23
atau jasa yang dikehendakinya berdasarkan atas keterbukaan informasi yang benar, jelas dan jujur. Jika terdapat penyimpangan yang merugikan, konsumen
berhak untuk didengar, memperoleh advokasi, pembinaan, perlakuan yang adil, kompensasi sampai ganti rugi. Gunawan dan Ahmad Yani 2003 : 30
Ahmad miru berpendapat tentang hak-hak yang dapat diperoleh konsumen, yaitu:
1 Hak atas keamanan dan keselamatan ;
2 Hak untuk memperoleh informasi ;
3 Hak untuk memilih ;
4 Hak untuk didengar ;
5 Hak untuk memperoleh kebutuhan hidup ;
6 Hak untuk memperoleh ganti rugi ;
7 Hak untuk memperoleh pendidikan konsumen ;
8 Hak untuk memproleh hidup bersih dan sehat ;
9 Hak untuk mendapatkan barang yang sesuai dengan nilai tukar yang
diberikannya ; 10
Hak untuk mendapatkan upaya penyelesaian hukum yang patut. Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, 2004 : 40
Hak-hak yang dapat diperoleh konsumen tersebut diharapkan dapat digunakan dengan baik, dapat meningkatkan tanggung jawab pelaku usaha
dalam memproduksi barang dan atau jasa, dan pelaku usaha dituntut memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen.
2.2.3 Kewajiban Konsumen
Konsumen adalah raja, konsumen bisa memilih dan menentukan barang dan atau jasa mana saja yang akan digunakan atau dipakai. Konsumen
berhak mendapatkan pelayanan yang baik dari pelaku usaha, konsumen juga bisa berlaku sebagai salah satu penentu harga suatu produk barang dan atau
jasa melalui selera pembelian mereka. Banyaknya hak yang dimiliki konsumen, bukan berarti konsumen
dapat menggunakan hak-haknya secara bebas tanpa ada batas. Selain punya
24
hak, konsumen juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi. Pasal 5 Undang-Undang No.8 tahun 1999 disebutkan bahwa kewajiban konsumen
adalah sebagai berikut: 1
Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatkan barang dan atau jasa demi kemanan dan keselamatan;
2 Beriktikad dalam pembelian barang dan atau jasa ;
3 Membayar dengan nilai tukar yang sudah disepakati ;
4 Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen
secara patut ; Kewajiban-kewajiban yang dibebankan kepada konsumen diharapkan
dapat menjadi kontrol atau pengendali hak-hak yang dimiliki konsumen, sehingga dalam menggunakan haknya konsumen tidak bertindak semaunya
sendiri .
2.2.4 Pengertian Perlindungan Konsumen
Hak dan kewajiban konsumen telah diatur secara jelas dalam Undang- Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, namun belum
semua konsumen mengetahuinya atau apabila terjadi sengketa, konsumen enggan untuk mempermasalahkannya. Keengganan konsumen untuk
mempermasalahkan dikarenakan konsumen merasa berada pada posisi lemah, konsumen harus dapat membuktikan sendiri tentang kesalahan pelaku usaha
pasal 41 ayat 4 Undang-Undang Nomor 7 taun 1996 Tentang Pangan, oleh karena itu perlu adanya suatu perlindungan konsumen.
Sebelum berbicara banyak tentang perlindungan konsumen, terlebih dahulu perlu diketahui tentang pengertian perlindungan konsumen. dalam
kaitannya dengan pengertian perlindungan konsumen ada beberapa pendapat yang memberikan pengertian perlindungan konsumen, yaitu:
25
1 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen dijelaskan Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen. 2
Menurut Direktorat Perlindungan Konsumen - Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri 2006, perlindungan konsumen adalah
segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen.
Jadi kesimpulan dari pengertian–pengertian diatas adalah bahwa hukum perlindungan konsumen dibutuhkan apabila kondisi para pihak yang
mengadakan hubungan hukum atau yang bermasalah dalam keadaan yang tidak seimbang.
Di Indonesia sendiri, beberapa peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum pedoman pelayanan pengaduan dan perlindungan
konsumen adalah: 1
Undang Undang Dasar 1945 Pasal 5 ayat 1, pasal 21 ayat 1, Pasal 21 ayat 1, Pasal 27 , dan Pasal 33.
2 Undang Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 No. 42 Tambahan lembaran Negara republic Indonesia No. 3821.
3 Undang Undang No. 5 tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli
dan Persaingan Usaha Usaha Tidak Sehat.
26
4 Undang Undang No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbritase dan Alternatif
Penyelesian Sengketa. 5
Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2001 tentang Pembinaan Pengawasan dan Penyelenggaraan Perlindungan Konsumen.
6 Surat Edaran Dirjen Perdagangan Dalam Negeri No.
235DJPDNVII2001 Tentang Penangan pengaduan konsumen yang ditujukan kepada Seluruh dinas Indag PropKabKota.
7 Surat Edaran Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri No. 795
DJPDNSE122005 tentang Pedoman Pelayanan Pengaduan Konsumen.
Adapun asas perlindungan konsumen adalah : 1
Asas Manfaat. Mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan
perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan.
2 Asas Keadilan.
Partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk
memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil, 3
Asas Keseimbangan. Memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha,
dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual. 4
Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen. Memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen
dalarn penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang dikonsumsi atau digunakan.
5 Asas Kepastian Hukum.
Baik pelaku usaha maupun konsumen mentaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara
menjamin kepastian hukum. Badan Perlindungan Konsumen Nasional 2005 : 5
27
2.2.5 Tujuan Perlindungan Konsumen