Gambar 76 Grafik pendugaan beban pencemaran dan kapasitas asimilasi di TAD dengan indikator PO
4
pada musim pancaroba I
6.2.3 Biochemical Oxygen Demand BOD
Selanjutnya, hasil analisis beban pencemaran bahan organik dengan indikator BOD tiap musim, sebagai berikut musim timur bervariasi dari 15,112 –
98,698 tontahun, musim pancaroba I bervariasi dari 7,876–25,448 tontahun, musim barat bervariasi dari 5,762–283,216 tontahun dan musim pancaroba II
bervariasi dari 3,414-136,570 tontahun Tabel 33 ; Lampiran 10 11. Beban pencemaran tertinggi ditemukan pada musim barat berkisar antara 3,903–283,216
tontahun. Variasi beban pencemaran tiap musim kelihatannya sangat bervariasi, yang menarik disini adalah ternyata sumbangan dari sungai Waetonahitu Passo
tetap merupakan yang tertinggi beban pencemaran BOD-nya untuk semua musim. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa beban pencemaran bergantung pada
faktor fisik-kimia seperti debit sungai serta konsentrasi limbah di laut, demikian juga hubungan yang terbentuk.
Tabel 33 Beban pencemaran BL indikator BOD dari sungai-sungai
Sungai Beban Pencemaran indikator BOD tonthn
M.Timur Agustus 2006
M.Pancaroba II Oktober 2006
M.Barat Januari 2007
M.Pancaroba I Maret 2007
S. Air Bsr. Halong 15,112
7,876 5,762
3,414 S.Waerekan
52,357 7,139
3,903 15,782
S.Waetonahitu 98,698
25,448 283,216
136,570 S.Waeheru
26,046 11,174
7,861 8,968
Rata-rata 48,053
12,909 75,185
41,184
Keterangan : hasil perhitungan BL tiap sungai
Debit aliran sungai Waetonahitu hasil pengukuran pada tiap musim serta luas daerah aliran sungai merupakan yang tertinggi, sehingga lebih berpotensi
dalam menyumbangkan beban pencemaran yang masuk ke perairan. Analisis hubungan antara beban pencemaran bahan organik dengan besarnya konsentrasi
limbah indikator BOD, untuk semua musim menunjukkan adanya hubungan dua variabel ini. Akan tetapi hubungan yang lebih signifikan hanya ditemukan pada
musim barat dan pancaroba I. Signifikansi kedua musim tersebut dijelaskan dengan persamaan Y=0.002X+1.7522 dengan R
2
=0.8215 dan Y=0.0294X+0.8197 dengan R
2
=0.8545 Gambar 77a, 77b Lampiran 12.
Gambar 77a Grafik pendugaan beban pencemaran dan kapasitas asimilasi di TAD dengan indikator BOD pada musim barat
Gambar 77b Grafik pendugaan beban pencemaran dan kapasitas asimilasi di TAD dengan indikator BOD pada musim pancaroba I
Hasil ini menjelaskan kebenaran asumsi bahwa besarnya akumulasi limbah di laut merupakan kontribusi beban pencemaran dari sungai-sungai yang
bermuara di perairan laut. Akan tetapi bila analisis dilanjutkan dengan grafik pendugaan beban pencemaran dengan kapasitas asimilasi ternyata dari indikator
BOD, perairan TAD belum tercemar karena masih berada dibawah baku mutu. Setelah pendekatan analisis dengan parameter nitrat dan fosfat ternyata telah
terjadi pencemaran bahan organik di perairan TAD, akan tetapi setelah dianalisis dengan pendekatan BOD ternyata belum tercemar. Diketahui bahwa masuknya
berbagai material ke dalam suatu perairan ada yang langsung dapat larut dalam air, jenis ini mungkin akan mudah terdeteksi dalam pengukuran konsentrasi dalam
air. Sebaliknya jenis yang dapat larut dalam lemak, cenderung akan terlihat jika menganalisis materi atau media yang mengandung lemak, misalnya pada jaringan
tubuh hewan dan tumbuhan. Selain itu kondisi seperti ini mungkin juga dapat terjadi bila bahan organik yang masuk selama ini ke perairan TAD telah
terakumulasi dalam sedimen dasar perairan, sehingga sulit terdeteksi dalam kolom air.
Selain itu jenis bahan pencemaran yang ada di perairan juga sangat mempengaruhi perolehan nilai parameter yang dianalisis. Apakah bahan organik
yang sifatnya mudah terurai ataukah sebaliknya tidak dapat diuraikan secara biologis. Di dalam perairan yang tidak tercemar, relatif mengandung sedikit bahan
organik mati yang dengan mudah diasimilasi oleh fauna dan flora. Bahan organik banyak dikonsumsi oleh hewan pemakan detritus dan tergabung sebagai
biomassanya. Sedangkan sisanya diuraikan oleh bakteri dan jamur, yang nantinya akan dikonsumsi oleh organisma tingkat tinggi. Aktivitas mikroorganisma inilah
yang merubah molekul organik kompleks menjadi lebih sederhana yaitu menjadi bahan-bahan anorganik, seperti phosphat dan ion nitrat sebagai nutrien yang
dibutuhkan untuk fotosintesa tanaman selain karbon dioksida dan air. Dan selama proses metabolisma inilah oksigen dibutuhkan Abel 1989. Penyebab utama
berkurangnya oksigen terlarut di dalam perairan adalah bahan-bahan buangan yang mengkonsumsi oksigen. Bahan-bahan buangan yang mengkonsumsi oksigen
terutama terdiri dari bahan-bahan organik, dan mungkin beberapa bahan anorganik. Polutan seperti ini berasal dari kotoran hewan maupun manusia,