tanaman-tanaman yang mati sampah organik, bahan buangan dari industri makanan, pabrik kertas, industri penyamakan kulit, pemotongan daging,
pembekuan udang dan ikan Fardiaz 1992.
6.2.4 Chemical Oxygen Demand COD
COD merupakan komponen kimia yang memiliki sumbangan beban pencemaran dari sungai yang bervariasi dari beban terkecil 5,563 tontahun hingga
beban terbesar yaitu 8806,287 tontahun dibandingkan parameter lainnya. Distribusi beban pencemaran COD musim timur, pancaroba II, dan musim barat
relatif tinggi, dan sumbangan terbesar ditemukan pada musim barat Tabel 34 ; Lampiran 10 11. Sungai Waetonahitu merupakan sungai yang memberi
kontribusi tertinggi beban pencemaran dibandingkan sungai lainnya.
Tabel 34 Beban pencemaran BL indikator COD dari sungai-sungai
Sungai Beban Pencemaran indikator COD tonthn
M.Timur Agustus 2006
M.Pancaroba II Oktober 2006
M.Barat Januari 2007
M.Pancaroba I Maret 2007
S. Air Bsr. Halong 23,084
77,698 63,859
5,563 S.Waerekan
270,200 48,345
39,894 31,276
S.Waetonahitu 314,603
465,275 8806,288
1682,004 S.Waeheru
44,024 126,640
74,714 38,320
Rata-rata 162,978
179,489 2246,189
439,291
Keterangan : hasil perhitungan BL tiap sungai
Selanjutnya analisis hubungan beban pencemaran dengan konsentrasi limbah organik di laut dengan indikator COD, dijelaskan oleh nilai Y=-
0.0037X+53.209 dengan R
2
=0.6503 Gambar 78 Lampiran 12. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ternyata kondisi sebenarnya dari perairan TAD
dengan parameter indikator COD juga memberi gambaran adanya hubungan yang signifikan antara beban pencemaran dari sungai dengan konsentrasi limbah yang
ada di laut. Akan tetapi pendekatan parameter ini untuk analisis kapasitas asimilasi ternyata masih berada berada dibawah baku mutu Gambar 78. Jika
diperhatikan sebetulnya grafik prediksi menunjukkan hampir mendekati baku mutu. Hal ini berarti sudah ada kecenderungan untuk terjadinya pencemaran
bahan organik. Effendi 2003 menjelaskan bahwa COD merupakan parameter yang mengukur jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan
organik secara kimiawi, baik yang dapat diuraikan secara biologis maupun yang sukar diuraikan secara biologis. Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan
bahwa hampir semua bahan organik dapat dioksidasi menjadi karbondioksida dan air dengan bantuan oksidator kuat kalium dikromat dalam suasana asam,
walaupun ada juga bahan organik yang tidak dapat dioksidasi dengan metode ini. Selain jenis-jenis bahan organik tersebut, limbah organik juga
mengandung bahan-bahan organik sintetis yang toksis. Bahan organik jenis ini bersifat persisten atau bertahan dalam waktu yang lama di dalam kolom air, serta
bersifat akumulatif. Berbeda dengan limbah organik alami yang relatif mudah diuraikan secara biologis Effendi 2003.
Gambar 78 Grafik pendugaan beban pencemaran dan kapasitas asimilasi di TAD dengan indikator COD pada musim barat
6.2.5 Total Suspended Solid TSS
Masukan partikel padat dari berbagai aktivitas manusia baik di darat maupun di laut yang kemudian larut dalam kolom air akan terukur sebagai Total
Suspended Solid . Pendekatan indikator Total Suspended Solid merupakan salah satu indikator bahan organik yang dianalisis, walaupun analisis ini tidak secara
khusus membedakan bahan organik saja. Namun adalah penting untuk melihat kebenaran apakah beban masukan partikel dari sungai-sungai mempengaruhi
keberadaan partikel tersebut di laut.
Hasil analisis
beban pencemaran Total Suspended Solid atau padatan tersuspensi total dari sungai yang masuk laut
berkisar antara 0,003 – 7,628 Tabel 35; Lampiran 10 11. Musim yang memberi kontribusi beban pencemaran TSS tertinggi adalah musim pancaroba I
Maret, dikuti musim barat Januari. Tingginya curah hujan berpotensi menjadi faktor berpengaruh secara fisik yang mendorong tingginya beban limbah di
perairan laut. Analisis hubungan konsentrasi TSS di laut dengan beban pencemaran organik indikator TSS dari sungai menunjukkan adanya hubungan
untuk semua musim, akan tetapi hubungan yang signifikan yaitu pada musim pancaroba I. Signifikasi hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai
Y=0.0002X+0.0342 dengan R
2
=0.7339 Gambar 79 Lampiran 12. Tabel 35 Beban pencemaran BL indikator TSS dari sungai-sungai
Sungai Beban Pencemaran Indikator TSS tonthn
M.Timur Agustus 2006
M.Pancaroba II Oktober 2006
M.Barat Januari 2007
M.Pancaroba I Maret 2007
S. Air Bsr. Halong 0,219
0,008 0,112
0,070 S.Waerekan
0,954 0,003
0,079 0,367
S.Waetonahitu 0,865
0,072 6,781
7,629 S.Waeheru
0,154 0,072
0,183 0,946
Rata-rata 0,548
0,039 1,789
2,253 std
0,420 0,039
3,328 3,602
Hal ini mengindikasikan bahwa beban pencemaran TSS di perairan laut merupakan implementasi dari masukan beban pencemaran organik TSS dari
sungai. Selain itu variasi nilai rata-rata tiap musim yang kecil memberikan hubungan yang linear antara variabel debit aliran sungai dan konsentrasi limbah.
