Kewenangan Balai Besar POM Tentang Pemberian Informasi

65 Tarman juga tidak mengetahui berapa takaran baku dari pemanis buatan yang dicampurkan ke dalam minuman yang dijualnya, jika adonan minuman sudah terasa manis dianggap cukup dan sebaliknya jika belum manis maka ia akan terus menambah pemanis buatan tersebut. wawancara dengan Tarman, penjual es di RAMI Raudlotul Huda Sekaran, tanggal 8 januari 2011.

4.1.4.2 Kewenangan Balai Besar POM Tentang Pemberian Informasi

Hasil wawancara dengan Djoko Harjanto diketahui bahwa salah satu kewenangan Balai Besar POM adalah memberikan informasi kepada masyarakat. Informasi yang diberikan adalah informasi tentang pangan dan obat. Termasuk di dalamnya adalah informasi tentang farmasi, kosmetik dan obat tradisional. Pemberian informasi yang dilakukan oleh Balai Besar POM dapat melalui berbagai cara, pemberian informasi bisa melalui media cetak maupun media elektronik. Informasi melalui media cetak biasanya menggunakan Koran, majalah, dan jurnal pangan. Sedangkan informasi melaui media elektronik biasanya melalui televisi, radio, dan internet. Untuk Koran Balai Besar POM pernah menginformasikan tentang Sekolah Dasar yang terdapat jajanan berbahaya yang dimana dimuat di kompas tanggal 6 januari 2010. Sedangkan internet dapat diakses melalui situs Badan Pengawas Obat dan Makanan wawancara dengan Djoko Harjanto,Pengawas Obat dan Makanan Balai Besar POM Semarang, tanggal 4 November 2010. 66 Kewenangan Badan POM tentang penetapan BTP diatur dalam pasal 69 huruf c Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, didalam pasal tersebut disebutkan bahwa Badan POM berwenang menetapan sistem informasi di bidangnya. Informasi yang diberikan oleh Balai Besar POM seputar masalah pangan dan obat, informasi yang diberikan biasanya berisi tentang berita ketidak layakan pangan. Informasi lainnya adalah tentang kasus atau peristiwa pelanggaran ketentuan tentang kesehatan pangan dan obat. Pemberian informasi tentang Bahan Tambahan Pangan BTP, pengetahuan kandungan makanan dan obat dilakukan dengan media leaflet. Contoh informasi yang diberikan Balai Besar POM tentang makanan dan obat adalah sebagai berikut : “…..Selain masalah yang berkaitan dengan keracunan karena bakteri kita juga masih menemukan produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan pangan, antara lain karena penggunaan bahan tambahan yang dilarang atau bahan tambahan pangan yang melebihi batas penggunaanya. Masalah bahan tambahan yang dilarang untuk pangan seperti formalin, boraks, rhodamin B masih ditemukan pada produk-produk pangan yang dihasilkan oleh industri rumah tangga IRT, seperti pada produk mie, bakso, tahu, kerupuk, dan terasi.” jurnal pangan edisi NO. 40XIIJanuari2003 halaman 22. Selain berisi tentang berita, Balai Besar POM juga memberikan informasi pengenalan suatu BTP yang dilarang digunakan dan bahayanya jika dikonsumsi serta tips memilih makanan yang sehat, berikut ini contoh pamfletnya : 67 “…..Kuning Metanil seringkali disalahgunakan untuk pewarna makanan 7 minuman, misalnya : krupuk, sirup dan tahu. Untuk pewarna makanan yang memberikan warna kuning disarankan memakai pewarna alam atau pewarna sintetik yang aman sesuai dengan Permenkes No. 722 Menkes Per IX 88 tentang Bahan Tambahan Makanan.” pamflet dari Balai Besar POM Semarang yang berjudul “KUNING METANIL Methanyl Yellow”

4.1.4.3 Kewenangan Balai Besar POM Tentang Perijinan