Model Pembelajaran Problem Based Learning PBL

14 Sani 2014: 157 juga mengungkapkan bahwa pembelajaran berbasis masalah PBL telah dikembangkan sebagai sebuah model pembelajaran dengan sintaks belajar sebagai berikut. Tabel 2.1 Langkah-Langkah Kegiatan Model Pembelajaran PBL No Fase Kegiatan Guru 1 Memberikan orientasi permasalahan kepada peserta didik Menyajikan permasalahan, membahas tujuan pembelajaran, memaparkan kebutuhan logistik untuk pembelajaran, memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif 2 Mengorganisasikan peserta didik untuk penyelidikan Membantu peserta didik dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajarpenyelidikan untuk menyelesaikan permasalahan 3 Pelaksanaan investigasi Mendorong peserta didik untuk memperoleh informasi yang tepat, melaksanakan penyelidikan, dan mecari penjelasan solusi 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil Membantu peserta didik merencanakan produk yang tepat dan relevan, seperti laporan, rekaman video, dan sebagainya untuk keperluan penyampaian hasil 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelidikan Membantu peserta didik melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses yang mereka lakukan Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model model pembelajaran PBL merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam permasalahan nyata sehingga mereka dapat menyelesaikan solusi dari permasalahan yang diberikan. Terdapat lima langkah yang dilakukan dalam penerapan pembelajaran ini, yaitu mengorientasi siswa kepada masalah, mengorganisasi siswa untuk bela- jar, membimbing penyelidikan secara individu maupun kelompok, mengembang- kan dan menyajikan solusi permasalahan, dan mengevalusi hasil yang diperoleh. 15

C. Kemampuan Representasi Matematis

Kemampuan representasi matematis merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang menuntut siswa dalam mengungkapkan gagasan matematika dari suatu permasalahan. Hal ini sejalan dengan pendapat Alhadad 2010: 34 mengungkapkan bahwa representasi adalah ungkapan dari ide matematis sebagai model yang digunakan untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapinya sebagai hasil interpretasi pikirannya. Kartini 2009: 364 menyatakan bahwa representasi matematis adalah ungkapan- ungkapan dari ide-ide matematika masalah, pernyataan, definisi, dan lain-lain yang digunakan untuk memperlihatkan mengkomunikasikan hasil kerjanya de- ngan cara tertentu cara konvensional atau tidak konvensional sebagai hasil inter- pretasi dari pikirannya. Sedangkan menurut Hudiono 2005: 19 kemampuan re- presentasi mendukung siswa memahami konsep matematika yang dipelajarinya dan keterkaitannya, mengkomunikasikan ide-ide matematika, mengenal koneksi diantara konsep matematika dan menerapkan matematika pada permasalahan matematika realistik melalui pemodelan. Representasi dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu representasi visual, per- samaan atau ekpresi matematika, dan kata-kata tertulis. Mudzakir 2006: 47 menjabarkan ketiga representasi tersebut dalam indikator kemampuan representasi matematis, seperti Tabel 2.2 berikut. 16 Tabel 2.2 Indikator Kemampuan Representasi Matematis No. Representasi Bentuk-bentuk Indikator 1 Representasi visual, diagram, tabel atau grafik 1. Menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke dalam representasi diagram, grafik atau tabel 2. Menggunakan representasi visual untuk menyelesaikan masalah Gambar 1. Menggambar pola-pola geometri 2. Menggambar bangun geometri untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi penyelesaian 2 Persamaan atau ekspresi matematis 1. Menyusun persamaan atau ekspresi matematis dari representasi lain yang diberikan 2. Membuat konjektur dari suatu pola bilangan 3. Penyelesaian masalah dari suatu ekspresi matematis 3 Kata-kata atau teks tertulis 1. Membuat situasi masalah berdasarkan data atau representasi yang diberikan 2. Menuliskan interpretasi dari suatu representasi 3. Menyusun cerita yang sesuai dengan suatu representasi yang disajikan 4. Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah dengan kata- kata atau teks tertulis 5. Membuat atau menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan atau ide matematika ke dalam berbagai model matematika seperti diagram, tabel, gambar, atau ekspresi matematika dalam menyelesaikan suatu masalah. Adapun indikator yang diukur yaitu sebagai berikut. a. Menggambar bangun geometri untuk memperjelas masalah. b. Menyusun persamaan atau ekpresi matematis. 17 c. Menyelesaikan masalah yang melibatkan suatu ekspresi matematis. d. Menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah dengan kata-kata atau teks tertulis. D. Kerangka Pikir Penelitian tentang efektivitas model pembelajaran PBL ditinjau dari kemampuan representasi matematis siswa terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas penelitian ini adalah model pembelajaran PBL. Sedang- kan variabel terikatnya adalah kemampuan representasi matematis siswa. Salah satu tujuan pembelajaran matematika adalah siswa harus memiliki kemam- puan representasi matematis. Kemampuan represntasi matematis merupakan sa- lah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengorganisasi siswa dalam mengungkapkan ide-ide matematis mereka ke dalam model matematika dalam merencanakan penyelesaian suatu masalah. Dalam hal ini siswa dituntut aktif da- lam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator atau pembimbing. Salah satu alternatif model yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemam- puan representasi matematis adalah model pembelajaran PBL. Penerapan pembe- lajaran ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyusun pengetahuan mereka sendiri ke dalam model matematika untuk menyelesaikan masalah yang diberikan. Pada model pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran dan harus mandiri dalam menyelesaikan masalah. Perma- salahan yang diberikan pun merupakan masalah-masalah yang konkret dan dapat mereka temukan dalam kehidupan sehari-hari. 18 Langkah pertama dalam model pembelajaran PBL, guru memberikan orientasi permasalahan kepada siswa. Permasalahan yang diberikan merupakan permasala- han yang relevan dan konkret dengan topik yang akan dikaji. Dari permasalahan yang diberikan, siswa diharapkan mampu menerjemahkan masalah yang diberikan ke dalam model matematika. Langkah kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar. Siswa melakukan penyelidikan, seperti merumuskan permasalahan dan menyusun langkah-langkah penyelesaian. Kegiatan ini siswa diharapkan dapat mengungkapkan langkah- langkah penyelesaian masalah yang dihadapi. Langkah ketiga, siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk menganalisis permasalahan dengan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Pada tahapan ini siswa akan secara aktif menggali informasi yang mereka miliki dan bertukar pendapat satu sama lain sehingga permasalahan yang dibe- rikan dapat terselesaikan secara optimal. Kegiatan ini mengarahkan siswa untuk mengungkapkan ide matematis secara tertulis dalam menyajikan datainformasi dari suatu masalah ke dalam bentuk diagram, grafik, atau tabel, dan gambar, serta menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis. Langkah keempat, siswa mempresentasikan solusi permasalahan atau hasil diskusinya kepada kelompok lain. Siswa dari kelompok lain dapat memberikan tanggapan atas presentasi temannya. Pada proses ini guru memandu jalannya dis- kusi agar tetap kondusif. Kegiatan ini siswa diharapkan dapat menyajikan informasi atau data yang dimiliki di depan kelas.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa

6 49 0

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 58

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 58

Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013

0 14 87

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Uraian Berbentuk Soal Cerita pada Pembelajaran Matematika (Studi pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 18 52

Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa (Studi pada Kelas VII MTs Matlaul Anwar Padangcermin Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 12 51

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN SOCRATES KONTEKSTUAL DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 24 67

Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif pada Materi Pengelolaan Lingkungan (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

1 8 64

Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Peran Manusia dalam Pengel

0 7 62

Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Ditinjau dari Kemampuan Representasi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

3 11 56