67 pupuk akibat aplikasi pupuk disertai dengan pencucian lebih tinggi daripada perlakuan
pupuk yang sama tetapi tanpa pencucian. Pada perlakuan dengan pencucian persentase serapan N dari pupuk tertinggi dihasilkan perlakuan G1
o
U
3
dan U
o
U
3
. Pada tujuh MST terjadi sedikit perbedaan, perlakuan G1
o
U
3
, U
o
G1
3
dan U
o
U
3
yang disertai tanpa pencucian memiliki persentase serapan N dari pupuk lebih tinggi daripada perlakuan
yang sama tetapi dengan pencucian. Pada perlakuan tanpa pencucian persentase serapan N dari pupuk tertinggi dihasilkan perlakuan U
o
U
3
diikuti G1
o
U
3
, U
o
G1
3
, G1
o
G1
3
dan U
o
G1
o
, sedangkan pada perlakuan dengan pencucian dihasilkan oleh G1
o
U
3
diikuti G1
o
G1
3
, U
o
G1
3
, U
o
G1
o
dan U
o
U
3
. Pada akhir pertumbuhan vegetatif 8 MST, perlakuan U
o
U
3
yang disertai tanpa pencucian memiliki persentase serapan N dari pupuk sangat tinggi dan tertinggi diikuti
G1
o
G1
3
, G1
o
U
3
, U
o
G1
3
dan U
o
G1
o
. Pada perlakuan dengan pencucian, persentase serapan N dari pupuk tertinggi dihasilkan perlakuan G1
o
U
3
dan U
o
G1
3
diikuti G1
o
G1
3
= U
o
G1
o
dan terendah U
o
U
3
. Dengan demikian secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada perlakuan tanpa pencucian perlakuan U
o
U
3
mempunyai efisiensi paling tinggi diikuti G1
o
G1
3
, G1
o
U
3
, U
o
G1
o
= U
o
G1
3
. Pada perlakuan dengan pencucian perlakuan G1
o
U
3
mempunyai efisiensi tertinggi diikuti U
o
G1
3
, G1
o
G1
3
= U
o
G1
o
dan U
o
U
3
.
5.5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dan pembahasan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Keselarasan penyediaan N dengan pertumbuhan jagung pada perlakuan tanpa pen-
cucian dihasilkan oleh aplikasi Urea saat tanam diikuti Glirisidia tiga MST dan Urea saat tanam diikuti Urea tiga MST, sedangkan pada perlakuan dengan pencu-
cian dihasilkan oleh aplikasi Glirisidia saat tanam diikuti Glirisidia tiga MST, Urea
dan Glirisidia sekaligus saat tanam dan Urea saat tanam diikuti Glirisidia
tiga MST. 2.
Pada perlakuan tanpa pencucian, TT dan BKT tertinggi dihasilkan oleh aplikasi Glirisidia saat tanam diikuti Glirisidia tiga MST, sedangkan pada perlakuan dengan
pencucian dihasilkan oleh aplikasi Glirisidia saat tanam diikuti Glirisidia tiga MST, Urea saat tanam diikuti Glirisidia tiga MST dan Urea saat tanam diikuti Urea
tiga MST. 3.
Aplikasi Urea dan Glirisidia sekaligus saat tanam menghasilkan pencucian N mineral kumulatif tertinggi.
68
VI. PENGARUH GLIRISIDIA, UREA DAN KOMBINASINYA TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG
DAN PENCUCIAN NITROGEN DI LAPANGAN
6.1. Latar Belakang
Budidaya tanaman yang umum dilakukan para petani berlangsung di lapangan. Kondisi lapangan berbeda dengan di Laboratorium dan Rumah Kaca. Di lapangan
banyak faktor lingkungan yang sulit dikendalikan seperti curah hujan, cahaya mata- hari, tanah, hama dan penyakit tanaman. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi proses
dekomposisi dan pelepasan hara dari pupuk yang diaplikasikan serta mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi
keselarasan penyediaan N dan serapan N tanaman. Oleh karena itu, pengujian hasil percobaan Laboratorium dan Rumah Kaca di lapangan penting dilakukan guna
mendapatkan informasi tentang efek sumber N dan pengaturan aplikasinya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sesuai kondisi nyata di lapangan.
6.2. Tujuan
Percobaan lapangan bertujuan untuk menentukan sumber N dan pengaturan aplikasinya yang menghasilkan pertumbuhan dan produksi jagung optimal dengan
pencucian N rendah.
6.3. Bahan dan Metode 6.3.1. Bahan