Modul Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter

kelompok, 4 siswa mengerjakan kuis-kuis individual, 5 menghitung skor kemajuan individu dan kelompok, dan 6 memberikan penghargaan. Menurut Shoimin 2014:189-190 model pembelajaran STAD mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan yang diperoleh melalui model pembelajaran STAD antaraa lain: siswa mampu bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok, siswa aktif membantu dan memberi semangat untuk berhasil bersama, siswa berperan aktif sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, meningkatkan kecakapan individu, dan meningkatkan kecakapan kelompok. Kelemahan yang ada pada model pembelajaran STAD antara lain: membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target, siswa yang mempunyai kemampuan akademik bagus akan merasa dirugikan jika mendapatkan anggota kelompok yang kemampuan akademiknya kurang, dan apabila guru tidak bisa mengelola kelas, maka kelas akan menjadi gaduh.

2.3 Modul Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter

Menurut Prastowo 2014:17 bahan ajar merupakan segala bahan yang disusun secara sistematis dan menampilkan secara utuh kompetensi yang akan dikuasai siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Seorang pendidik dituntut untuk dapat secara kreatif mendesain suatu bahan ajar yang memungkinkan siswa dapat secara langsung memanfaatkan sumber belajar. Bahan ajar yang disusun secara kreatif dapat meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif. Bahan ajar yang digunakan pada penelitian ini adalah modul berbasis pendidikan karakter. Menurut Daryanto 2013:9 dan Prastowo 2014:106 modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Modul memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang spesifik serta membantu siswa dalam belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing-masing. Menurut Prastowo 2014:108 tujuan penyusunan modul, yaitu 1 agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa bimbingan dari guru, 2 agar peran pendidik tidak terlalu dominan dalam pembelajaran, 3 melatih kejujuran siswa, 4 agar siswa dapat mengukur sendiri tingkat penguasan materi yang telah dipelajarai, dan 5 mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa. Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi sebagai berikut: a bahan ajar mandiri. Penggunaan modul dalam proses pembelajaran berfungsi meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran pendidik. b pengganti fungsi pendidik. Sebagai bahan ajar modul harus mampu menjelaskan materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usia siswa. c sebagai alat evaluasi. Siswa dituntut untuk dapat mengukur dan menilai sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari Prastowo, 2014:107-108. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan YME, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan, sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang diucapkan kepada orang lain Kurniawan, 2014:29. Nilai karakter yang terdapat pada modul ini yaitu rasa ingin tahu, mandiri, saling menghormati, tanggung jawab, dan kerja sama. Menurut Kurniawan 2014:41 rasa ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan luas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar. Mandiri adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan masalah. Saling menghormati adalah sikap dan tindakan seseorang untuk menghormati apa yang dilakukan oleh orang lain. Tanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, negara dan Tuhan. Kerja sama adalah sikap dan perilaku seseorang untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain.

2.4 Materi Tumbuhan

Dokumen yang terkait

The Effectiveness Of Using Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Techniques in Teaching Reading

1 16 116

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

The Effectiveness Of Using The Student Teams Achievement Divisions (STAD) Technique Towards Students’ Understanding Of The Simple Past Tense (A Quasi-Experimental Study at the Eighth Grade Students of SMP Trimulia, Jakarta Selatan)

1 8 117

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Peningkatan hasil belajar siswa melalui model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran IPS Kelas IV MI Al-Karimiyah Jakarta

0 5 158

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) BERBANTUAN MODUL TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS X PEMASARAN

0 4 247

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152