Semakin besar PER suatu saham maka menyatakan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Jika dikatakan
suatu saham mempunyai PER 10 kali, berarti harga saham tersebut 10 kali lipat terhadap EPSnya. Saham yang memiliki PER yang semakin kecil bagi
pemodal akan semakin bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah. PER merupakan salah satu segi untuk memandang kinerja
harga saham. Penilaian PER dapat dirumuskan sebagai berikut Ang, 1997 : 6.24 :
PER = EPS
Ps
Ps = Price stock
EPS = Earning Per Share
2.1.4 Dividend Pay out Ratio DPR
Menurut Ang 1997 : 6.23 DPR merupakan perbandingan antara dividend per share DPS dan earning per share EPS. Sedangkan menurut
Husnan 2001 : 316 perusahaan hanya bisa membagikan deviden semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar. Jika
laba yang diperoleh besarnya tetap, perusahaan tidak bisa membagikan deviden yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan
membagikan modal sendiri. Menurut Van Horne dalam Murtini, DPR adalah deviden kas
tahunan dibagi laba tahunan atau DPS dibagi dengan EPS. Rasio ini menujukkan prosentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang
saham dalam bentuk kas. Di dalam konsep DPS terkandung unsur deviden, jadi jika semakin besar deviden yang dibagikan maka akan semakin besar
DPSnya. Menurut Ang 1997 : 6.23 menyatakan bahwa umumnya saham- saham yang tercatat di BEJ membayar deviden tiap tahunnya dengan DPR
antara 0-25. Agar perusahaan bisa konsisten dalam membayar deviden
perusahaan harus likuid dan profitable. Kedua hal tersebut harus seimbang. Tanpa adanya tingkat likuiditas yang tinggi, perusahaan tidak akan mampu
mengalokasikan dananya dalam memenuhi kewajiban membayar deviden untuk pemegang saham. Namun apabila perusahaan menaikkan tingkat
likuiditasnya maka perusahaan akan kehilangan kesempatan dalam menghasilkan laba. Sedangkan apabila perusahaan tidak profitable maka
perusahaan tidak akan mampu menyediakan dananya guna membayar kewajiban. Sehingga diperlukan suatu keseimbangan didalam menentukan
besarnya deviden yang akan dibayarkan dengan perhitungan Dividen Pay out Ratio.
Perusahaan dalam membagikan deviden didasarkan pada kebijakan deviden. Kebijakan deviden menyangkut tentang masalah penggunaan laba
yang menjadi hak para pemegang saham Husnan dan Pujiastuti, 1996 : 331. Pendapat tentang deviden dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Pendapat yang menginginkan deviden dibagikan sebesar-besarnya.
2. Pendapat yang mengatakan bahwa kebijakan deviden tidak relevan.