tanah longsor, erosi dan sedimentasi disepanjang perairan pantai hingga pencemaran lingkungan yang cukup parah menjadi fenomena yang tidak asing
lagi di negara ini. Sampah dan limbah buangan baik domestik maupun industri sudah sangat sulit dikendalikan. Kualitas air di bagian hilir DAS juga sudah
bergeser dari nilai-nilai alami akibat masukan bahan-bahan buangan tersebut terus menerus.
5.1.2 Karakteristik Sungai
Sungai mempunyai fungsi mengumpulkan curah hujan dalam suatu daerah tertentu dan mengalirkannya ke laut. Daerah pengaliran sebuah sungai
adalah tempat presipitasi itu mengkonsentrasi ke sungai. Daerah pengaliran, topografi, tumbuh-tumbuhan dan geologi mempunyai pengaruh terhadap debit
banjir, corak banjir, debit pengaliran dasar, dan seterusnya Sosrodarsono dan Takeda 2003.
Diketahui bahwa air merupakan bagian penting dari sumber daya alam yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan dengan sumber daya lainnya.
Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya
sepanjang tahun. Air secara alami mengalir dari hulu ke hilir, dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Air mengalir di atas permukaan tanah
namun air juga mengalir di dalam tanah. Aliran air sangat tergantung oleh kondisi tata guna lahan di permukaan bumi Kodoatie dan Sjarief 2005.
Bila tidak ada daerah yang bisa menyerap dan daerah yang bisa menahan laju aliran maka pada waktu musim penghujan air akan mengalir langsung ke laut.
Sebaliknya bila musim kemarau debit air menjadi kecil sehingga beberapa wilayah terjadi kekeringan. Biasanya pada kedua musim ini terjadi perbedaan
debit yang sangat besar untuk beberapa sungai. Berdasarkan Tabel 21, terlihat bahwa debit aliran sungai Waetonahitu
Passo merupakan yang tertinggi di semua musim kecuali pada musim barat Januari menempati urutan kedua setelah sungai Air Besar Halong. Akan tetapi
secara keseluruhan rata-rata debit aliran sungai Waetonahitu merupakan yang
tertinggi, diikuti sungai Waeheru, Waerekan dan terakhir sungai Air Besar Halong.
Kondisi debit aliran sungai-sungai ini tentunya tergantung pada karakteristik masing-masing sungai yang digambarkan pada Lampiran 3. Secara
keseluruhan baik lebar, kedalaman segmen maupun luas penampang sungai memperlihatkan bahwa sungai Waetonahitu merupakan sungai yang dominan
diantara sungai-sungai lainnya, sehingga tidak mengherankan jika debit aliran yang dihasilkan sungai ini juga tinggi.
Tabel 21 Debit aliran sungai pada tiap musim
Debit m3det Nama Sungai
M.Timur M.Panca.II M.Barat M.Panca.I Jumlah Rerata
S.Air Bsr Halong 0,183
0,129 0,079
0,045 0,437
0,109 S.Waerekan
0,504 0,087
0,068 0,253
0,912 0,228
S.Waetonahitu 1,247
0,327 0,072
5,900 7,546
1,886 S.Waeheru
0,349 0,191
0,070 0,366
0,975 0,244
Keterangan : nilai tertinggi hasil penelitian ini
Hal ini diperkuat dengan menyimak informasi karakteristik sungai seperti lebar sungai terbesar diperoleh pada musim timur yaitu pada sungai Waetonahitu
27,500 m, kedalaman segmen terdalam diperoleh pada musim barat juga pada sungai Waetonahitu 0,976 m, dan luas penampang terbesar diperoleh pada
musim barat 23,424 m
2
juga ditemukan pada sungai Waetonahitu. Dengan demikian jika sungai berfungsi mengumpulkan curah hujan maka karakteristik
sungai serta debit aliran sungai semestinya akan tergantung pada curah hujan masing-masing musim tersebut. Sosrodarsono dan Takeda 2003 mengemukakan
bahwa sumber air sungai adalah curah hujan atau salju yang mencair. Biasanya air itu mencapai sungai melalui tiga jalan sebagai berikut: 1 curah hujan di saluran
channel precipitation adalah curah hujan yang jatuh langsung pada permukaan air di sungai utama dan anak-anak sungainya yang umumnya termasuk dalam
limpasan permukaan; 2 limpasan permukaan adalah air yang mencapai sungai tanpa mencapai permukaan air tanah, yakni curah hujan yang dikurangi sebagian
dari besarnya infiltrasi, besarnya air yang tertahan dan besarnya genangan. Limpasan permukaan ini merupakan bagian yang penting dari puncak banjir.
Bagian terbesar dari curah hujan lebih, mengalir selama periode hujan dan sebagian sesudah periode hujan; dan 3 aliran air tanah adalah air yang
menginfiltrasi ke dalam tanah, mencapai permukaan air tanah dan bergerak menuju sungai dalam beberapa hari, beberapa minggu atau lebih.
Jumlah curah hujan masing-masing bulan musim pengambilan sampel terlihat pada Tabel 22, dimana musim barat Januari memberikan kontribusi
curah hujan yang tertinggi 140,6 mm, akan tetapi ternyata debit aliran di empat sungai yang ada pada musim barat ternyata malah yang terkecil dari musim-
musim yang lain. Demikian juga tergambar pada rata-rata kecepatan aliran yang cenderung kecil untuk semua musim dan sungai. Hal ini kemungkinan
berhubungan dengan diameter, besarnya serta lama waktu hujan. Selain itu dikatakan bahwa aliran air tanah merupakan dasar hidrograf, maka aliran ini
disebut juga debit aliran dasar yang hanya berubah sedikit selama musim kering dan basah sepanjang tahun.
Tabel 22 Jumlah curah hujan tiap musim selama penelitian
Musim Jumlah CH
mm M.timur Agustus,06
71,4 M.pancaroba II Oktober,06
6,6 M.barat Januari,07
140,6 M.pancaroba I Maret,07
77,2 Total
295,8
5.2 Kualitas Kimia Sungai
5.2.1 pH
Perairan alami yang tidak tercemar menunjukkan kisaran pH dari 3,0– 11 atau bahkan lebih; pH diantara 5,0–9,0 umumnya mendukung keanekaragaman
spesies dan kisaran ini betul-betul dipertimbangkan untuk diterima Alabaster dan Lloyd 1980, diacu dalam Abel 1989. pH merupakan parameter determinasi
penting di dalam pola distribusi spesies akuatik, yang dapat dilihat pada penelitian tentang komunitas invertebrata pada perairan sungai yang tidak tercemar
Sutcliffe dan Carrick 1973; Sutcliffe 1983; Haines 1981, diacu dalam Abel 1989. Umumnya pola penurunan keanekaragaman spesies bersamaan dengan