1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Biologi merupakan salah satu bidang ilmu sains yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Belajar biologi lebih dari sekedar kumpulan fakta
dan konsep, karena dalam biologi juga terdapat kumpulan proses dan nilai yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Banyak siswa yang tidak dapat
mengembangkan pemahamannya terhadap konsep-konsep biologi karena perolehan pengetahuan dan prosesnya tidak terintegrasi dengan baik. Jika biologi
hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena biologi tidak dapat menggunakan pengetahuan mereka
selama proses pembelajaran Saptono, 2011: 11. Hasil observasi awal yang dilakukan di SMA N 1 Kragan diketahui bahwa
pembelajaran biologi pada materi tumbuhan belum melibatkan siswa secara aktif. Pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi kelas yang masih
berjalan satu arah, serta penggunaan bahan ajar yang hanya berupa buku paket dan lembar kegiatan siswa LKS yang dibeli dari penerbit. LKS tersebut berisi
materi dan latihan soal untuk siswa yang terdiri atas uji kompetensi dan ulangan harian. Selain itu, pada LKS juga terdapat beberapa kegiatan praktikum, tetapi
kegiatan tersebut kurang mendorong siswa untuk belajar aktif. Oleh sebab itu, LKS tersebut kurang sesuai dengan fungsinya sebagai lembar kegiatan siswa. Hal
ini menyebabkan siswa cenderung mendengarkan, menghafal, pasif, dan cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Menurut Djamarah Zain 2010: 20
bahwa metode ceramah lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada siswa, sehingga menyebabkan siswa pasif dan lebih banyak menghafal. Akibatnya, hasil
belajar siswa kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan mini
mal KKM ≥ 75 yaitu 38,04 siswa. Hasil wawancara dengan siswa diketahui bahwa materi biologi yang
dianggap sulit adalah materi tumbuhan. Hal ini karena pada materi tumbuhan
terdapat banyak sub bab materi dan istilah ilmiah serta ada beberapa tumbuhan yang tidak dapat diamati secara langsung. Materi tumbuhan diajarkan di SMA
kelas X semester genap dengan kompetensi dasar 3.3 KD 3.3 mendiskripsikan ciri-ciri divisi dalam dunia tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di
bumi. Berdasarkan KD 3.3 tersebut, siswa dituntut untuk dapat menggolongkan jenis tumbuhan berdasarkan ada tidaknya pembuluh pengangkut, menyebutkan
dan menjelaskan ciri-ciri tumbuhan, menjelaskan cara reproduksi tumbuhan, serta mendata tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan berperan dalam
kehidupan. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi tumbuhan adalah dengan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division STAD. Menurut Hafid
Makkasau 2013 model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok kecil dengan membagi
kemampuan akademik siswa secara heterogen untuk bekerjasama dalam menyelesaikan suatu masalah. Menurut Marrysca et al. 2013 STAD merupakan
model pembelajaran kooperatif yang paling baik digunakan untuk guru yang baru menggunakan model kooperatif. Selain itu, untuk membuat pembelajaran menjadi
efektif dapat digunakan bahan ajar seperti modul. Menurut Shoimin 2014: 189 kekurangan model STAD adalah dalam pelaksanaannya membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, penerapan model STAD perlu dipadukan dengan modul.
Modul adalah suatu bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan didesain untuk membantu siswa
menguasai tujuan belajar secara spesifik Prastowo, 2014:106. Modul yang digunakan guru harus kreatif, menyenangkan, dan dapat memberikan nilai-nilai
karakter bagi siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bab 2 Pasal 1 bahwa dalam
proses pembelajaran guru harus mampu memberikan nilai-nilai karakter dalam setiap proses pembelajaran. Oleh karena itu, modul berbasis pendidikan karakter
sangat membantu guru dalam proses belajar mengajar. Modul tersebut berisi
materi yang diajarkan oleh guru, tugas individu, kinerja ilmiah dan latihan soal evaluasi. Nilai-nilai pendidikan karakter pada modul tersebut terdapat pada tugas
individu dan kinerja ilmiah. Melalui tugas individu dan kinerja ilmiah diharapkan siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter.
Nilai-nilai karakter yang terdapat pada modul ini adalah rasa ingin tahu, mandiri, saling menghormati,
tanggung jawab, dan kerja sama. Pelaksanaan pembelajaran pada materi tumbuhan perlu dilakukan dengan
kreatif dan inovatif sehingga siswa dapat berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Salah satu caranya dengan penerapan model
pembelajaran STAD yang didukung dengan penggunaan modul. Hasil penelitian Marrysca et al. 2013 bahwa penerapan model STAD berbantuan LKS
berkarakter dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui penggunaan modul tersebut siswa akan belajar secara mandiri, sehingga menuntut keaktifan siswa
dan guru hanya berperan sebagai fasilitator selama kegiatan pembelajaran. Penggunaan modul perlu dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa dan
untuk membentuk karakter siswa. Melalui penggunaan modul tersebut diharapkan siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai karakter yang ada di dalam modul
yaitu sikap rasa ingin tahu, mandiri, saling menghormati, tanggung jawab, dan kerja sama.
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran STAD berbantuan modul berbasis pendidikan karakter mengutamakan kerja sama antar individu dalam
kegiatan kelompok. Pengkondisian suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna akan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, sehingga hasil belajar
siswa dapat meningkat. Selain itu, pengunaan modul pada pembelajaran akan membantu siswa untuk belajar secara mandiri dan diharapkan dapat membentuk
karakter siswa melalui pengimplementasian nilai-nilai karakter dalam modul. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang
“Efektivitas Model Student Teams Achievement Divisions STAD Berbantuan Modul Berbasis
Pendidikan Karakter pada Materi Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa
”.
1.2 Rumusan Masalah