51
5.3.2. Metode
Percobaan faktorial 2 x 6 dengan tiga ulangan yang disusun dalam rancangan acak lengkap dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pencucian dan aplikasi dipisah
Glirisidia, Urea dan kombinasinya terhadap pertumbuhan jagung, serapan N dari tanah dan dari pupuk oleh tanaman jagung dan kadar N-NH
4 +
dan N-NO
3 -
+ NO
2 -
tanah. Faktor pertama adalah pencucian terdiri dari dua taraf yaitu tanpa pencucian L
o
dan dengan pencucian L
1
. Faktor ke dua adalah aplikasi dipisah Glirisidia, Urea dan kombinasinya terdiri dari enam taraf yaitu lima perlakuan aplikasi dipisah Glirisidia,
Urea dan kombinasinya terpilih dari percobaan laboratorium dan satu kontrol. Enam kilogram tanah kering udara Ø 5 mm ditambah sumber N sesuai
perlakuan. Nitrogen yang ditambahkan: Urea saja 347 kg ha
-1
dan Glirisidia saja 18,5 ton ha
-1
. Untuk membuat kadar P, K, Ca, dan Mg sama pada masing-masing perlakuan, maka ke dalam tanah ditambahkan unsur-unsur tersebut dalam bentuk SP-
36, KCl, CaCO
3
dan kiserit. Takaran SP-36, KCl, kapur dan kiserit didasarkan pada kadar unsur P, K, Ca dan Mg dalam pupuk hijau dan dalam kapur dan kiserit yang
akan ditambahkan. Tanah, pupuk hijau, SP-36, KCl, CaCO
3
dan kiserit dicampur merata, kemudian dimasukkan ke dalam ember plastik. Delapan belas ember plastik
dipersiapkan untuk masing-masing perlakuan dari 12 kombinasi perlakuan. Bagian dasar ember diberi lubang dan kasa plastik. Masing-masing ember plastik ditanami
tiga benih jagung. Seminggu setelah tanam dipilih bibit yang relatif seragam dan ditinggalkan satu bibit per ember.
Kelembaban tanah dijaga pada kondisi kapasitas lapang dengan menambahkan air bebas ion. Pada ember yang mendapat perlakuan pencucian setiap satu minggu
sekali sampai minggu ke delapan dilakukan pencucian dengan air hujan yang ditam- pung setelah 20 menit turun hujan komunikasi pribadi dengan Dr. Gunawan
Djajakirana. Jumlah air yang ditambahkan sesuai dengan jumlah curah hujan di tempat percobaan lapangan. Air cucian ditampung kemudian ditetapkan kadar N
mineral dengan “Flow Injections Autoanalyzer”. Kegiatan pemeliharaan tanaman yang meliputi penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai kebutuhan.
Pada umur 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 minggu setelah tanam MST dilakukan pengukuran tinggi tanaman dan pengambilan contoh tanaman. Pengambilan contoh
tanaman dilakukan dengan memanen seluruh bagian tanaman. Selanjutnya tanaman dicuci, ditiriskan dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60
o
C selama 72 jam.
52 Tanaman yang telah dioven ditimbang, kemudian diambil contoh untuk penetapan
serapan N oleh tanaman. Kadar N tanaman ditetapkan dengan metode Kjeldahl Anderson dan Ingram, 1993. Pengambilan N tanaman dihitung dengan mengalikan
kadar N total tanaman dengan total berat kering tanaman setelah dioven 105
o
C. Serapan N oleh tanaman jagung yang berasal dari pupuk ditaksir dengan metode
perbedaan different method sebagai berikut : N
total jagung
p
– N total jagung
k
serapan N dari pupuk = x 100 N pupuk yang ditambahkan
di mana p = perlakuan pupuk N, dan k = kontrol tanpa penambahan N. Pada 4, 6, 7, dan 8 MST dilakukan pengambilan contoh tanah, dengan cara
mencampur rata tanah dalam ember kemudian mengambil sebagian tanah sebagai contoh. Contoh tanah selanjutnya disimpan dalam lemari es atau langsung dianalisis
kadar N-NH
4 +
dan N-NO
3 -
+ NO
2 -
melalui pengekstrakkan dengan KCl 2N lalu diukur dengan “Flow Injections Autoanalyzer”.
5.4. Hasil dan Pembahasan 5.4.1. Nitrogen Amonium dan Nitrat Tanah