II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Peranan Sektor Pertanian
Pentingnya peranan sektor pertanian tergambar dari besarnya penduduk dunia yang menggantungkan hidupnya di sektor pertanian. Hasil penelitian World
Development Report 2008, Tahun 2002 tiga perempat dari penduduk negara
berkembang setara dengan 833 juta orang hidup di perdesaan, sebagian mata pencaharian mereka secara langsung atau tidak langsung bergantung pada sektor
pertanian. Menurut Byerlee, et .
al. 2005, peranan sektor pertanian di dalam transformasi stuktural telah ditunjukkan melalui revolusi hijau dibanyak negara
terutama di Asia. Lebih lanjut Mashury 2006, mengemukakan bahwa sektor pertanian di
Indonesia sangat penting artinya karena peranannya sebagai penghasil pangan utama, lapangan kerja sebagian besar penduduk, pemasok bahan untuk industri,
penghasil devisa negara, mempunyai efek multiplier yang tinggi, kegiatannya yang ramah lingkungan, penghasil energi alternatif biofuel. Sektor pertanian
sebagai penghasil pangan utama tidak tergantikan, karena sektor tersebut menjadi sektor utama dalam rangka menjaga ketahanan pangan. Pendapat yang sama
dikemukakan Nainggolan 2006 bahwa peranan sektor pertanian menjadi penting dalam kemampuan menyediakan pangan yang berasal dari dalam negeri sendiri
sehingga tidak tergantung pada impor. Sektor pertanian yang berasal dari dalam negeri diperlukan
peranan pemerintah dalam pengembangannya Sastrosoenarto, 2006.
Bagi negara-negara sedang berkembang, sektor pertanian memegang peranan yang penting dalam menyumbang Produk Domestik Bruto PDB atau
Produk Domestik Regional Bruto PDRB suatu wilayah. Dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, sektor
pertanian merupakan sektor ekonomi yang sangat potensial karena, pertama, kontribusi produknya, eskpansi dari sektor-sektor ekonomi non pertanian sangat
tergantung pada produk-produk dari sektor pertanian, bukan saja untuk kelangsungan pertumbuhan suplay makanan, tetapi juga untuk penyediaan bahan
baku untuk keperluan kegiatan produksi di sektor-sektor non pertanian tersebut, terutama industri pengolahan makanan dan minuman, tekstil, dan pakaian jadi,
barang-barang dari kulit dan farmasi. Kedua, kontribusinya terhadap faktor-faktor produksi, karena pentingnya sektor pertanian dilihat dari sumbangan outputnya
terhadap PDB atau PDRB dan andilnya dalam penyerapan tenaga kerja. Ketiga, kontribusi terhadap pasar, karena kuatnya pengaruh pertanian pada
perekonomian selama tahap awal pembangunan, maka populasi di sektor pertanian daerah perdesaan membentuk suatu bagian yang sangat besar dari
pasar permintaan domestik terhadap produk-produk dari industri dan sektor- sektor lain di dalam negeri, baik untuk barang produsen maupun barang-barang
konsumen, dan keempat, kontribusinya terhadap devisa, sektor pertanian mampu berperan sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan atau
neraca pembayaran sumber devisa, baik lewat ekspor hasil-hasil pertanian atau peningkatan produksi komoditi-komoditi pertanian menggantikan komoditi impor
Tambunan, 2003. Lebih lanjut menurut Jhingan 2000 peran sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi terletak pada, Pertama, menyediakan surplus pangan yang semakin besar kepada penduduk yang terus bertambah. Kedua,
meningkatkan permintaan akan produk industri dan dengan demikian mendorong
keharusan diperluasnya sektor sekunder dan tersier. Ketiga, menyediakan tambahan penghasilan devisa untuk impor barang-barang modal bagi
pembangunan melalui ekspor hasil pertanian secara terus-menerus . Keempat, memperbaiki kesejahteraan rakyat di pedesaan.
Tambunan 2003 mengemukakan bahwa secara teori peranan sektor pertanian terhadap pertumbuhan output dapat diilustrasikan dengan sebuah
diagram, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2 menunjukkan bahwa jumlah output di sektor pertanian adalah sebesar 0A, sedangkan 0f adalah makanan yang dikonsumsi di pasar domestik
dan 0x bahan baku atau komoditi pertanian yang di ekspor. Dengan adanya ekspor tersebut memungkinkan negara bersangkutan untuk impor sebesar 0m,
Output Pertanian
Impor E
ksp o
r p er
tan ian
O u
tp u
t In d
u str
i
C
F f
f’ m’
m
M i
i’ A
x’ x
y B
D
Sumber : Tambunan 2003 Gambar 2. Peranan Sektor Pertanian : Suatu Ilustrasi Teoritis
T
dengan dasar tukar internasional ToT OT. Dengan adanya impor 0m dan makanan 0f memungkinkan sektor industri untuk menghasilkan output sebesar
0i. Di misalkan volume produksi di sektor industri meningkat sebesar 0i’. Untuk itu dibutuhkan lebih banyak input yang harus di impor, yakni sebesar 0m’.
Produksi meningkat berarti juga kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, yang selanjutnya berarti permintaan terhadap makanan juga
bertambah ke 0f ’. Jika output di sektor pertanian tidak naik, ekspor dari sektor tersebut akan berkurang ke 0y, dan ini berarti kebutuhan akan impor sebesar 0m’
tidak dapat dipenuhi. Oleh sebab itu, dalam usaha meningkatkan volume produksi di industri ke 0i’, output di pertanian juga harus dinaikkan ke 0C. Ini
akan menambah konsumsi makanan ke 0f’, dan berarti juga output di sektor industri dapat meningkat ke 0i’. Ilustrasi ini menunjukkan bahwa tanpa suatu
peningkatan output atau produktivitas di sektor pertanian, sektor industri tidak dapat meningkatkan outputnya atau pertumbuhan yang tinggi akan sulit tercapai.
Oleh karena itu pertanian memainkan peranan penting dalam pertumbuhan output di sektor industri.
Penjelasan yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa seharusnya tidak ada dikotomi antara sektor pertanian dan sektor industri pertanian dan yang
paling penting menjaga keterkaitan antara sektor ekonomi. Sektor pertanian juga masih survive meskipun sektor-sektor industri memberikan kontribusi yang besar
terhadap pembangunan ekonomi, terutama di Indonesia ketika terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998, sektor pertanian masih mampu bertahan dan menjadi
penyelamat bagi perekonomian. Menurut Simatupang dan Dermoredjo 2001, peranan sektor pertanian sebagai penyelamat disebabkan oleh 1 proses produksi
pada sektor pertanian berbasis pada sumberdaya alam domestik sehingga lebih
tahan dalam menghadapi gejolak eksternal dan perekonomian makro, 2 penyerapan tenaga kerja sektor pertanian sangat fleksibel, pekerja di sektor
pertanian tidak memerlukan kualifikasi keahlian yang khusus dan berat sehingga dapat menampung pekerja dengan keahlian yang luas, dan 3 pertumbuhan sektor
pertanian berfungsi sebagai penghambat meningkatnya harga pangan yang berarti mencegah peningkatan jumlah penduduk miskin.
2.2. Industri Pengolahan Hasil Pertanian