Kewenangan Balai Besar POM tentang Bahan Tambahan

63 kewenangan untuk mengawasi peredaran obat dan makanan, dan kewenangan untuk memberikan sanksi secara admininstratif kepada pelaku usaha obat dan makanan yang melanggar hukum. Dasar kewenangan dari Balai Besar POM Semarang diatur dalam pasal 67 Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. Secara lebih jelas rincian kewenangan adalah sebagai berikut :

4.1.4.1 Kewenangan Balai Besar POM tentang Bahan Tambahan

Pangan Salah satu kewenangan Badan POM seperti yang dikatakan Djoko Harjanto diatas adalah penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan zat aditif tertentu untuk makanan dan obat. Dalam Keputusan Kepala Badan POM RI No. HK.00.05.5.1.4547 Tentang Persyaratan Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pemanis Buatan Dalam Produk Pangan telah disebutkan bahwa untuk pemakaian pemanis buatan jenis Siklamat yang biasanya digunakan oleh pedagang es takarannya adalah 250 mgkg adonan. Sedangkan untuk Asam Askorbat yang biasannya digunakan untuk pemutih takarannya adalah 200 mgkg adonan. Balai Besar POM juga telah menentukan mana BTP yang boleh digunakan dan mana yang tidak boleh digunakan. Penyebaran informasi ini biasanya melalui pamphlet dan penyuluhan kepada para produsen dan pedagang. Namun penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan zat aditif tertentu ini belum dapat 64 diketahui secara luas oleh para pelaku usaha maupun masyarakat sebagai konsumen. Secara umum pihak-pihak yang mengetahui tentang kewenangan ini hanya pelaku usaha industri makanan dan farmasi yang berskala besar dan menengah. Sedangkan pelaku usaha industri kecil seperti industri rumah tangga dan para pedagang banyak yang tidak mengetahui tentang Bahan Tambahan Pangan BTP yang boleh digunakan dan BTP yang tidak boleh digunakan. Kewenangan Balai Besar POM tentang penetapan BTP diatur dalam pasal 69 huruf d Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, didalam pasal tersebut disebutkan bahwa Balai Besar POM berwenang penetapan persyaratan penggunaan bahan tambahan zat aditif tertentu untuk makanan dan penetapan pedoman pengawasan peredaran obat dan makanan. Dari hasil observasi di lapangan diketahui bahwa pengetahuan pelaku usaha jajanan tentang BTP yang boleh digunakan dan BTP yang tidak boleh digunakan adalah sebagai berikut : Tarso mengaku tidak tahu mengenai mana bahan tambahan makanan yang boleh digunakan dan mana yang tidak boleh digunakan, dia juga mengaku dalam mencampurkan bahan tambahan dengan adonan untuk tempura atau sosis mie asal campur tanpa takaran. wawancara dengan Tarso, penjual nugget dan tempura di MI Al-Iman Banaran, tanggal 8 januari 2011 65 Tarman juga tidak mengetahui berapa takaran baku dari pemanis buatan yang dicampurkan ke dalam minuman yang dijualnya, jika adonan minuman sudah terasa manis dianggap cukup dan sebaliknya jika belum manis maka ia akan terus menambah pemanis buatan tersebut. wawancara dengan Tarman, penjual es di RAMI Raudlotul Huda Sekaran, tanggal 8 januari 2011.

4.1.4.2 Kewenangan Balai Besar POM Tentang Pemberian Informasi