35 Dengan kriteria pengujian adalah terima H
jika dengan derajat
kebebasan dk = n
1
+ n
2
– 2 dan peluang dengan taraf signifikan . Untuk harga t lainnya H
ditolak.
b. Uji Proporsi
Untuk mengetahui besarnya presentase siswa yang memiliki kemampuan
pemecahan masalah matematis dengan pembelajaran model PBL lebih dari atau sama dengan 70, dilakukan uji proporsi satu pihak. Uji proporsi me-
nurut Sudjana 2005: 235 adalah sebagai berikut. Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah sebagai berikut:
H :
proporsi siswa yang tuntas sama dengan 70 H
1
: proporsi siswa yang tuntas lebih dari 70
Statistik yang digunakan dalam uji ini adalah:
√
keterangan: x
= banyaknya siswa tuntas belajar n = jumlah sampel
0,70 = proporsi siswa tuntas belajar yang diharapkan Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikan
, dengan peluang . Dengan kriteria uji: tolak H
jika , di mana
didapat dari daftar normal baku dengan peluang . Untuk
hipotesis H diterima.
45
V. SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai
berikut. 1.
Model pembelajaran PBL tidak efektif dalam hal pencapaian kemampuan representasi matematis siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung.
2. Model pembelajaran PBL lebih efektif daripada model pembelajaran
konvensional, hal ini dapat ditinjau dari beberapa aspek berikut. a.
Peningkatan kemampuan representasi matematis siswa kelas PBL lebih tinggi daripada peningkatan kemampuan representasi matematis siswa
kelas konvensional ditinjau dari rata-rata skor gain. b.
Rata-rata pencapaian indikator kemampuan representasi matematis siswa pada kelas PBL lebih tinggi daripada rata-rata pencapaian indikator
kemampuan representasi matematis siswa pada kelas konvensional.
B. Saran
Berdasarkan hasil pada penelitian ini, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran PBL sebagai salah satu alternatif
pada pembelajaran matematika untuk mengembangkan kemampuan repre- sentasi matematis siswa dengan pertimbangan bahwa siswa telah memiliki