Sosial Ekonomi Budaya Sistem Hukum dan Kelembagaan Menyusun Strategi Pengelolaan Pencemaran TAD

 Kriteria jalur pelayaran Kriteria lebar alur pelayaran ditetapkan berdasarkan pertimbangan dimensi lebar kapal dan aktivitas pelabuhan. Lebar alur pelayaran ditetapkan 100 - 150 m sebagai ruang berlayar masuk dan keluar pelabuhan sebagai area tidak diperbolehkan untuk ditempati peralatan penangkapan menetap bagan, KJA, rumpon, gogona ataupun jaring insang menetap. Sedangkan buffer pelabuhan ditetapkan 200 – 400 m dari dermaga sebagai kawasan tidak diperbolehkan ada aktivitas budidaya maupun penangkapan ikan, untuk menghindari dampak pencemaran akibat aktivitas di pelabuhan.

3.5.5 Sosial Ekonomi Budaya

Untuk dapat menganalisa kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat pesisir teluk dalam hal pemanfaatan ruang teluk, berdasarkan hasil sosialisasi, wawancara dan pengisian kuesioner. Selanjutnya data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara diskriptif yang ditampilkan dalam bentuk pie chart, diagram batang dan tabel.

3.5.6 Sistem Hukum dan Kelembagaan

Salah satu aspek permasalahan pengelolaan pesisir dan lautan dalam kaitan dengan kerusakan lingkungan akibat pencemaran yang perlu mendapat perhatian yaitu aspek hukum dan kelembagaan. Menurut Purwaka 1995, diacu dalam Sinurat 2000, hukum pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan meliputi semua peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan secara resmi oleh lembaga pemerintah untuk mengatur hubungan antara manusia dengan sumberdaya wilayah pesisir dan lautan. Secara hirarki, peraturan perundang- undangan memiliki tingkat yang lebih tinggi, akan ditinjaklanjuti dengan peraturan pelaksanaan yang lebih rendah tingkatannya, dan peraturan pelaksanaan tidak boleh bertentangan dengan perundang-undangan yang lebih tinggi. Dahuri et al.1996, menjelaskan bahwa kelembagaan sebagai institusi terdiri dari tiga aspek yaitu 1 aparatur yang bekerja di lembaga tersebut, 2 fasilitas ruang, peralatan, bahan serta fasilitas lainnya untuk mengoperasikan lembaga, dan 3 dana operasional untuk membiayai kegiatan lembaga tersebut. Sedangkan pelembagaan nilai-nilai adalah memasyarakatkan hasil-hasil yang dikerjakan oleh lembaga tersebut kepada masyarakat atau pengguna jasa lembaga tersebut. Nilai-nilai yang dilembagakan dapat berupa peraturan perundang- undangan, peraturan daerah, tata ruang wilayah pesisir dan lautan, pedoman perencanaan, dan bentuk-bentuk lainnya yang telah dihasilkan oleh lembaga tersebut.

3.5.7 Menyusun Strategi Pengelolaan Pencemaran TAD

Selanjutnya untuk mengembangkan perairan teluk maka perlu untuk menyusun strategi pengelolaan pencemaran TAD agar pengendalian pencemaran lingkungan dapat dilakukan. Analisis yang dipakai untuk menyusun strategi pengelolaan adalah analisis diskriptif berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh.

3.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Wilayah Teluk Ambon Bagian Dalam TAD berada pada wilayah Kecamatan Teluk Ambon Baguala Gambar 9. Secara geografis wilayah Kecamatan ini sebelah utara berbatasan dengan Desa Hitu dan Kaitetu Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda Kecamatan Maluku Tengah, sebelah timur berbatasan dengan petuanan Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Hative Kecil Kecamatan Sirimau Kota Ambon dan Desa Hatu Kecamatan Maluku Tengah BPS Kota Ambon 2007. Luas daratan Kecamatan Teluk Ambon Baguala sesuai hasil survei tata guna tanah tahun 1980 adalah 158.79 km 2 . Perairan yang termasuk dalam Wilayah Kota Ambon dapat dibagi menjadi 4 empat wilayah ekologis yakni Teluk Ambon Dalam TAD dengan luas perairan 11.03 km 2 , Teluk Ambon Luar TAL dengan luas perairan 98.78 km 2 , Teluk Baguala dengan luas perairan 58.48 km 2 dan perairan Pesisir Selatan Kota Ambon dengan luas perairan 241.1 km 2 . Sedangkan secara khusus wilayah pesisir Teluk Ambon Dalam memiliki panjang garis pantai adalah sebesar 14.003 km. Secara umum perairan Kota Ambon memiliki tipe iklim laut tropis dan musiman. Pada perairan ini ada empat musim yang berpengaruh yaitu musim barat berlangsung dari Desember-Februari, musim pancaroba I berlangsung dari Maret-Mei, musim timur berlangsung dari Juni-Agustus, dan musim pancaroba II