14
BAB II TELAAH TEORI
2.1. Kajian Teoristik
2.1.1. Teori Perkembangan Konvergensi
Teori Perkembangan pada mulanya diperkenalkan oleh para pakar psikologis. Tokoh pertama yang memperkenalkan teori perkembangan adalah
John Lock 1632-1704. Lock berpendapat bahwa permulaannya jiwa anak itu adalah bersih seperti selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit
terisi oleh pengalaman atau empiri Suryabrata, 2011 : 171. Teori John Lock tersebut dikenal sebagai paham empirisme. Setelah itu muncul paham nativisme
yang mengungkapkan konsepsi yang berlawanan dengan paham empirisme. Teori ini dipelopori oleh Shcopenheauer 1788-1860, aliran ini mengatakan bahwa
anak-anak yang lahir ke dunia sudah memiliki pembawaan atau bakatnya yang akan berkembang menurut arahnya masing-masing Komarudin dan Sukardjo,
2013 : 30. Puncak setelah munculnya kedua teori tersebut adalah lahirnya teori
konvergensi, teori ini merupakan teori gabungan konvergensi dari teori empirisme dan nativisme. Pelopor aliran ini adalah Wiliam stern 1871-1939,
seorang ahli ilmu jiwa kebangsaan Jerman. Ia mengatakan bahwa seseorang terlahir dengan pembawaan baik dan juga dengan pembawaan buruk. Ia pun
mengakui bahwa proses perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang sangat penting. Aliran ini
menyampaikan bahwa bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan
berkembang dengan baik tanpa adanya lingkungan yang sesuai dengan perkembangan bakat itu. Sebaliknya, lingkungan yang baik pun sulit
mengembangkan potensi anak secara optimal apabila idak terdapat bakat yang diperlukan bagi perkembangan yang diharapkan anak tersebut. Teori ini juga
mengatakan bahwa bakat telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya
dapat berkembang. Misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakat untuk berdiri tegak di atas kedua kaki. Akan tetapi bakat ini tidak akan menjadi
aktual menjadi kenyataan jika anak manusia itu sekiranya tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.
Disamping bakat, perlu pula dipertimbangkan soal kematangan readiness. Bakat yang sudah ada dan mendapatkan pengaruh lingkungan yang serasi belum
tentu dapat berkembang, jika bakat tersebut belum matang.Jadi menurut teori konvergensi : 1 Pendidikan mungkin dilaksanakan, 2 Pendidikan diartikan
sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan potensi dalam diri peserta didik, 3 Yang membatasi hasil
pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan. Wiliam Stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya pembawaan dan lingkungan itu dengan dua
garis yang menuju ke satu titik pertemuan. Oleh karena itu, teorinya dikenal dengan sebutan konvergensi konvergen berarti memusatkan ke satu titik.
Pada tahun 1978 Hurlock menyatakan bahwa perkembangan dapat didefinisikan sebagai deretan kemajuan dari perubahan yang teratur dan koheren.
Mont et.al 1991 menyatakan bahwa perkembangan Hurlock dalam Rif a’i dan
Anni 2011:15 Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Dengan demikian
perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa beberapa sentimeter pada tinggi badan atau peningkatan kemampuan, melainkan suatu proses integrasi dari
banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
2.1.2. Teori Belajar Humanistik