Pencucian Nitrogen Serapan N Jagung

62 pemupukan tidak berbeda nyata satu sama lain, setelah itu cenderung lebih tinggi atau nyata lebih tinggi dibanding perlakuan tanpa penupukan N. Berbeda dengan itu, serapan N jagung dalam tanah yang menerima perlakuan pemupukan disertai dengan pencucian lebih tinggi daripada kontrol sejak enam MST Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata serapan N jagung mg akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombi- nasinya tanpa dan dengan pencucian dari 4 sampai 8 MST. P e m u p u k a n Pengamat- an MST Pencu- cian 0N G1 o G1 3 G1 o U 3 U o G1 o U o G1 3 U o U 3 4 Tanpa 156,2b † 69,6a 132,1b 69,4a 85,4a 150,4b Dengan 107,4b 97,1ab 123,1b 57,6a 109,6b 89,6ab 6 Tanpa 508,8a 512,5a 531,1a 570,8a 545,8a 549,6a Dengan 353,3a 562,4ab 629,2b 532,8ab 521,4ab 505,9ab 7 Tanpa 777,7a 1176,6ab 1119,2ab 968,0ab 1247,5b 1081,4ab Dengan 542,6a 1193,6c 867,2b 907,5b 936,6b 629,8a 8 Tanpa 817,3a 1724,3b 1170,8ab 1366,7ab 1371,6ab 1224,4ab Dengan 531,8a 1210,1d 881,7bc 1102,9cd 1235,7d 686,2ab † Baris yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DNMRT pada taraf nyata 5 Pada akhir pertumbuhan vegetatif 8 MST, pada tanah tanpa pencucian serapan N jagung tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan G1 o G1 3 , sedangkan pada tanah dengan pencucian ditunjukkan oleh perlakuan G1 o G1 3 dan U o G1 3 . Walaupun pertumbuhan akar BKA dipengaruhi oleh banyak faktor sebagaimana dijelaskan pada bahasan tentang BKA, namun hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan G1 o G1 3 pada tanah tanpa pencucian dan G1 o G1 3 serta U o G1 3 pada tanah dengan pencucian memiliki pertumbuhan sistem perakaran yang ekstensif. Sistem perakaran yang ekstensif tersebut dengan ditunjang oleh N tersedia yang tinggi Gambar 8 telah menyebabkan kedua perlakuan tersebut memiliki serapan N jagung yang tinggi Tabel 6

