1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Jawa sebagai salah satu Mata Pelajaran Muatan Lokal, bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Propinsi Jawa Tengah.
Sebagaimana tercantum dalam surat keputusan Gubernur Jawa Tengah No.895.5012005. Peningkatan mutu pendidikan di Jawa Tengah terutama
penanaman nilai-nilai luhur dan penguasaan bahasa Jawa bagi siswa SDSDLBMI, SMPSMPLBMTs dan SMA NegeriSwasta diupayakan
pemerintah dengan menetapkan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2004 yang wajib dilaksanakan oleh semua jenjang sekolah di Propinsi
Jawa TengahKeputusan Gubernur Jawa Tegah No.895.5012005. Tujuan khusus pembelajaran bahasa Jawa yang termuat dalam GBPP
adalah: 1 siswa dapat mengucapkan kata bahasa Jawa dengan lafal yang wajar; 2 siswa mampu melafalkan kalimat bahasa Jawa sesuai dengan
intonasi yang wajar dan sesuai konteksnya baik dalam huruf latin maupun huruf Jawa; 3 siswa mampu menerima informasi dengan memberi tanggapan
dengan tepat tentang berbagai hal secara lisan; 4 siswa mampu memahami isi bacaan dengan tepat; 5 siswa mampu menyerap pengungkapan perasaan
orang lain secara lisan dan tertulis serta dapat memberi tanggapan secara tepat; 6 siswa mampu mengungkapkan perasaan secara lisan dan tertulis dengan
lisan secara jelas dan tepat; 7 siswa mampu memanfaatkan unsur-unsur
2
kebahasaan karya sastra dalam berbicara dan menulisDepdikbud, 1994: 12- 13.
Oleh karena itu, semua kompetensi yang ada di dalam Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa harus dapat dikuasai oleh semua siswa sekolah dasar.
Kurikulum dalam Mata Pelajaran Bahasa Jawa di sekolah dasar meliputi empat aspek keterampilan. Yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Keterampilan membaca dikelompokan kedalam beberapa keterampilan yang lebih khusus, diantaranya membaca nyaring, membaca indah, membaca aksara
Jawa dan membaca pemahaman. Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan membaca dalam hati
yang bertujuan untuk mengetahui isi dari suatu bacaan, baik berupa artikel non fiksi, cerpen, dongeng, puisi, maupun karya sastra lainnya. Keterampilan ini
sangat penting dikuasai oleh siswa karena dapat meningkatkan pengetahuan tentang nilai-nilai luhur kebudayaan yang ada dalam bahasa Jawa sehingga
para siswa dapat melestarikan kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional.
Begitu banyak nilai-nilai luhur yang diperoleh dari Mata Pelajaran Bahasa Jawa. Oleh karena itu, sudah sepantasnya mutu pembelajaran bahasa
Jawa di sekolah dasar diselenggarakan dengan baik sehingga siswa dapat menguasai kompetensi yang ada. Akan tetapi, menurut Farida Nugrahani
dalam penelitiannya ”Reaktualisasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Jawa dalam Era Multikultural” pembelajaran bahasa dan sastra Jawa belum juga
mengalami peningkatan yang berarti serta kurang mendapat perhatian. Hal
3
inidikarenakan, terbatasnya alokasi waktu, terbatasnya fasilitas buku-buku sastra baik teori maupun karya kreatif, rendahnya minat baca siswa, serta
rendahnya kompetensi guru dalam mengajarkannya. Rendahnya kualitas pembelajaran tersebut, juga terjadi pada pembelajaran
bahasa Jawa pada kelas III SDN Kalisegoro. Berdasarkan refleksi awal dengan tim kolaborasi, pembelajaran bahasa Jawa khususnya penguasaan keterampilan
membaca pemahaman belum maksimal. Hal ini, dikarenakan guru menggunakan metode yang monoton, terlalu terpancang pada buku paket, serta kurangnya
penggunaan media yang dapat meningkatkan aktivitas siswa. Guru hanya membacakan sebuah cerita yang ada dalam buku paket, setelah itu siswa diminta
untuk membaca bacaan tersebut lalu menjawab pertanyaan yang ada. Hal ini, mengakibatkan siswa kurang termotivasi sehingga dalam mengikuti
pembelajaran, siswa kurang bersemangat. Selain itu,siswa mengalami kesulitan karena ada beberapa kosakata bahasa Jawa yang belum dipahami oleh siswa.
Dengan pembelajaran yang seperti ini, tujuan pembelajaran kognitif, afektif maupun psikomotor akan sulit tercapai.
Fakta tersebut didukung oleh hasil evaluasi pada pembelajaran bahasa Jawa. Dari 25 siswa, 14 siswa 56 mendapat nilai dibawah 60 yang
merupakan kriteria ketuntasan minimal KKM. Dan hanya 11 siswa 44 yang mencapai ketuntasan belajar. Melihat data tersebut, maka diperlukan
proses pembelajaran yang lebih baik, agar dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran dan meningkatkan pula keterampilan
membaca pemahaman siswa.
4
Untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti beserta tim kolaborasi menetapkan untuk menggunakan sebuah media pembelajaran yang
mempunyai keunggulan dan sesuai dengan kondisi di kelas, sehingga dengan keunggulan dari media pembelajaran tersebut, mampu menutupi segala
kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran, keaktifan
siswa, dan keterampilan membaca pemahaman teks bahasa Jawa siswa. Salah satu media pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa dan keterampilan membaca pemahaman siswa adalah media reading box. Media reading box merupakan media
pembelajaran yang terdiri dari sebuah kotak yang berisi seperangkat teks yang taraf kesukarannya berbeda-beda, lengkap dengan daftar pertanyaan serta
kunci jawaban. Penggunaan media ini mengacu pada prinsip membaca progresif. Sehingga sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan baca
siswa. Keunggulan media ini adalah 1 menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;2 metode mengajar akan lebih
bervariasi sehingga siswa tidak bosan;3 siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajarSoeparno, 1988:34. Pengunaan media reading box dalam
pembelajaran pada penelitian ini dipadukan dengan metode kompetisi. Metode ini merupakan perpaduan antara metode Student Team Acheavment Division
STAD dan Think Pair and Share TPS. Menurut Slavin 1995 keduanya mempunyai keunggulan sebagai berikut: dalam STAD, siswa bekerja sama
dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok,
5
interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat; TPS memiliki keunggulan dapat mengembangkan kemampuan
mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain, membantu siswa untuk respek
pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji
ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik, interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan memberi
rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjanghttp:mahmuddin.wordpress.com20091223pem-belajaran-koope-
ratif-tipe-think-pair-share-tps. Dari ulasan latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Keterampilan MembacaPemahamanTeks Bahasa Jawa Melalui Media Reading
BoxpadaSiswaKelas III SDN Kalisegoro Kecamatan Gunung Pati.
B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah