Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 10 tentang Ketenagakerjaan mengatur bahwa pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan
yang mengacu pada standar kompetensi kerja. Disebutkan dalam Undang-Undang itu bahwa kompetensi tenaga kerja terbentuk dari tiga ranah yaitu ranah
pengetahuan kognitif, ranah ketrampilan psikomotor, dan ranah sikap afektif. Kompetensi tersebut didefinisikan sebagai penguasaan disiplin keilmuan dan
pengetahuan serta ketrampilan menerapkan metode atau teknik tertentu yang didukung sikap perilaku yang tepat guna mencapai danatau mewujudkan hasil
tertentu dalam penyelenggaraan tugas pekerjaan. Kompetensi kejuruan Akuntansi sesuai dengan Standar Isi yang ditetapkan
Badan Standar Nasional Pendidikan BNSP Permendiknas No. 22 Tahun 206 tentang Standar Isi yang disusun dengan mengacu pada Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia SKKNI antara lain; 1 Mengelola dokumen transaksi, 2 Memproses dokumen dana kas kecil, 3 Memproses dana kas bank, 4
Memproses entri jurnal, 5 Memproses buku besar, 6 Mengelola kartu utang, piutang, persediaan, dan aktiva tetap, 7 Menyajikan laporan harga produk, 8
Menyusun laporan keuangan, 9 Menyiapkan surat pemberitahuan pajak, 10 Mengoperasikan paket program pengolah angkaspreadsheet, dan 11
Mengoperasikan aplikasi komputer.
2.3. Praktik Kerja Industri Prakerin
2.3.1. Konsep Pendidikan Sistem Ganda
Kebijakan tentang pendidikan kejuruan telah ditetapkan dalam Pasal 15 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan kejuruan merupakan pendidikan
menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sedangkan menurut Pakpahan dalam Pratiwi 2012 PSG adalah
suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program
penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di bidang pekerjaan yang relevan, terarah untuk mencapai penguasaan kemampuan keahlian
tertentu. Pada hakekatnya PSG merupakan suatu strategi yang mendekatkan peserta
didik ke dunia kerja. Ini adalah strategi proaktif yang menuntut perubahan sikap dan pola pikir serta fungsi pelaku pendidikan di tingkat SMK, masyarakat, dan
dunia usahaindustri dalam menyikapi dinamika perubahan tersebut. Menurut Wena 2009:101 PSG di sekolah kejuruan, pada dasarnya meliputi tiga tahap,
yaitu: 1. Pembelajaran praktik dasar kejuruan yang umumnya dilaksanakan di
sekolah. 2. Praktik keterampilan kejuruan dengan metode proyek umumnya
dilaksanakan di sekolah. 3. Pembelajaran praktik keterampilan kejuruan dengan metode praktik industri
yang harus dilakukan di industri atau dunia kerja. Berpijak dari konsep tersebut, secara jelas pola tampak sistem lembaga
sekolah dan sistem dunia usahaindustri menjadi bagian dari program sistem ganda. Namun harus diingat tujuan utama siswa praktik kerja di dunia
usahaindustri bukan bekerja untuk menghasilkan uang, tetapi belajar melalui
bekerja langsung learning by doing. Dengan kata lain dimensi belajar menjadi titik tekan, sehingga menyelesaikan program praktik siswa betul-betul menguasai
suatu keterampilan kerja tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PSG adalah suatu sistem
pendidikan keahlian profesional yang menggabungkan anatara pengetahuan yang telah diperoleh siswa di sekolah dengan bekerja secara langsung di dunia industri
untuk mencapai tingkat keahlian tertentu guna menghasilkan tamatan yang berkualitas dan siap memasuki dunia kerja.
2.3.2. Tujuan Pendidikan Sistem Ganda PSG