52
Sosiologi SMAMA XI
1. Penyebab Konflik
Konflik dan tata tertib sosial yang bersifat normatif selalu ada dalam masyarakat. Keduanya melekat bersama-sama.
Terciptanya ketertiban atau keteraturan sosial bukan berarti lenyapnya atau tidak adanya konflik dalam masyarakat.
Tidak dapat diabaikan bahwa dalam masyarakat yang teratur pasti ada konflik. Dalam masyarakat yang teratur atau
setertib apa pun pasti ada konflik walaupun hanya bersifat potensial. Harus diingat bahwa dalam masyarakat terkandung
kenyataan-kenyataan sebagai berikut. Munculnya berbagai keinginan
masyarakat di daerah-daerah di Indo- nesia lebih disebabkan oleh berbagai
hal. Penyebab tersebut, antara lain adanya berbagai perbedaan perlakuan
pemerintah antara pusat dan daerah, serta pemerintah terlalu bersifat
sentralistik dan hegemonis. Keinginan- keinginan masyarakat tersebut
diwujudkan dalam gerakan separatis. Gerakan-gerakan separatis itu dapat
dilihat pada berbagai kasus yang muncul dan mewarnai sejarah
kehidupan bangsa Indonesia. Misal- nya, Gerakan Aceh Merdeka GAM.
Gerakan ini tidak saja didasarkan pada ketidakpuasan secara politik, tetapi
rakyat Aceh merasa hak-haknya selama ini direbut. Gerakan lain adalah
perlawanan suku Amungmo di Abepura terhadap pemerintah pusat
sejak Freeport melakukan eksplorasi dan eksploitasi di Papua.
P
enyebab Konflik dan Dampaknya dalam Masyarakat
Life Skills : Kecakapan Akademik
B.
Setelah membaca kasus di atas coba beri pendapat terhadap kasus tersebut
berdasarkan pertanyaan berikut. 1.
Termasuk dalam konflik apakah masing-masing kasus tersebut?
2 Apa dampak yang akan timbul
dengan adanya konflik tersebut? 3.
Menurut kalian pribadi, bagai- manakah tindakan yang se-
harusnya dilakukan agar konflik tidak berubah menjadi kekeras-
an sehingga menimbulkan perpecahan?
4. Menyangkut isu HAM dan
globalisasi, kebijakan pemerintah suatu negara dalam menyelesai-
kan konflik di negaranya juga akan mempengaruhi kebijakan
masyarakat internasional ter- hadap negara tersebut. Jelas-
kanlah
Sosiologi SMAMA XI
53
b. Reaksi dari suatu sistem sosial terhadap perubahan-
perubahan yang datang dari luar dan tidak selalu bersifat adjustive.
c. Suatu sistem sosial dapat juga mengalami konflik–konflik
sosial dalam waktu yang panjang. d.
Perubahan-perubahan sosial tidak selalu terjadi secara bertahap melalui penyesuaian-penyesuaian yang lunak.
Akan tetapi, dapat juga terjadi secara revolusioner. Hal itu berbeda dengan pendapat dari pendekatan
konflik. Pendekatan konflik memiliki anggapan tersendiri terhadap masyarakat yang berpotensi terhadap konflik.
Anggapan tersebut adalah sebagai berikut. a.
Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang tidak pernah berakhir. Seperti diketahui
bahwa perubahan berpotensi untuk timbulnya konflik.
b. Setiap masyarakat mengandung konflik-konflik di dalam
dirinya. c.
Setiap unsur dalam masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan-perubahan
sosial.
d. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau
dominasi oleh sejumlah orang lain. Banyak faktor telah menyebabkan terjadinya konflik-
konflik. Menurut Morton Deutsch 1973, konflik timbul karena pola hubungan saling ketergantungan yang negatif
antara pihak yang berkonflik. Setiap konflik memiliki dimensi kooperatif dan kompetitif sekaligus. Konflik dengan kadar
kompetisi yang tinggi akan mengakibatkan destruktif. Sementara itu, konflik dalam iklim kooperasi yang tinggi akan
mengakibatkan konstruktif.
Namun, tidak hanya faktor-faktor itu saja yang me- nyebabkan terjadinya konflik. Masih banyak faktor lain
penyebab timbulnya konflik dalam masyarakat. Berikut ini merupakan sebab-sebab terjadinya konflik dalam masyarakat.
a.
Perbedaan pendirian dan keyakinan orang per orang yang menyebabkan konflik antarindividu. Dalam hal ini
masing-masing pihak berusaha membinasakan lawan baik fisik maupun pikiran-pikiran dan ide yang tidak
disetujuinya.