Analisis Hujan 1. Hujan Kawasan Daerah Tangkapan Air = DTA

hidrologi yang terpenting adalah aliran permukaan.Oleh karena itu, komponen inilah yang ditangani secara baik untuk menghindari berbagai bencana, khususnya banjir. 2.4.2. Analisis Hujan 2.4.2.1. Hujan Kawasan Daerah Tangkapan Air = DTA Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang terjadi hanya pada satu titik atau tempat saja point rainfall.Mengingat hujan sangat bervariasi terhadap tempat space, maka unutk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan wilayah tersebut.Dalam hal ini diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan beberapa stasiun penakar hujan yang ada di dalam danatau di sekitar kawasan tertentu. Ada tiga macam cara yang umum dipakai dalam menghitung hujan rata-rata kawasan : 1 rata-rata aljabar 2 poligon Thiessen, dan 3 ishohyet. 1 Cara Rata-rata Aljabar Aritmethic Mean Method Merupakan metode yang paling sederhana dalam perhitungan hujan kawasan.Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa semua penakar hujan mempunyai pengaruh yang setara.Cara ini cocok untuk kawasan dengan topografi rata atau datar, alat penakar tersebar merata atau hampir merata, dan harga individual curah hujan tidak terlalu jauh dari harga rata-ratanya. Hujan kawasan diperoleh dari persamaan: P = �1+�2+�3+⋯+�� � = ∑ �� � �=1 � di mana P 1 , P 2 ,…,P n adalah curah hujan yang tercatat di pos penakar hujan 1, 2,…, n adalah banyaknya pos penakar hujan. Universitas Sumatera Utara 2 Cara Poligon Thiessen Metode perhitungan ini berdasarkan rata-rata timbang weightedaverage dan memberikan proporsi luasan daerah pengaruh stasiun hujan untukmengakomodasi ketidakseragaman jarak.Daerah pengaruh dibentuk denganmenggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap garis penghubungantara dua stasiun hujan terdekat.Metode ini didasarkan pada asumsi bahwavariasi hujan antara stasiun hujan yang satu dengan lainnya adalah linear dan bahwa sembarang pos dianggap dapat mewakili kawasan terdekat. Prosedur penerapan metode ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut: 1. Lokasi pos penakar hujan diplot pada peta DAS. Antar pos dibuat garis lurus penghubung. 2. Tarik garis tegak lurus di tengah-tengah tiap garis penghubung sedemikian rupa, sehingga membentuk polygon Thiessen. Semua titik dalam satu polygon akan mempunyai jarak terdekat dengan pos penakar yang ada di dalamnya dibandingkan dengan jarak terhadap pos lainnya. Selanjutnya, curah hujan pada pos tersebut dianggap representasi hujan pada kawasan dalam polygon yang bersangkutan. Gambar 2.9 Metode Poligon Thiessen Universitas Sumatera Utara 3. Luas areal pada tiap-tiap polygon dapat diukur dengan planimeter dan luas total DAS, A dapat diketahui dengan menjumlahkan semua luasan polygon. 4. Hujan rata-rata DAS dapat dihitung dengan persamaan berikut : P = �1�1+�2�2+⋯+���� �1+�2+⋯+�� = ∑ ���� � �=1 ∑ �� � �=1 3 Metode Ishoyet Metode ini merupakan metode yang paling akurat untuk menentukan hujan rata- rata, namun diperlukan keahlian dan pengalaman.Cara ini memperhitungkan secara actual pengaruh tiap-tiap pos penakar hujan. Dengan kata lain, asumsi metode Thiessen yang secara membabi buta menganggap tiap pos penakar mencatat kedalaman yang sama untuk daerah sekitarnya dapat dikoreksi. Metode Ishoyet terdiri dari beberapa langkah sebagai berikut : • Plot data kedalaman air hujan untuk tiap pos penakar hujan pada peta • Gambar kontur kedalaman air hujan dengan menghubungkan titik titik yang mempunyai kedalaman air yang sama. Interval ishoyet yang umum dipakai adalah 10 mm. • Hitung luas area antara dua garis ishoyet dengan menggunakan planimeter. Kalikan masing-masing luas areal dengan rata-rata hujan antara dua ishoyet yang berdekatan. Hitung hujan rata-rata DAS dengan persamaan berikut: P = �1 � �1+�2 2 �+�2 � �1+�2 2 �+⋯ + ��−1 � �1+�2 2 � �1+�2+⋯….+��−1 atau Universitas Sumatera Utara P = ∑��� �1+�2 2 �� ∑ � Metode Ishoyet cocok untuk daerah berbukit dan tidak teratur dengan luas lebih dari 5.000 km 2 . 2.4.2.2.Cara Memilih Metode Pemilihan metode mana yang cocok dipakai pada suatu DAS dapat ditentukan dengan mempertimbangkan tiga faktor berikut: 1. Jaring-jaring pos penakar hujan dalam DAS 2. Luas DAS 3. Topografi DAS

2.4.3. Analisis Frekuensi dan Probabilitas