Koefisien sub area β
= Koefisien penyebaran hujan
Universitas Sumatera Utara
I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi mmjam
A = luas daerah aliran km²
Koefisien penyebaran hujan β merupakan nilai yang digunakan untuk mengoreksi pengaruh penyebaran hujan yang tidak merata pada suatu daerah pengaliran.Nulai
besaran ini tergantung dari kondisi luas daerah pengaliran. Untuk daerah pengaliran yang relative kecil biasanya kejadian hujan diasumsikan merata sehingga nilai koefisien
penye baran hujan β = 1. Koefisien penyebaran hujan β diperlihatkan pada tabel
berikut.
Tabel 2.8 Koefisien Penyebaran Hujan
Luas Daerah Pengaliran km
2
Koefisien Penyebaran Hujan a
0-4 1
b 5
0,995 c
10 0,980
d 15
0,955 e
20 0,920
f 25
0,875 g
30 0,820
h 50
0,500
Sumber : Wesli, Drainase Perkotaan
Universitas Sumatera Utara
Dari rumus rasional, dapat diketahui besarnya debit sangat dipengaruhi oleh intensitas hujan dan luas daerah hujan. Karena luas daerah hujan adalah tetap, dan intensitas hujan
dapat berubah-ubah, maka dapat dikatakan bahwa besarnya debit berbanding lurus dengan intensitas hujan. Semakin besar intensitas hujan, akan semakin besar pula debit
air yang dihasilkan.
2.6.2 Debit Air Pembuangan Air Kotor