Dibandingkan dengan parameter-parameter indikator lainnya TSS merupakan parameter yang kehadirannya di laut sangat dipengaruhi oleh faktor fisik.
Parameter-parameter lainnya lebih dipengaruhi oleh proses biologis. Peranan mikroorganisme di dalam proses penguraian bahan organik, baik yang
berlangsung di perairan sungai maupun di perairan laut, turut mempengaruhi hasil analisis tiap parameter. Sedangkan untuk TSS faktor arus dan waktu pembilasan
air sungai oleh air laut sangat membantu di dalam penyebaran parameter ini. Kartahadimadja dan Pariwono 1994, menemukan juga bahwa daerah
penyebaran padatan tersuspensi di perairan teluk Pelabuhan Ratu pada bulan Juli 1991 lebih luas dibandingkan dengan pada bulan Juni 1984. Hal ini diduga karena
semakin banyaknya jumlah padatan tersuspensi yang dibawa oleh sungai ke muara yang kemudian disebarkan oleh gerak aliran di muara dan arus-arus laut ke
perairan pantai serta daerah laut yang lebih jauh. Perubahan luasan mulut muara sungai Cimandiri berbeda dari tahun ke tahun. Perubahan yang terjadi pada dua
kurun waktu ini berkisar antara 400 hingga 900.000 m
2
0,9 km
2
dan antara 40 hingga 200.000 m
2
0,2 km
2
.
Gambar 79 Grafik pendugaan beban pencemaran dan kapasitas asimilasi di TAD dengan indikator TSS pada musim pancaroba I
Selanjutnya berdasarkan analisis pendugaan kapasitas asimilasi ternyata berada dibawah baku mutu, sehingga pendekatan parameter TSS untuk menduga
pencemaran organik belum dapat menjelaskan apa-apa. Walaupun ada pengaruh masukan dari darat kekonsentrasi bahan-bahan pencemar di laut sudah terlihat
pada grafik hubungan yang dijelaskan sebelumnya.
6.2.6 Total Organic Matter TOM
Total bahan organik dari sungai yang masuk ke laut seperti dijelaskan sebelumnya baik dari kegiatan industri maupun pemukiman, dapat dilihat dari
analisis beban pencemaran TOM Tabel 36; Lampiran 10 11. Oleh karena itu dibandingkan parameter indikator lain yang sudah disebutkan sebelumnya, maka
TOM merupakan yang tertinggi sumbangan beban pencemarannya. Sumbangan beban pencemaran bahan organik empat sungai yang bermuara di teluk dapat
dilihat bahwa sungai Waetonahitu masih yang tertinggi dibandingkan dengan sumbangan sungai lainnya. Padahal pemusatan kegiatan pada ke-empat sungai
tersebut cenderung hampir sama. Hal ini didukung oleh karaketeristik fisik-kimia sungai maupun faktor biologi seperti disebutkan sebelumnya.
Selanjutnya, analisis hubungan beban pencemaran bahan organik di sungai dengan konsentrasi limbah di laut indikator TOM, menjelaskan hubungan yang
linear dengan Y=0.0164X+14.311 dengan R
2
=0.8011 pada musim timur Gambar 80 Lampiran 12.
Tabel 36 Beban pencemaran BL indikator TOM dari sungai-sungai
Sungai Beban Pencemaran Indikator TOM tonthn
M.Timur Agustus 2006
M.Pancaroba II Oktober 2006
M.Barat Januari 2007
M.Pancaroba I Maret 2007
S. Air Bsr. Halong 82,065
41,256 31,530
19,726 S.Waerekan
271,218 31,366
25,678 131,089
S.Waetonahitu 584,061
130,228 1596,912
4469,219 S.Waeheru
159,984 53,167
44,607 204,297
Rata-rata 274,332
64,004 424,682
1206,082
Hal ini menggambarkan bagaimana kontribusi beban pencemaran organik dari sungai terhadap konsentrasi limbah organik yang ada di laut adalah sebesar
80,11 dan 60,27 . Hubungan yang signifikan ini menggambarkan kondisi perairan TAD saat ini. Kondisi seperti ini tergantung baik kepada sifat bahan
pencemar yang masuk maupun kepada tingginya aktivitas pembuangan limbah oleh masyarakat sekitar. Kebiasaan menggunakan sungai atau pantai sebagai
tempat membuang sampah, hajat, atau aktivitas perkandangan sepanjang sungai atau pantai, akan sangat mempengaruhi konsentrasi limbah di perairan baik sungai
maupun laut.
Gambar 80 Pendugaan beban pencemaran organik dengan indikator TOM pada musim timur
Musim timur
y = 0.0164x + 14.311 R
2
= 0.8011 5
10 15
20 25
30
0.000 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000
BL TO M dari sungai tonthn K
on s
e n
tr as
i TO M
d i l
au t mg
l