IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah Provinsi Sulawesi Tengah, yang didasarkan atas beberapa pertimbangan. Pertama, Provinsi Sulawesi Tengah memiliki
sumberdaya sektor pertanian dan industri pengolahan hasil pertanian yang sangat besar. Kedua, pengaruh investasi sektor pertanian dan industri pengolahan hasil
pertanian terhadap distribusi pendapatan dan kemiskinan di Provinsi Sulawesi Tengah belum pernah dikaji dengan menggunakan model Sistem Neraca Sosial
Ekonomi SNSE.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Untuk membangun model sistem neraca sosial ekonomi Sulawesi Tengah yang terdiri dari beberapa neraca, maka diperlukan beberapa jenis data sekunder
seperti disajikan pada Tabel 4. Setelah data yang disebutkan pada Tabel 4 diperoleh maka penghitungan nilai transaksi pada masing-masing sub matriks atau
sel-sel matriks dalam kerangka Sistem Neraca Sosial Ekonomi dilakukan melalui pendekatan yang berbeda-beda. Data utama yang digunakan bersumber dari Tabel
Input-Output Sulawesi Tengah 2005 yang menurunkan informasi tentang distribusi nilai tambah yang diturunkan oleh berbagai sektor produksi. Data lain
yang digunakan adalah data SUSENAS Survey Sosial Ekonomi Nasional, neraca keuangan pemerintah daerah, neraca pembayaran luar negeri, sensus
penduduk, dan Sakerda Survey Angkatan Kerja Daerah, Supas Survey Penduduk Antar Sensus, serta berbagai data hasil dari survey juga digunakan
untuk melengkapi informasi yang ada.
Tabel 4. Jenis dan Sumber Data
No. Jenis Data
Sumber Data
1. Tabel Input - Output 2005 BPS Provinsi Sulawesi Tengah
2. Agregasi Sektoral Agregasi Olahan
3. SUSEDA 2005 BPS Provinsi Sulawesi Tengah
4. SUSENAS Indonesia 2005 BPS Pusat Jakarta
5. Statistik Pertanian 2008 Dinas Pertanian dan Perkebunan,
BPS Provinsi Sulawesi Tengah 6.
SKTIR 2008
Survey Khusus Tabungan dan Investasi
Rumahtangga BPS Provinsi Sulawesi Tengah,
BPS Pusat Jakarta
7. INKESRA Indikator Kesejahteraan Rakyat 2008
BPS Provinsi Sulawesi Tengah, BPS Pusat Jakarta
8. APBD Pemerintah Daerah Pemda
Provinsi Sulawesi Tengah
9. Penanaman Modal Daerah BKPMD, Bappeda Provinsi
Sulawesi Tengah
10. PDRB 2008 BPS Provinsi Sulawesi Tengah
11. Produksi dan Perdagangan Sektor Pertanian
Dinas Pertanian dan Perkebunan, Deperindag, BPS Provinsi
Sulawesi Tengah
12. Data Lainnya Instansi Terkait
13. Balancing SNSE 2008 Cross Entropy Olahan
Secara umum proses yang dilakukan dalam penyusunan kerangka Sistem Neraca Sosial Ekonomi Sulawesi Tengah 2008 adalah :
1. Menetapkan penggolongan utamaklasifikasi atas berbagai transaksi dalam kerangka Sistem Neraca Sosial Ekonomi, secara garis besar terdiri dari :
klasifikasi sektor produksi, klasifikasi faktor produksi, dan klasifikasi rumahtangga.
2. Melakukan estimasi tentang besaran-besaran nilai transaksi pada masing-masing sel atau sub matriks.
3. Melakukan kompilasi dan restrukturisasi data penunjang lain seperti data tenaga kerja, jumlah penduduk dan rumahtangga.
Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE Sulawesi Tengah pada Tahun 2008 terdiri dari beberapa neraca, untuk itu penjelasan jenis data yang
seperti yang dikemukakan oleh Ginting 2006 sebagai berikut : 1. Pendapatan Tenaga Kerja
Data value added nilai tambah yang diterima oleh faktor produksi tenaga kerja dan bukan tenaga kerja modal di peroleh dari Tabel
Input-Output pada komponen upah dan gaji kode 201 dan surplus usaha kode 202. Selain itu, perlu ditambahkan pula komponen penyusutan
kode 203 yang dianggap pula sebagai balas jasa faktor produksi bukan tenaga kerja modal. Transaksi tersebut memberikan gambaran tentang
komponen balas jasa faktor produksi yang dibayarkan oleh seluruh sektor produksi yang pada akhirnya akan menjadi sumber pendapatan faktor
produksi, ataupun institusi yang sebagian besar dimiliki oleh rumahtangga. Balas jasa dalam faktor produksi tenaga kerja pada Tabel
Input-Output yang dimunculkan hanya untuk tenaga kerja yang dibayar, sedangkan tenaga kerja yang tidak dibayar tidak dimunculkan, sehingga untuk
kepentingan Sistem Neraca Sosial Ekonomi disini transaksi tersebut perlu
diperhitungkan secara terpisah. Tenaga kerja dibayar adalah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi sebagai faktor produksi tenaga kerja dan
memperoleh upah dan gaji sebagai balas jasa bagi faktor produksi yang telah diberikan status tenaga kerja dibayar adalah buruhkaryawan, sedangkan
tenaga kerja tidak dibayar adalah tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ekonomi produksi sebagai faktor produksi tenaga kerja berstatus bukan buruh
atau pengusaha tetapi mereka tidak memperoleh sama sekali upah dan gaji sebagai balas jasa faktor produksi, contohnya adalah pekerja keluarga, selain
itu ada juga sebagian dari mereka yang tidak memperoleh upah dan gaji karena balas jasanya mixed income, property income sudah tercakup dalam
surplus usaha dari usaha yang mereka lakukan, contohnya adalah mereka yang bekerja sendiri.
Balas jasa yang diperoleh tenaga kerja tidak dibayar dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi dinilai dalam bentuk imputasi upah dan gaji imputed
wages and salaries yang diperhitungkan dari keuntungan usaha sebagian kode 202 dalam Tabel Input-Output. Pada Tabel Input-Output Sulawesi
Tengah total balas jasa tidak dimunculkan sebagai satu komponen tersendiri tetapi digabung dalam komponen surplus usaha operating surplus. Balas jasa
yang diperoleh tenaga kerja dibayar dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi didapat dari kode 201 dalam Tabel Input-Output. Dengan adanya perbedaan
konsepsi tersebut maka total upah dan gaji yang terdapat dalam Tabel Input-Output kode 201 tidak akan sama dengan total upah dan gaji yang
dihitung dalam Sistem Neraca Sosial Ekonomi. Alokasi nilai tambah ke faktor produksi bukan tenaga kerja kapital dihitung berdasarkan porsi
komponen balas jasanya yang berupa keuntungan termasuk pajak langsung,
bunga modal, sewa tanah, sewa rumah dan pendapatan kepemilikan lainnya ditambah dengan penyusutan.
Pengalokasian pendapatan faktor produksi baik tenaga kerja maupun bukan tenaga kerja kepada pemilik faktor produksi baik itu rumahtangga,
perusahaan maupun pemerintah dihitung berdasarkan pendekatan pada masing-masing kelompok pemilik faktor tersebut. Alokasi yang disebut
sebagai proses distribusi yang menggambarkan titik temu transaksi yang terjadi antara produsen sebagai pihak yang membayarkan dan pemilik faktor
sebagai penerima pendapatan. Berbagai sumber data digunakan diantaranya Survey Sosial Ekonomi Nasional, Tabel Input-Output serta survey khusus
lainnya Survey Khusus Tabungan dan Investasi Rumahtangga dan Survey Khusus Sosial Ekonomi Daerah.
Tenaga kerja dibayar menerima pendapatan berupa upah dan gaji, tunjangan-tunjangan maupun fasilitas-fasilitas lain baik tunai maupun dalam
bentuk natura, sedangkan tenaga kerja tidak dibayar seperti halnya pekerja pemilik dan pekerja keluarga memperoleh pendapatan dari bagian surplus
usaha atau keuntungan, baik tunai maupun dalam bentuk natura. Modal merupakan faktor produksi selain tenaga kerja yang memperoleh pendapatan
dalam bentuk bagian dari keuntungan, deviden, bunga, serta pendapatan kepemilikan lainnya. Pendapatan tersebut diestimasi dan berbagai data-data
yang berkaitan dengan transaksi itu, yaitu dengan cara menghitung proporsinya dari pendapatan surplus usaha.
2. Transfer antar Institusi Transfer antar institusi meliputi pemberian yang bersifat tidak
mengikat seperti halnya hibah, dimana transaksinya dilakukan antar unit
institusi baik secara individual maupun berkelompok. Institusi yang dimaksud adalah pemerintah, unit swasta, maupun rumahtangga. Transfer dari
pemerintah ke rumahtangga diperoleh dari laporan keuangan pemerintah kemudian transfer antar rumahtangga diolah dari hasil Survey Khusus
Tabungan dan Investasi Rumahtangga, sedangkan transfer lainnya diperoleh dari hasil survey khusus yang berkaitan dengan transfer institusi. Sebagian
pengeluaran pemerintah untuk kesehatan dan pendidikan yang berupa subsidi, dicatat sebagai pengeluaran transfer pemerintah yang diberikan kepada
rumahtangga. Pada sisi yang berbeda, pengeluaran pemerintah yang berupa subsidi tersebut menjadi penerimaan bagi rumahtangga, yang kemudian oleh
rumahtangga dikeluarkan lagi sebagai pengeluaran untuk kesehatan dan pendidikan.
