18 Langkah pertama dalam model pembelajaran PBL, guru memberikan orientasi
permasalahan kepada siswa. Permasalahan yang diberikan merupakan permasala- han yang relevan dan konkret dengan topik yang akan dikaji. Dari permasalahan
yang diberikan, siswa diharapkan mampu menerjemahkan masalah yang diberikan ke dalam model matematika.
Langkah kedua adalah mengorganisasi siswa untuk belajar. Siswa melakukan
penyelidikan, seperti merumuskan permasalahan dan menyusun langkah-langkah penyelesaian. Kegiatan ini siswa diharapkan dapat mengungkapkan langkah-
langkah penyelesaian masalah yang dihadapi. Langkah ketiga, siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing untuk
menganalisis permasalahan dengan mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Pada tahapan ini siswa akan secara aktif menggali informasi yang mereka
miliki dan bertukar pendapat satu sama lain sehingga permasalahan yang dibe- rikan dapat terselesaikan secara optimal. Kegiatan ini mengarahkan siswa untuk
mengungkapkan ide matematis secara tertulis dalam menyajikan datainformasi dari suatu masalah ke dalam bentuk diagram, grafik, atau tabel, dan gambar, serta
menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis. Langkah keempat, siswa mempresentasikan solusi permasalahan atau hasil
diskusinya kepada kelompok lain. Siswa dari kelompok lain dapat memberikan tanggapan atas presentasi temannya. Pada proses ini guru memandu jalannya dis-
kusi agar tetap kondusif. Kegiatan ini siswa diharapkan dapat menyajikan informasi atau data yang dimiliki di depan kelas.
19 Langkah terakhir, guru membantu siswa melakukan refleksi dan evaluasi bersama.
Hal ini agar siswa belajar mendapatkan kesepakatan yang benar mengenai solusi permasalahan, serta membentuk pemahaman siswa.
Dengan tahapan model pembelajaran PBL tersebut, siswa akan terbiasa dalam
menghadapi masalah-masalah yang non rutin. Sehingga siswa dapat mengem- bangkan kemampuan representasi matematis yang mereka miliki. Dengan demi-
kian, pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL akan efektif dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan representasi matematis.
E. Anggapan Dasar
Penelitian ini bertolak dari beberapa anggapan dasar, yaitu 1.
Semua siswa kelas VII SMP Negeri 4 Bandar Lampung tahun pelajaran 20142015 memperoleh materi pelajaran matematika yang sama dan sesuai
dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. 2.
Faktor lain di luar penelitian yang dapat mempengaruhi representasi mate- matis siswa tidak diperhitungkan.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan suatu hipotesis
dalam penilitian ini sebagai berikut. 1.
Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah model pembelajaran PBL efektif ditinjau
dari kemampuan representasi matematis siswa.
20 2.
Hipotersis Kerja a.
Persentase peningkatan kemampuan representasi matematis siswa pada kelas PBL lebih tinggi daripada kemampuan representasi matematis siswa
pada kelas konvensional. b.
Persentase jumlah siswa yang memiliki kemampuan representasi matematis dengan baik pada pembelajaran dengan model pembelajaran
PBL lebih dari 70.
21
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4
Bandar Lampung tahun pelajaran 20142015 yang terdistribusi dalam 12 kelas, yaitu VIIA
– VIIL. Dari 12 kelas tersebut, dipilih dua kelas sebagai sampel pene- litian. Pengambilan sampel menggunakan tehnik purposive random sampling, ya-
itu kelas yang diasuh oleh guru yang sama dan dengan kemampuan yang relatif sama. Dari empat kelas yang diajar oleh guru yang sama, dipilih dua kelas seba-
gai sampel secara acak. Kelas VIIC sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang mengikuti model pembelajaran PBL dan kelas VIIB sebagai kelas kontrol, yaitu
kelas yang mengikuti model pembelajaran konvensional.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan quasi experiment eksperimen semu dengan meng-
gunakan desain pretest-posttest control design. Pada kedua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan tes kemampuan awal representasi
matematis. Selanjutnya, pada kelas eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model PBL dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran dengan
model konvensional. Di akhir pembelajaran, siswa diberikan tes kemampuan ak- hir representasi matematis.
22 Desain penelitian Furchan, 1982: 368 dapat dilihat dalam Tabel 3.1
Tabel 3.1 Pretest – Posttest Control Design
Kelas Pre-test
Perlakuan Post-test
E Y
1
X Y
2
K Y
1
Z Y
2
Keterangan: E : kelas eksperimen
K : kelas kontrol Y
1
: kemampuan representasi matematis siswa sebelum diberikan perlakuan X
: perlakuan pada kelas ekperimen menggunakan model pembelajaran PBL Z : perlakuan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran
konvensional Y
2
: kemampuan representasi matematis siswa setelah diberikan perlakuan
C. Prosedur Penelitian
Tahapan penelitian dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Tahap Pendahuluan
a. Observasi ke sekolah untuk mengetahui kondisi sekolah, mengetahui
jumlah kelas yang ada, jumlah siswa, karakteristik siswa, serta cara guru mengajar.
b. Menentukan populasi dan sampel penelitian
2. Tahap Perencanaan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP untuk kelas
eksperimen dengan dan kelas kontrol. b.
Membuat Lembar Kerja Kelompok LKK yang diberikan pada siswa ketika diskusi kelompok.
c. Membuat instrumen penelitian berupa tes kemampuan representasi
matematis serta aturan penskorannya. d.
Melakukan uji coba instrumen tes.