Kehidupan Ekonomi Etnis Tionghoa di Kudus Kehidupan Sosial Budaya Etnis Tionghoa Peranakan di Kudus.

menimbulkan kemunduran ekonomi Indonesia. Semua jalur dibidang pedagangan dikuasai oleh Etnis Tionghoa, adapun akibat di laksanakannya PP-10, banyak orang Tionghoa terpaksa harus meninggalkan tempat Kudus, karena masih berstatus dwi kewarganegaraan atau asing. Lalu mereka pindah di daratan Tiongkok ternyata tidak kerasan lalu bermigrasi ke daerah Hongkong ataupun macao. Perginya penduduk Etnis Tionghoa dari pedalaman menurut ketentuan PP-10 sangatlah merugikan perekonomian bangsa Indonesia, dimana barang-barang kebutuhan menjadi langka, dan harganya membumbung tinggi lihat lampiran 8. Pada masa demokrasi terpimpin Baperki berkembang menjadi organisasi massa. Ia menitik beratkan integrasi integrasi politik, bukan asimilasi, dikalangan Etnis Tionghoa. Organisasi itu makin condong ke kiri dan mendekati Sukarno untuk mendapat perlindungan. Politik kiri inilah yang akhirnya membawa Baperki musnah setelah terjadinya G-30-S pada tahun 1965 Suryadinata 2002:81-82.

4.4 Kehidupan Ekonomi Etnis Tionghoa di Kudus

Sejak jaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda sampai dengan pemerintahan Soekarno, Etnis Tionghoa memegang peranan penting dalam bidang perekonomian. Suryadinata 1997:25-54. Berbagai kebijakan dilakukan oleh pemerintah yan kesemuanya bersifat diskriminatif untuk melindung penduduk pribumi. Pada masa demokrasi liberal dikenal dengan sistem Benteng pada tahun 50-an, kemudian muncul PP no. 10 yang mengebiri Etnis Tionghoa agar tidak melakuan berbagai kegiatan ekonomi di daerah pedesaan. Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak mengatasi masalah perekonomian yang melanda bangsa ini, namun malah menjadikan kondisi yang terbalik. Resesi ekonomi dan kemerosotan serta kekacauan bidang ekonomi menyebabkan pemerintah mulai merangkul kembali Etnis Tionghoa untuk memperbaiki kondisi perekonomian yang semakin parah. Pemerintah berpandangan bahwa Etnis Tionghoa dianggap memegang peranan penting dalam kondisi ini. Di Kudus pernah hadir seorang pengusaha Etnis Tionghoa yang dimasa Orde Baru menjadi orang terkaya se-Indonesia dia adalah Liem Sioe Liong Sudono Salim. Liem Sioe Liong lahir di Fuqing Fujian, dan karenannya adalah orang Hokchia. Ia merupakan seorang putera keluarga petani kecil. Pada umur 16 tahun di Negerinya terjadi perang saudara, Liem eksodus ke Jawa tepatnya di Kudus 1945-1949. Di Kudus dia menjalankan usaha berdagang. Pada tahun 1952 ia meninggalkan Kudus ke Jakarta kemudian kembali ke Kudus untuk mendirikan Pabrik tekstil Muliatek Suryadinata 2002:134-136.

4.5 Kehidupan Sosial Budaya Etnis Tionghoa Peranakan di Kudus.

Masyarakat Tionghoa di Kudus pada masa demorasi terpimpin pada umumnya merupakan Etnis Tionghoa peranakan. Seorang tokoh senior Etnis Tionghoa peranakan di Kudus, Iwan Budi Raharja mengatakan: “kami dilahirkan disini dan merupakan generasi ke-tiga dari Kakek buyut kami, disini hampir seluruh keluarga tidak pandai berbahasa Tionghoa. Kami tetap menjalankan tradisi adat orang tua kami yaitu dengan datang ke klenteng walaupun saat ini kebanyakan Etnis Tionghoa telah memeluk agama Katolik, maupun Agama yang lainnya” wawancara tanggal 16 April 2005. Etnis Tionghoa yang tidak aktif dalam kegiatan politik, menggiatkan dirinya dalam sutau organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan. Banyak dari mereka yang masuk dalam organisasi kemayarakatan yang didominasi oleh penduduk pribumi mayoritas, maupun mereka mendirikan sebuah organisasi minoritas yang didasarkan atas Etnis Tionghoa saja. Pada masa demokrasi terpimpin muncul tiga kekuatan penting yang menguasai Indonesia yaitu PKI-Soekarno-Militer Gaffar 2004:67. PKI sebagai kekuatan yang mendominasi wilayah Jawa mempunyai banyak pengikut dan simpatisan, termasuk diantaranya adalah Etnis Tionghoa. Sebuah wadah bentukan PKI yang bergerak dibidang kesenian dan kebudayaan lembaga kesenian rakyat Lekra tumbuh dan berkembang pesat. Di Kudus Lekra tidak berkembang dengan pesat seperti yang terjadi di kota-kota lainnya. Seorang tokoh Lekra Indonesia yang berasal dari Etnis Tionghoa adalah Pramudya Ananta Toer. Etnis Tionghoa di Kudus kebanyakan lebih memilih aktif di lembaga-lembaga kebudayaan maupun keagamaan. Klenteng-klenteng tempat ibadah Etnis Tionghoa dipadati oleh Etnis Tionghoa.

4.6 Khonghucuisme