Kerangka Pemikiran dan Tahapan Penelitian

22 informasi tentang kapasitas dan pola penyediaan N dari ke dua pupuk hijau tersebut, tanpa atau dengan kombinasi di antara keduanya atau dikombinasikan dengan Urea, yang diberikan sekaligus atau terpisah masih terbatas. Menurut Sutoro et al. 1988 laju pertumbuhan tanaman jagung pada fase awal relatif lambat, tetapi tanaman tumbuh dengan cepat setelah berumur empat minggu. Oleh karena itu, pemberian 20 N dari pupuk hijau Flemingia atau Glirisidia pada saat tanam yang diikuti pemberian 80 N dari pupuk hijau Glirisidia atau Urea pada tiga minggu setelah tanam diduga dapat menghasilkan keselarasan lebih tinggi.

1.2. Kerangka Pemikiran dan Tahapan Penelitian

Efisiensi pemanfaatan pupuk N rendah terutama disebabkan oleh tingginya kehilangan N melalui pencucian, volatilisasi dan denitrifikasi. Kehilangan N tersebut juga berakibat buruk terhadap lingkungan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah melalui penyelarasan antara penyediaan N dari sumbernya dengan pengambilannya oleh tanaman. Penyelarasan pemupukan N dilakukan dengan pengaturan jumlah dan waktu aplikasi pupuk N untuk menghasilkan pola penyediaan N yang sesuai dengan pola permintaan N tanaman Gambar 1. Dengan cara demikian, kehilangan N pada saat permintaan N tanaman rendah awal pertumbuhan tanaman dapat dikurangi, sebaliknya pada saat permintaan N tanaman tinggi dapat terpenuhi. Akibatnya, pertumbuhan dan produksi tanaman tinggi namun dengan penggunaan pupuk yang lebih hemat. 3 4 Waktu minggu 3 4 Waktu minggu : Urea : Pupuk hijau kualitas tinggi : Serapan N tanaman Gambar 1. Skema keselarasan penyediaan N dengan serapannya oleh tanaman akibat aplikasi terpisah Urea diikuti pupuk hijau kualitas tinggi A, dan aplikasi terpisah pupuk hijau kualitas tinggi diikuti Urea. A B P e l e p a s a n N 23 Upaya untuk mencapai keselarasan dilakukan melalui tahapan penelitian yang terdiri dari percobaan pencucian-inkubasi, percobaan rumah kaca dan percobaan lapangan Gambar 2. Pada percobaan pencucian-inkubasi dihasilkan pola penyediaan N dari berbagai sumber N. Selanjutnya dilakukan uji korelasi dengan model pola serapan N jagung, sehingga dapat ditentukan pola penyediaan N yang selaras dengan model pola serapan N jagung. Pencocokan Gambar 2. Bagan tahapan penelitian Pada percobaan rumah kaca dihasilkan data respon tanaman jagung dan kadar N mineral dalam tanah akibat aplikasi sumber N terpilih beserta pengaturan aplikasinya Pola penyediaan N dari sumber N dan pengaturan aplikasinnya Model pola serapan N jagung Sumber N dan pengaturan apli- kasinya yang selaras dengan model serapan N jagung Pengujian sumber N terpilih dengan menggunakan tanaman Jagung di Rumah Kaca Sumber N dan pengaturan apli- kasinya yang selaras untuk tanaman jagung Pengujian Sumber N dan pengaturan aplikasinya terpilih di lapangan Rekomendasi sumber N dan pengaturan aplikasinya yang paling tepat pada lahan yang identik Percobaan Laboratorium Percobaan Rumah kaca Percobaan Lapang 24 pada kondisi tanpa dan dengan pencucian. Berdasarkan data dan informasi dari percobaan rumah kaca dipilih sumber N beserta pengaturan aplikasinya yang menghasilkan keselarasan dengan pertumbuhan jagung untuk digunakan pada percobaan lapangan. Pada percobaan lapangan dihasilkan data respon tanaman jagung dan kadar N ammonium dan nitrat pada lapisan 0-20 cm dan 20-40 cm pada tanah yang diberi sumber N beserta pengaturan aplikasinya terpilih dari percobaan rumah kaca. Berdasarkan data dan informasi dari percobaan lapangan disusun rekomendasi sumber N beserta pengaturan aplikasinya yang paling tepat pada kondisi tanah dan iklim yang identik dengan percobaan ini.

1.3. Tujuan Penelitian