Kawasan Lindung Sempadan Pantai dan Sungai
limbah padat di bangun incenerator, sehingga semua limbah padat dapat dimusnahkan disini.
Kelemahan dan keberhasilan pengelolaan limbah seperti yang dikemukakan di atas dapat dikaji sebagai berikut :
• Penyelesaian akhir sampah atau limbah padat kota di TPA. Keberhasilan cara ini adalah semua dapat dibakar habis. Kelemahannya menimbulkan
masalah lingkungan baru yaitu pencemaran bau dan gas beracun asap yang akan sangat mengganggu kesehatan masyarakat. Oleh karena itu cara
ini akhirnya sudah dihentikan oleh karena berbahaya bagi kesehatan masyarakat yang bermukim sekitar TPA tersebut.
• Penyelesaian akhir sampah atau limbah padat kota di IPST. Keberhasilan cara ini adalah ketika semua limbah diselesaikan setelah dipisahkan.
Kelemahan cara ini adalah instalasi ini hanya bisa melayani produksi sampah atau limbah dari pusat kota Ambon saja, sedangkan luas wilayah
kota Ambon masih banyak yang tidak dapat terlayani sampahnya. Selain itu ada juga keberatan masyarakat sekitar instalasi ini oleh karena
banyaknya lalat yang bertebaran di sekitar pemukiman. • Penyelesaian akhir sampah atau limbah padat dan cair di rumah sakit.
Keberhasilan cara ini adalah ketika semua limbah dapat diselesaikan. Kelemahan cara ini adalah adanya dampak lain yang mungkin ditimbulkan
akibat beroperasinya fasilitas pengolahan seperti ini. Misalnya, tidak ada pemisahkan jenis limbah yang dibakar, pencemaran udara berupa gas
beracun dari asap yang dihasilkan incenerator tersebut dan hal ini akan berbahaya bagi kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut.
Berdasarkan contoh penanganan limbah yang sudah dilakukan selama ini oleh pemerintah kota, jelas masih sangat terbatas untuk menjangkau atau
mengatasi keseluruhan permasalahan lingkungan di kota Ambon. Kebijakan penanganan masalah lingkungan secara spesifik belum terlihat pada keseluruhan
rencana tata ruang, hanya sepintas dikemukakan pada rencana pengelolaan kawasan terumbu karang. Selain itu kesadaran untuk membangun instalasi
pengolahan limbah baik padat maupun cair oleh pihak pengemban perumahan di
setiap pemukiman yang dibangun hanya sebatas pembuatan saluran pembuangan dan tempat sampah atau TPS.
Namun niat baik pemerintah kota Ambon di dalam mengatasi permasalahan persampahan dapat dilihat pada Rancangan Peraturan Daerah
RTRW pasal 30 dan 32 dapat dilihat sebagai berikut : • Pasal 30
1 Rencana sistem jaringan persampahan direncanakan meliputi sistem pengelolaan sampah.
2 Progam pengembangan sistem pengelolaan sampah diarahkan untuk: a. pengembangan Fasilitas Pengelolaan Sampah FPSTPA dan Stasion
Peralihan Antara SPA di setiap kecamatan sesuai hasil studi kelayakan yang akan diadakan;
b. pengembangan pengelolaan sampah dengan konsep pemilahan, penggunaan kembalidaur ulang, dengan penekanan pada program
pengomposan, dan waste to energy; c. pengembangan sistem pengumpulan sampah di pasar, pusat perdagangan,
jasa dan industri, pemukiman, dan jalur jalan protokol; d. peningkatan kemampuan manajemen pengangkutan dan pemindahan
sampah; dan e. pengadaan danatau penyesuaian perundang-undangan tentang Pedoman
Pengelolaan Persampahan Untuk Wilayah Kota Ambon. • Pasal 32
1 Program pengembangan sistem jaringan limbah cair, limbah udara, limbah B3, dan limbah domestik diarahkan untuk:
a. pengembangan instalasi pengolahan air limbah untuk kawasan industri, rumah sakit, hotel dan restoran;
b. pemisahan saluran air limbah dengan drainase; c. penentuan baku mutu effluent untuk air limbah industri, rumah sakit dan
hotel dan restoran; d. pengadaan fasilitas pengukuran kualitas udara;
e. penentuan baku mutu gas buangan kendaraan dan pabrik;
f. pengembangan fasilitas pengolahan limbah B3 disesuaikan dengan studi kelayakan yang diadakan sebelumnya; dan
g. pengadaan danatau penyesuaian perundang-undangan tentang Pedoman Pengelolaan limbah cair, limbah udara, dan limbah B3 untuk wilayah Kota
Ambon. 2 Program pengembangan sistem pengelolaan limbah domestik diarahkan
untuk: a. Pengembangan mandi cuci kakus MCK umum dengan communal septic
tank di kawasan padat penduduk b. Pengembangan sistem pengelolaan limbah cair domestik dan non-
domestik secara off site dan on site c. Pengadaan danatau penyesuaian perundang-undangan tentang pedoman
pengelolaan limbah domestik untuk wilayah Kota Ambon.
Penyediaan sarana dan prasarana penyelesaian sampah padat maupun cair kota bukanlah merupakan langkah terakhir dalam pengendalian pencemaran
lingkungan. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang dapat menilai apakah kepatuhan terhadap hukum dan peraturan mengenai baku mutu air limbah dan
lingkungan sudah di taati atau belum, serta bagaimana dengan mekanisme kerja dari sistem pengolahan limbah yang telah ada selama ini apakah sudah memenuhi
standart kualitas lingkungan? Dengan demikian perlu menerapkan sistem monitoring dan evaluasi kualitas lingkungan secara periodik. Selama ini bentuk
pengendalian pencemaran hanya sampai pada penyelesaian limbah tanpa evaluasi apakah teknologi penyelesaian limbahnya sudah tepat atau masih kurang.