37
dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Ganti rugi ini diberikan sebagai pengganti penghasilan konsumen yang hilang akibat menderita sakit.
2.3.4 Tanggung Jawab Pelaku Usaha
Berbicara mengenai tanggung jawab pelaku usaha, perlu dikemukakan terlebih dahulu beberapa istilah yang berkaitan dengan tanggung jawab pelaku
usaha, atau lebih dikenal dengan tanggung jawab produk product liability. Product liability adalah suatu tanggung jawab secara hukum dari orang
atau badan yang menghasilkan suatu produk producer, manufacture atau dari orang atau dari badan yang bergerak dalam suatu proses untuk
menghasilkan suatu produk processor, assembler, atau dari orang atau badan yang menjual atau mendistribusikan seller, distributor produk tersebut.
Erman Rajaguguk dkk, 2000 : 46. Dalam pasal 19 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen, disebutkan tanggung jawab pelaku usaha adalah sebagai berikut :
1 pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.
2 Ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa
pengembalian uang atau penggantian barang dan atau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan kesehatan dan atau pemberian
santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3 Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari
setelah tanggal transaksi. 4
Pemberian ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarka
pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan. 5
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan
tersebut merupakan kesalahan konsumen
38
Selain pemberian ganti rugi, pelaku usaha bisa jadi harus bertanggung jawab secara hukum melalui proses pengadilan. Namun sering terjadi para
pelaku usaha dengan mudah berkelit dan lepas dari jerat hukum. Mereka dengan mudah membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah atau kesalahan itu
sudah bukan lagi tanggung jawab pelaku usaha tersebut. Ada beberapa kriteria berkenaan dengan cacat atau rusaknya suatu
barang dan atau jasa yang dapat dimintakan pertanggungjawaban pelaku usaha.
Kategori kerusakan yang dapat dimintakan pertanggungjawaban tersebut menurut Erman Rajagukguk adalah sebagai berikut :
1 Production Manufacturing Defect
Yaitu apabila suatu produk dibuat tidak sesuai dengan persyaratan sehinnga akibatnya produk tersebut tidak aman bagi konsumen.
2 Design Effect
Yaitu bahaya dari produk tersebut lebih besar daripada manfaat yang diharapkan oleh konsumen biasa atau keuntungan dari desain produk
tersebut lebih kecil resikonya. 3
Warning Instruction Effect Yaitu apabila buku pedoman, buku panduan intruction booklet,
pengemasan packaging, etiket labels, atau plakat tidak cukup memberikan peringatan tentang bahaya yang mungkin timbul dari
produk tersebut atau petunjuk tentang penggunaannya yang aman. Erman Rajagukguk dkk, 2000 : 45.
Kriteria tanggung jawab yang diungkapkan Erman Rajagukguk menerangkan bahwa pelaku usaha tidak hanya bertanggung jawab atas
produknya ada saat produk tersebut telah berada di tangan konsumen. namun jauh sebelum itu pelaku usaha juga berkewajiban bertanggungjawab atas
produknya pada saat proses produksi berlangsung. Dengan adanya kriteria tersebut pelaku usaha mau tidak mau bertanggungjawab diluar kriteria diatas.
39
Adanya tanggung jawab produk yang dibebankan kepada pelaku usaha diharapkan para pelaku usaha dalam berproduksi akan lebih berhati-hati dan
lebih baik. Pelaku usaha akan berusaha optimal dalam melakukan produksi dan pengawasan produk agar produknya tetap disukai konsumen. Bahkan
dengan adanya tanggung jawab produk, pelaku usaha berusaha menjamin mutu produksinya dan dapat meraih pasar lebih luas.
2.4 Tinjauan Tentang Makanan Jajanan Yang Mengandung Bahan