5.4.3. Pencucian Nitrogen

Konsep keselarasan dikembangkan dalam rangka meminimumkan kehilangan hara. Dalam penelitian ini kehilangan N yang diukur berupa pencucian N. Nitrogen mineral tercuci pada setiap MST akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya disajikan pada Gambar 11, sedangkan N mineral kumulatif tercuci yang menerima perlakuan pemupukan tersebut disajikan dalam Gambar 12. 63 20 40 60 80 100 1 2 3 4 5 6 7 8 N -N H 4+ t e rc uc i m g 25 50 75 100 125 150 175 200 225 1 2 3 4 5 6 7 8 N -N O 3 - + N O 2 - t e rc u c i m g 25 50 75 100 125 150 175 200 225 1 2 3 4 5 6 7 8 MST To ta l N m in e ra l te rc u c i m g 0N G1oG13 G1oU3 UoG1o UoG13 UoU3 Gambar 11. Jumlah N-NH 4 + A, N-NO 3 - + NO 2 - B dan total N mineral C tercuci akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya dari 1 sampai 7 MST A B C 64 100 200 300 400 500 600 N m ine ra l kum ul at if te rc u ci m g 0N G1oG13 G1oU3 UoG1o UoG13 UoU3 Perlakuan Gambar 12. Nitrogen mineral kumulatif tercuci akibat aplikasi Glirisidia, Urea dan kombinasinya. Gambar 10 menunjukkan bahwa N-NH 4 + tercuci lebih rendah dibandingkan N-NO 3 - + NO 2 - tercuci. Hal itu disebabkan pada umumnya koloid tanah mampu meretensi NH 4 + , tetapi secara lemah meretensi NO 3 - . Bukti tentang besarnya retensi NH 4 + ditunjukkan pada Tabel 3. Dalam perlakuan tanpa pencucian pada empat MST konsentrasi N-NH 4 + tanah yang dihasilkan perlakuan G1 o G1 3 dan U o G1 3 lebih tinggi daripada perlakuan lainnya Tabel 3, namun pencucian N-NH 4 + pada kedua perlakuan tersebut tidak berbeda dengan perlakuan lainnya Gambar 11A. Kurva jumlah N-NH 4 + tercuci dalam tanah yang menerima semua perlakuan pemupukan mirip satu sama lain dengan puncak pada 2 dan 4 MST, kecuali perlakuan U o G1 o Gambar 11A. Perlakuan U o G1 o menghasilkan N-NH 4 + tercuci nyata lebih tinggi daripada perlakuan lainnya dari 1 sampai 5 MST, dengan puncak rendah pada dua MST dan puncak tinggi pada lima MST. Selain itu, jumlah N-NH 4 + akibat perlakuan U o G1 3 dan U o U 3 pada dua MST, G1 o G1 3 pada tiga MST, G1 o U 3 pada empat MST lebih tinggi daripada kontrol Gambar 11A. Aplikasi Urea dan Glirisidia sekaligus saat tanam pada percobaan rumah kaca melepaskan N-NH 4 + tinggi sampai empat MST, sebagaimana yang terjadi pada percobaan pencucian inkubasi. Hal itu sangat menunjang terjadi pencucian N-NH 4 + dalam tanah yang menerima perlakuan U o G1 o lebih tinggi daripada perlakuan lainnya sampai lima MST. Pencucian NH 4 + juga ditemukan oleh Ferreira-Azcona 1972 pada tanah tropika di Brazil. Walaupun tanah memiliki kemampuan meretensi NH 4 + , namun karena jumlah N-NH 4 + yang dilepaskan lebih besar daripada kapasitas retensi 65 koloid tanah KTK tanah rendah [Lampiran 1], dan serapan N tanamannya lebih rendah, maka N-NH 4 + ikut terbawa air cucian. Blair et al. 1995 mengemukakan bahwa dalam tanah dengan konduktivitas hidrolik tinggi danatau kapasitas retensi hara rendah, maka hara dapat tercuci ke bawah daerah perakaran tanaman. Berbeda dengan N-NH 4 + tercuci, kurva jumlah N-NO 3 - + NO 2 - tercuci dalam tanah yang menerima semua perlakuan pemupukan dari 1 sampai 7 MST mirip satu sama lain dengan puncak rendah pada dua MST dan puncak tinggi pada lima MST Gambar 11B. Jumlah N-NO 3 - + NO 2 - tercuci dalam tanah yang menerima semua perlakuan pemupukan dari 1 sampai 4 MST tidak berbeda nyata satu sama lain. Pada lima MST, N-NO 3 - + NO 2 - tercuci dalam tanah yang menerima semua perlakuan pemupukan nyata lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N, dan perlakuan U o G1 o menghasilkan N-NO 3 - + NO 2 - tercuci tertinggi. Jumlah N-NO 3 - + NO 2 - tercuci akibat perlakuan G1 o G1 3 , G1 o U 3 dan U o G1 o pada enam MST dan G1 o G1 3 dan U o G1 3 pada tujuh MST nyata lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N. Hasil percobaan pencucian-inkubasi juga menunjukkan bahwa semua perla- kuan aplikasi dipisah dua kali Glirisidia, Urea dan kombinasinya mulai melepaskan N-NO 3 - + NO 2 - lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N pada empat MST, dan terus meningkat dengan sedikit fluktuasi. Pada percobaan rumah kaca diduga kuat hal yang sama terjadi, yang ditunjukkan oleh konsentrasi N-NO 3 - + NO 2 - tanah yang tinggi pada empat MST Tabel 3. Dengan demikian, mudah dipahami konsentrasi N-NO 3 - + NO 2 - tanah yang tinggi disertai oleh serapan N tanaman yang relatif rendah pada empat MST menunjang terjadinya pencucian N-NO 3 - + NO 2 - yang besar sampai lima MST. Pencucian N-NO 3 - + NO 2 - yang rendah setelah lima MST berkaitan dengan tingginya serapan N tanaman Tabel 6. Kurva jumlah total N mineral tercuci dalam tanah yang menerima semua perlakuan pemupukan mirip satu sama lain dan polanya sama dengan rata-rata konsentrasi N-NO 3 - + NO 2 - tercuci yang membentuk kurva dengan puncak pada 2 dan 5 MST. Perlakuan G1 o G1 3 , U o G1 o dan U o G1 3 yang berisi aplikasi Glirisidia 80 dari dosis N secara perlahan-lahan terus melepaskan NH 4 + dan N-NO 3 - + NO 2 - . Pada enam MST ketiga perlakuan tersebut memiliki N-NO 3 - + NO 2 - tanah yang tinggi dan nyata lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N. Selain itu, tanah yang digunakan memiliki kapasitas retensi anion yang rendah. Oleh karena itu sangat masuk 66 akal bila ketiga perlakuan tersebut menghasilkan N-NO 3 - + NO 2 - tercuci lebih tinggi daripada perlakuan tanpa pemupukan N. Semua aplikasi pupuk meningkatkan N mineral kumulatif tercuci, dan perlakuan U o G1 o menghasilkan N mineral kumulatif tercuci paling tinggi diikuti G1 o G1 3 , G1 o U 3 , U o G1 3 dan U o U 3 Gambar 12.

5.4.4. Persentase Serapan N Tanaman dari Pupuk