3. Pengeluaran Konsumsi Pembelian barang dan jasa hasil dari produksi domestik maupun impor
oleh rumahtangga, pemerintah serta unit usaha untuk tujuan konsumsi akhir masuk dalam kategori pengeluaran konsumsi. Pengeluaran konsumsi akhir
rumahtangga adalah pembelian berbagai jenis produk seperti: sandang, pangan, dan papan, tidak termasuk pengeluaran untuk transfer. Pengeluaran
konsumsi rumahtangga mencakup pula pengeluaran oleh lembaga swasta nirlaba. Sumber data utama yang digunakan adalah Tabel Input-Output
Sulawesi Tengah Tahun 2005 kode 301 yang dilengkapi dengan hasil dari survey-survey mengenai perilaku konsumsi rumahtangga seperti: Survey
Sosial Ekonomi Nasional SUSENAS dan Survey Khusus Tabungan dan Investasi Rumahtangga SKTIR.
Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah adalah pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa, misalnya untuk upah dan gaji, pembelian
alat-alat kantor, dan sebagainya tidak termasuk pengeluaran untuk transfer. Sumber data utama yang digunakan untuk menghitung pengeluaran konsumsi
pemerintah adalah dari publikasi neraca keuangan pemerintah yang mencatat tentang struktur pengeluaran pemerintah. Komposisi pengeluaran konsumsi
pemerintah tersebut kemudian disesuaikan dengan Tabel Input-Output Sulawesi Tengah Tahun 2005 kode 302. Pengeluaran konsumsi akhir
pemerintah mencakup pengeluaran oleh unit pemerintah daerah yang terdiri dari berbagai departemen, lembaga non departemen, dan lembaga pemerintah
lainnya di daerah, termasuk pemerintah daerah Provinsi, daerah KabupatenKota, dan daerah desa. Pengeluaran badan usaha milik daerah
bukan merupakan bagian dari pengeluaran konsumsi pemerintah tetapi digabungkan dengan sektor industri sesuai dengan penggolongan lapangan
usahanya masing-masing. 3. Pengeluaran Konsumsi Antara
Pengeluaran konsumsi perusahaan disebut sebagai konsumsi input antara yang mencakup pembelian dan penggunaan berbagai produk barang
dan jasa baik yang berasal dari hasil produksi domestik maupun impor. Data mengenai input antara maupun biaya produksi perusahaan diolah dari Tabel
Input-Output Sulawesi Tengah 2005. 4. Pajak Tidak Langsung
Pajak tidak langsung dan subsidi yang menggambarkan lalu lintas transfer dari perusahaan ke pemerintah pajak tidak langsung dan yang
kembali kepada masyarakat subsidi diolah dari laporan keuangan pemerintah dan dari Tabel Input-Output Sulawesi Tengah Tahun 2005.
5. Keuntungan yang Tidak Dibagikan Keuntungan yang tidak dibagikan atau dalam istilah lain disebut
sebagai laba yang ditahan oleh perusahaan dihitung dari bagian surplus usaha yang bersumber dari Tabel Input-Output Sulawesi Tengah 2005 serta hasil
pengolahan survey lainnya Survey Khusus Tabungan dan Investasi Rumahtangga dan Survey Khusus Sosial Ekonomi Daerah. Keuntungan yang
tidak dibagikan ini merupakan sumber tabungan bagi perusahaan. 6. Tabungan
Tabungan merupakan bagian dari pendapatanpenerimaan yang tidak dikonsumsi oleh masyarakat. Data mengenai tabungan dapat diperoleh dari
Statistik Ekonomi Keuangan Daerah atau data SUSENAS dan SKTIR, Hasil Survey Industri serta Survey-Survey Khusus Lainnya untuk labakeuntungan
yang ditahan perusahaan, neraca keuangan pemerintah pusat dan daerah untuk tabungan pemerintah diperoleh dari statistik keuangan pemerintah daerah
Sulawesi Tengah. 7. Transaksi Eksternal
Transaksi eksternal ini merupakan transaksi yang terjadi antara ekonomi domestik dengan luar negeri rest of the world yang menyebabkan
terjadinya aliran devisa baik masuk maupun keluar. Penerimaan maupun pengeluaran meliputi transaksi dari kegiatan ekspor dan impor, kompensasi
faktor produksi tenaga kerja maupun bukan tenaga kerja, pembayaran bunga, berbagai jenis transfer dari dan keluar negeri, hutang-piutang dan transaksi
modal. Sumber data dari Tabel Input-Output Sulawesi Tengah dan data lain.
4.3. Konstruksi Kerangka Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi Sulawesi