Pembelajaran Seni Rupa di Kelas XI SMA Negeri 3 Slawi

4.1.7 Pembelajaran Seni Rupa di Kelas XI SMA Negeri 3 Slawi

Kegiatan pembelajaran seni rupa untuk kelas XI di SMA Negeri 3 Slawi dilaksanakan dua jam pelajaran dalam satu kali pertemuan per minggu. Dua jam pelajaran atau 2x45 menit digunakan seefektif mungkin oleh guru untuk menyampaikan materi ajar seni rupa. Materi yang disampaikan untuk kelas XI tidak dibedakan antara materi yang disampaikan di kelas XI IA maupun di kelas XI IS. Materi yang diajarkan orientasinya lebih cenderung pada kegiatan praktik berkarya seni rupa, sedangkan untuk materi ajar apresiasi karya seni rupa tidak diajarakan pada siswa. Latar belakang pendidikan guru seni rupa yang lulusan sarjana seni murni menjadi faktor utama kurangnya pengetahuan guru tentang materi pembelajaran apresiasi. Namun demikian, dalam pembelajaran berkarya seni rupa guru telah berhasil mengajarkan siswa untuk menghasilkan karya yang baik. Hal tersebut dapat dilihat pada karya-karya hasil pembelajaran siswa kelas XI yang menunjukkan kualitas yang baik pula. Bukti fisik keberhasilan guru dalam mengajarkan siswa untuk berkarya ditunjukkan dalam sebuah pameran seni rupa tingkat sekolah. Pameran seni rupa diselenggarakan pada setiap akhir tahun ajaran. Karya yang dipamerkan merupakan karya-karya yang sudah diseleksi sebelumnya. Berikut ini merupakan hasil pengamatan berupa rekaman foto karya hasil pembelajaran siswa kelas XI. Gambar.18 : Lukis Mural Gambar.19 : Karya Kap Lampu Gambar.20 : Karya Makrame Gambar.21 : Lukis Cat Minyak Guru melakukan perencanaan pembelajaran seni rupa di kelas XI dengan mempersiapkan alat dan bahan untuk berkarya terlebih dahulu. Guru tidak menyiapkan RPP sebagai panduan mengajar. Pak Helmy berpendapat: “Pembuatan RPP itu kebanyakan hanya untuk formalitas saja. Alasan lain Pak Helmy tidak mengajarkan pembelajaran apresiasi adalah karena beliau sebelumnya memang belum pernah mengajarkan materi apresiasi. Pak Helmy juga menambahka n: “Dulu saat di kampus, saya tidak pernah diajarkan bagaimana mengajarkan apresiasi, tetapi diajarkan bagaimana berkarya seni, karena saya lulusan seni rupa murni”. Guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan materi berkarya seni rupa menggunakan metode demonstrasi yang meliputi penjelasan alat, bahan, dan teknik yang dibutuhkan dalam pembuatan karya. Ketika menjelaskan alat dan bahan berkarya, guru sambil menunjukkan alat dan bahan sesuai dengan yang dijelaskan pada siswa. Setelah itu, guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan langkah-langkah berkarya seni rupa dengan menggunakan teknik tertentu disertai demonstrasi agar siswa mudah memahami materi yang disampaikan. Pembelajaran seni rupa bagi Kelas XI dapat dilihat dalam rekaman foto hasil pengamatan di bawah ini. Gambar.22 : Guru sedang menyampaikan materi berkarya seni rupa Setelah penjelasan materi berkarya seni rupa selesai, kemudian guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat karya sesuai dengan materi yang disampaikan. Batas waktu yang diberikan pada siswa untuk menyelesaikan tugas berkarya adalah tiga minggu. Dengan demikian setiap satu materi ajar berkarya seni rupa membutuhkan waktu empat pertemuan yang efektif di kelas. Materi ajar yang disampaikan pada siswa kelas XI berganti-ganti seiring dengan pergantian tahun ajaran baru, sehingga karya yang dihasilkan siswa kelas XI tiap tahunnya berbeda-beda. Berdasarkan hasil wawancara Pak Helmy, kendala yang dihadapi dalam pembelajaran seni rupa pada siswa kelas XI adalah siswa terkadang merasa bosan saat mengikuti pelajaran. Akan tetapi, Pak Helmy selalu berusaha semaksimal mungkin untuk membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran seni rupa di antaranya dengan cara mengajak siswa belajar di luar ruang kelas. Pak Helmy juga sering menawarkan pada siswa tentang materi yang akan dipelajari. Hal tersebut bertujuan agar siswa memilih sendiri materi yang disenangi. Penilaian siswa terhadap kegiatan pembelajaran cukup bervariasi. Setyarini siswa kelas XI IA mengatakn: “Saya suka dengan gaya mengajar Pak Helmy, karena materinya disampaikan dengan jelas”. Sementara Panji yang juga siswa kelas XI IA 4 berpendapat: “Pak Helmy itu kalau mengajar selalu mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam prakti k mengajarnya”. Siswa kelas XI mengaku belum pernah diajarkan materi apresiasi sebelumnya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa kelas XI tentang sikap guru dalam mengajar diperoleh simpulan sebagai berikut. Pertama, cara guru dalam mengajar telah mampu membuat siswa tertarik. Kedua, penyampaian materi pelajaran seni rupa sudah baik. Siswa mengaku dapat menerima materi yang diberikan oleh guru. Materi yang diberikan pun juga mudah dipahami. Ketiga, keterlibatan siswa dalam pembelajaran termasuk dalam kategori baik. Siswa selalu terlibat aktif dalam pembelajaran. Keempat, guru belum melaksanakan pembelajaran apresiasi, sementara dalam KTSP, pembelajaran seni rupa di SMA meliputi pembelajaran apresiasi dan pembelajaran mengekspresikan diriberkreasi. Kelima, pemanfaatan waktu dalam interaksi belajar mengajar berlangsung kurang baik. Hal tersebut karena batas waktu yang diberikan pada siswa dalam menyelesaikan tugas terlalu lama sehingga dalam satu semester siswa hanya mampu menghasilkan dua karya seni rupa dari hasil pembelajaran di kelas.

4.2. Pameran Seni Rupa sebagai Media Apresiasi Siswa Kelas XI di SMA