60 Perlakuan
G1
o
G1
3
dan U
o
G1
o
berisi aplikasi Glirisidia 20 dari dosis N saat tanam melepaskan NH
4 +
relatif tinggi pada satu MST. Lonjakan NH
4 +
tersebut diduga mempengaruhi keseimbangan kation-anion di dalam tanah yang mengganggu per-
tumbuhan awal bibit yang ditunjukkan oleh BKT Gambar 10B dan BKA Tabel 5 yang lebih rendah. Gangguan tersebut menyebabkan keterlambatan pertumbuhan awal
tanaman dibanding perlakuan pemupukan lainnya. Namun pada enam MST perkem- bangan sistem perakarannya sudah lebih baik Tabel 5, sehingga kadar N mineral
tanah yang lebih tinggi Tabel 3 justru menunjang laju pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi. Pada delapan MST laju pertumbuhan BKT yang dihasilkan perlakuan
lainnya sudah menurun sehingga terbentuk titik belok, sedangkan laju pertumbuhan BKT yang mengikuti perlakuan G1
o
G1
3
dan U
o
G1
o
masih tinggi, sehingga belum terbentuk titik belok.
Tanah yang digunakan memiliki N tersedia cukup tinggi, sehingga tanggap tanaman terhadap pemupukan yang disertai tanpa pencucian rendah. Walaupun
demikian, pada delapan MST aplikasi Glirisidia dipisah G1
o
G1
3
memiliki BKT lebih tinggi. Hal itu disebabkan sistem perakarannya berkembang baik Tabel 5 sehingga
serapan N tanamannya lebih tinggi daripada perlakuan lainnya Tabel 6. Kondisi tersebut tentu saja berpengaruh terhadap pertumbuhan BKT yang lebih tinggi pula.
Kontras dengan itu, BKT dalam tanah yang menerima aplikasi U
o
G1
o
cenderung lebih rendah dibanding perlakuan tanpa pemupukan. Hal itu disebabkan perlakuan U
o
G1
o
melepaskan NH
4 +
dan N-NO
3 -
+ NO
2 -
tinggi sehingga mengganggu keseimbangan kation-anion dalam tanah dan mengganggu pertumbuhan tanaman. Kondisi itu ber-
dampak pada keterlambatan pertumbuhan tanaman. Akibatnya, kurva BKT yang dihasilkan perlakuan U
o
G1
o
belum membentuk titik belok. Artinya dengan perpan- jangan waktu panen masih dimungkinkan untuk terjadi peningkatan BKT.
c. Berat Kering Akar BKA
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemupukan tidak mempengaruhi BKA secara nyata. Berat kering akar akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya
dengan dan tanpa pencucian disajikan pada Tabel 5. Pada tanah tanpa pencucian, perlakuan pemupukan memiliki BKA yang lebih
beragam dari 5 sampai 8 MST dibanding tanah dengan pencucian Tabel 5. Pada delapan MST semua perlakuan pemupukan pada tanah tanpa dan dengan pencucian
61 memiliki BKA yang tidak berbeda nyata. Walaupun demikian, BKA dalam tanah yang
menerima aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya yang disertai dengan pencucian cenderung lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata berat kering akar jagung g akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya tanpa dan dengan pencucian.
P e m u p u k a n Pengama-
tan
MST
Pencucian 0N G1
o
G1
3
G1
o
U
3
U
o
G1
o
U
o
G1
3
U
o
U
3
3 Tanpa
0.49a
†
0.46a 0.43a
0.36a 0.45a
0.48a Dengan
0.44b 0.38ab
0.32a 0.35ab
0.46b 0.36ab
4 Tanpa
0.87b 0.36a
0.89b 0.51a
0.53a 0.89b
Dengan 0.83b
0.60ab 0.67ab
0.44a 0.69ab
0.61ab 5
Tanpa 2.77b
1.40a 2.20b
1.14a 1.06a
2.28b Dengan
2.41c 1.47ab
2.37c 1.41a
1.60ab 1.96bc
6 Tanpa
4.92ab 2.66a
4.31ab 2.70a
2.88a 5.81b
Dengan 3.95a
3.38a 5.82a
3.89a 3.04a
3.74a 7
Tanpa 12.31a
7.82a 9.40a
8.08a 11.82a
11.90a Dengan
8.83a 8.74a
9.28a 8.00a
9.53a 10.06a
8 Tanpa
23.91a 22.38a
17.60a 16.82a
16.15a 21.79a
Dengan 14.11a
23.84a 20.32a
20.79a 22.87a
22.64a
†
Baris yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf nyata 5
Hubungan kondisi tanah dengan pertumbuhan sistem perakaran jagung telah banyak diteliti Mengel dan Barber,1974; Barber, 1971; Logsdon et al., 1987; Maizlish
et al ., 1980. Mereka menyimpulkan bahwa pertumbuhan akar dipengaruhi bobot isi,
suhu, oksigen, kelembaban tanah Logsdon et al., 1987, dan hara N Maizlish et al., 1980. Dengan demikian interaksi di antara faktor-faktor tersebut telah menghasilkan
keragaman yang tinggi sehingga menyebabkan BKA dalam tanah yang menerima aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya yang disertai tanpa dan dengan pencucian
tidak berbeda nyata satu sama lain. Walaupun demikian, pada tanah tanpa pemupukan N, pencucian tampaknya telah menyebabkan kekosongan N tersedia sehingga serapan
N tanamannya juga lebih rendah dibanding perlakuan pemupukan lainnya Tabel 6. Hal itu menyebabkan BKA yang mendapat perlakuan tanpa pemupukan N dengan
pencucian jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanah tanpa pencucian.
d. Serapan N Jagung