Pendapatan Regional TINJAUAN PUSTAKA

Yr t Yr = Pendapatan daerah riil pada tahun t t-1 Untuk menghitung pendapatan wilayah per kapita harus diketahui dahulu tingkat pendapatan wilayah untuk berbagai tahun, karena pendapatan perkapita itu adalah pendapatan rata-rata penduduk maka dapat dilakukan dengan membagi pendapatan daerah dengan jumlah penduduk daerah tersebut pada tahun yang sama. Untuk memperoleh tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun ditentukan dengan menggunakan persamaan : = Pendapatan daerah riil pada tahun t-1 100 1 1 x YP YP YP g t t t t − − − = ............................................................................18 dimana: g t yang dinyatakan dalam persen = Pertumbuhan pendapatan per kapita pada suatu wilayah tahun t YP t YP = Pendapatan per kapita pada tahun t t-1

2.6. Pendapatan Regional

= Pendapatan per kapita pada tahun t-1 Pendapatan regional adalah tingkat pendapatan masyarakat pada suatu wilayah analisis Tarigan, 2006. Lebih lanjut Soediyono 1992 mengemukakan bahwa pendapatan regional adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian didalam suatu wilayah selama satu tahun. Berdasarkan hal tersebut beberapa istilah yang dapat digunakan untuk menggambarkan pendapatan regional, yakni : 1 Produk Domestik Regional Bruto PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto gross value added yang timbul dari seluruh perekonomian disuatu daerah atau Provinsi. Komponen nilai tambah bruto adalah komponen faktor pendapatan : upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan; penyusutan dan pajak tidak langsung neto, dan 2 Produk Domestik Regional Neto PDRN dapat diperoleh dengan cara mengurangi PDRB dengan penyusutan. Penyusutan disini yakni nilai susut atau pengurangan nilai barang- barang modal mesin, peralatan, kendaraan dan lain-lainnya karena barang modal tersebut dipakai dalam proses produksi. Apabila nilai susut barang-barang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan hasilnya merupakan penyusutan keseluruhan, lebih lanjut bila PDRN di atas dikurangi dengan pajak tidak langsung neto, maka diperoleh PDRN atas dasar biaya faktor. Secara garis besar metode perhitungan pendapatan regional dibedakan menjadi 2 metode, yakni metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah sedangkan metode tidak langsung menggunakan data yang bersumber dari data nasional yang dialokasikan ke masing-masing daerah. Menurut Soediyono 1992; Tarigan 2006, ada tiga pendekatan yang dapat dilakukan untuk menghitung pendekatan regional dengan menggunakan metode langsung. Pertama, pendekatan pengeluaran, yakni cara penentuan pendapatan dengan cara menjumlahkan seluruh nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Bila dilihat dari segi penggunaan maka total penyediaan atau produksi barang dan jasa itu digunakan untuk : konsumsi rumahtangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto investasi, perubahan stok, dan ekspor netto. Total barang dan jasa yang tersedia di dalam negeri adalah total barang yang diproduksi di tambah impor dikurangi ekspor, karena yang dihitung hanya nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam negeri maka total konsumsi harus dikurangi dengan nilai impor kemudian ditambah dengan nilai ekspor. Penjumlahan ke enam unsur di atas disebut sebagai Produk Domestik Regional Bruto PDRB. Kedua , pendekatan produksi, dilakukan dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor yang ada dalam perekonomian. Dalam konteks penyusunan neraca Input-Output I-O atau Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE, sektor-sektor produksi bisa dipecah menjadi 11 sektor, 66 sektor, atau 172 sektor, sesuai dengan kebutuhannya. Untuk menghitung pendapatan regional berdasarkan pendekatan produksi maka yang pertama dilakukan adalah menentukan nilai produksi yang dihasilkan oleh tiap-tiap sektor di atas. Pendapatan regional diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai produksi yang tercipta dari tiap sektor. Untuk menghitung PDRB dengan cara di atas, yang dijumlahkan hanya nilai tambah produksi atau value added yang diciptakan masing-masing sektor, sehingga dapat menghindari perhitungan double counting. Selain itu cara ini akan menunjukkan sumbangan sebenarnya dari tiap-tiap sektor dalam menciptakan produksi regional. Dalam konteks analisis Input-Output I-O perhitungan PDRB dapat dilihat pada kwadran III, dan secara matematika dapat dilihat pada persamaan berikut : atau VA VA VA VA PDRB n , ...... .......... .......... 3 2 1 + + + = ∑ = = n i i VA PDRB 1 .......................................................................................19 dimana : VA = Nilai tambah sektor produksi regional i = Jumlah sektor produksi regional Ketiga , pendekatan penerimaan, dilakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam memproduksi barang-barang dan jasa-jasa , yang dijumlahkan adalah : upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Perhitungan metode pendapatan regional dengan cara tidak langsung dilakukan dengan mengalokasikan pendapatan nasional produk domestik brutoPDB ke masing- masing wilayah, misalnya mengalokasikan PDB Indonesia ke setiap Provinsi dengan menggunakan alokator tertentu. Alokator yang dapat digunakan adalah : nilai produksi bruto atau netto setiap sektorsubsektor, jumlah produksi fisik, tenaga kerja, penduduk, dan alat ukur tidak langsung.

2.7. Ketimpangan Distribusi Pendapatan