Total beban pencemaran dari seluruh sungai yang bermuara di Teluk Ambon Dalam sebagai berikut :
∑
=
=
n i
BL TBL
1
..................................................... 8
Dimana : TBL = Total Beban Limbah n = jumlah sungai
i = beban limbah sungai ke-i
3.5.1.2 Kapasitas Asimilasi
Kapasitas asimilasi seperti yang di kemukakan oleh Quano 1993, diacu dalam Anna 1999, sebagai kemampuan perairan atau sumber air dalam
menerima pencemaran limbah tanpa menyebabkan terjadinya penurunan kualitas air yang ditetapkan sesuai dengan peruntukkannya. Analisis ini didasarkan pada
metode hubungan antara kualitas air konsentrasi limbah di perairan dengan beban limbahnya.
Nilai kapasitas asimilasi diperoleh dari membuat grafik hubungan antara konsentrasi parameter kualitas air di perairan pesisir dengan beban pencemaran
parameter tersebut di muara sungai dan diprediksi melalui garis perpotongan dari nilai baku mutu air yang diperuntukkan bagi biota dan budidaya Gambar 8.
Gambar 8 Grafik hubungan antara beban pencemaran dengan konsentrasi masing-masing parameter indikator
3.5.1.3 Flushing Time Waktu Dirus
Salah satu pendekatan pengelolaan daerah pesisir estuari adalah dengan menggunakan konsep flushing time. Cara ini sering digunakan untuk menentukan
berapa besar potensi membahayakan bagi suatu daerah estuari yang dapat ditolelir
Baku Mutu
Beban Pencemaran Parameter kualitas air
sebelum suatu ekosistem itu terkena dampak. Konsep flushing time termotivasi dari dua permasalahan pengelolaan daerah estuari yaitu 1 pengaruh-pengaruh dari
suatu bahan berbahaya biasanya merupakan fungsi dari konsentrasinya, dan 2 pengetahuan tentang flushing time dapat menyediakan beberapa petunjuk
bagaimana mengatasi kecelakaan akibat tumpahan minyak atau bahan toksik serta mendisain prosedur darurat untuk menanganinya.
Tomezak 2000, mengemukakan bahwa Flushing time adalah waktu yang
diperlukan untuk mengalirkan suatu volume V ke saluran pembuangan A dengan kecepatan v. Lebih khusus lagi dikatakan bahwa flushing time t
F
dari suatu estuari dapat di defenisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk menggantikan volume
air tawar V
F
pada laju aliran bersih terus ke estuari,dengan laju pelepasan
sungai R:
R VF
tF =
………………………………………… 9 Selanjutnya Dahuri et al. 1996, menjelaskan bahwa waktu dirus dari air
tawar oleh air laut merupakan salah satu aspek dari proses pencampuran yang penting untuk mengetahui penyebaran dari suatu bahan yang dibuang atau
ditimbun di perairan pantai. Dengan asumsi bahwa laju air tawar yang di dirus sama dengan limpasan sungai, maka metode yang paling mudah untuk
menghitung waktu dirus adalah: R
Q t
1 =
............................................................. 10 Dimana : t1 = waktu dirus
Q = total volume air sungai yang berada di perairan yang dimaksud kedalaman segmen x luas penampang sungai
R = limpasan air sungai yang masuk Jika aliran massa air dari perairan teluk T1, sedangkan aliran massa air laut
ke dalam teluk bersalinitas S2, dan bervolume transport T2, maka dalam keadaan setimbang di dapatkan persamaan menurut Bowden 1983 diacu dalam Dahuri et
al. 1996 sebagai berikut: Aliran ke luar
1 2
2 1
S S
R S
T −
= ...................................................... 11
Aliran ke luar 1
2 1
2 S
S R
S T
− =
...................................................... 12
Dimana : R = limpasan air sungai = T1 – T2
Dengan demikian waktu dirus teluk tersebut mengikuti persamaan berikut :
R S
S S
V V
t 2
1 2
2 −
= =
.................................................... 13 Dimana : t2 = waktu dirus
V = volume total 3.5.1.4 Distribusi Spasial dan Musiman Parameter Fisik Kimia Perairan
Untuk menentukan distribusi secara spasial maupun musiman parameter fisik-kimia perairan pada tiap stasiun pengamatan digunakan analisis Sistem
Informasi Geografik SIG .
3.5.1.5 Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Indeks STORET