saham dalam bentuk kas. Di dalam konsep DPS terkandung unsur deviden, jadi jika semakin besar deviden yang dibagikan maka akan semakin besar
DPSnya. Menurut Ang 1997 : 6.23 menyatakan bahwa umumnya saham- saham yang tercatat di BEJ membayar deviden tiap tahunnya dengan DPR
antara 0-25. Agar perusahaan bisa konsisten dalam membayar deviden
perusahaan harus likuid dan profitable. Kedua hal tersebut harus seimbang. Tanpa adanya tingkat likuiditas yang tinggi, perusahaan tidak akan mampu
mengalokasikan dananya dalam memenuhi kewajiban membayar deviden untuk pemegang saham. Namun apabila perusahaan menaikkan tingkat
likuiditasnya maka perusahaan akan kehilangan kesempatan dalam menghasilkan laba. Sedangkan apabila perusahaan tidak profitable maka
perusahaan tidak akan mampu menyediakan dananya guna membayar kewajiban. Sehingga diperlukan suatu keseimbangan didalam menentukan
besarnya deviden yang akan dibayarkan dengan perhitungan Dividen Pay out Ratio.
Perusahaan dalam membagikan deviden didasarkan pada kebijakan deviden. Kebijakan deviden menyangkut tentang masalah penggunaan laba
yang menjadi hak para pemegang saham Husnan dan Pujiastuti, 1996 : 331. Pendapat tentang deviden dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
1. Pendapat yang menginginkan deviden dibagikan sebesar-besarnya.
2. Pendapat yang mengatakan bahwa kebijakan deviden tidak relevan.
3. Pendapat yang mengatakan bahwa perusahaan seharusnya justru
membagikan deviden sekecil mungkin. DPR dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
DPR = saham
lembar per
laba saham
lembar per
Deviden
Ang, 1997 : 6.23
2.1.5 Pertumbuhan Laba Earning Growth EG
Pertumbuhan laba yang akan diteliti adalah pertumbuhan laba per lembar saham earning per shareEPS. Pada umumnya pemegang saham
dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS. Karena hal ini menyebabkan jumlah rupiah yang di peroleh untuk setiap lembar saham.
Para calon pemegang saham tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan emiten.
Dengan memperhatikan pertumbuhan laba per lembar saham tersebut dapat dilihat prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga akan
mempengaruhi keputusan investor dalam berinvestasi. Tingkat pertumbuhan laba earning growth berpengaruh langsung terhadap PER. Bila harga
saham mencerminkan kapitalisasi dari laba yang diharapkan dimasa mendatang maka peningkatan laba akan meningkatkan harga saham dan
total kapitaslisasi pasar. Bila investor yakin pertumbuhan laba ini terdukung baik, price earning ratio akan meningkat.
EG dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
Earning Growth =
1 -
t 1
- t
t
EPS EPS
- EPS
EPS
t
: laba per lembar saham tahun sekarang EPS
t-1
: laba per lembar saham tahun sebelumnya Tangkilisan, 2003 : 254
2.1.6
Variance of Earning Growth VEG
Setiap saham yang beredar dalam pasar modal mempunyai resiko yang dapat merugikan investor jika investor tidak cermat dalam
menanganinya. Varians ini merupakan proxi dari risiko. Variance of Earning
Growth mencerminkan ketidakpastian perusahaan dalam memperoleh laba. Perusahaan yang memiliki laba yang stabil akan
cenderung memiliki reputasi yang baik dalam mempertahankan pay out ratio. Variance of Earning Growth yang tinggi mengindikasikan bahwa
perusahaan tersebut tidak memiliki profitabilitas yang stabil serta kurang perhatian perusahaan pada manajemen laba, akibatnya terjadi ketidakpastian
perolehan deviden bagi investor. Menurut Halim dan Hanafi 2000 : 300 risiko berhubungan positif
dengan tingkat keuntungan. Semakin tinggi suatu risiko maka akan mengakibatkan semakin tinggi tingkat keuntungan yang diharapkan.