Hubungan Pekerjaan Dengan Resiliensi Responden Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa Hubungan Pendidikaan Dengan Resiliensi Responden Gagal Ginjal

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nourma 2014 yang mengatakan tidak ada perbedaan resiliensi diantara responden stroke ringan laki- laki dan perempuan. Tidak adanya perbedaan resiliensi pada pasien laki-laki dan perempuan juga ditemukan pada pasien yang menjalani tindakan hemodialisa. Hal ini dapat diketahui dari penelitian Kammerer et al 2007 yang mengatakan tidak ada pengaruh jenis kelamin dengan tingkat kepatuhan responden gagal ginjal kronik GGK menjalani terapi hemodialisa karena banyaknya faktor-faktor internal responden yang lain yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan seperti pengetahuan, perilaku, motivasi, kepercayaan, persepsi dan harapan.

5.3. Hubungan Pekerjaan Dengan Resiliensi Responden Gagal Ginjal Kronik yang menjalani hemodialisa

Pekerjaan adalah merupakan sesuatu kegiatan atau aktifitas seseorang yang bekerja pada orang lain atau instasi, kantor, perusahaan untuk memperoleh penghasilan yaitu upah atau gaji baik berupa uang maupun barang demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari Rohmat, 2010 dalam Lase, 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76 responden yang memiliki pekerjaan ditemukan resiliensi tinggi sebanyak 42 orang 55,3, resiliensi sedang sebanyak 11 orang 14,5 dan resiliensi rendah sebanyak 23 orang 30,3. Kemudian dari 16 responden yang tidak memiliki pekerjaan ditemukan resiliensi tinggi sebanyak 10 orang 62,5 dan resiliensi rendah sebanyak 6 orang 37,5. Hasil analisis statistik tentang hubungan pekerjaan terhadap tingkat resiliensi responden gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa didapatkan nilai p = 0,265 dengan nilai α = 0,05, dari hasil tersebut dapat Universitas Sumatera Utara disimpulkan tidak ada hubungan antara pekerjaan dengan resiliensi responden. Responden yang memiliki pekerjaan maupun yang tidak memiliki pekerjaan sama-sama berkemungkinan memiliki tingkat resiliensi tinggi, sedang maupun rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nandang Tisna 2009 tentang “Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien dalam Minum Obat Antihipertensi” dimana tidak ada ditemukan hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat antihipertensi.

5.4. Hubungan Pendidikaan Dengan Resiliensi Responden Gagal Ginjal

Kronik yang menjalani hemodialisa Pendidikan adalah proses belajar, yang berarti di dalam pendidikan terjadi proses perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih baik dari individu, kelompok dan masyarakat yang lebih luas. Menurut Raystone dalam Maria, 2005, tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respons terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun luar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70 responden yang berpendidikan tinggi ditemukan resiliensi tinggi sebanyak 39 orang 55,7, resiliensi sedang sebanyak 9 orang 12,9 dan resiliensi rendah sebanyak 22 orang 31,4. Kemudian dari 22 responden yang berpendidikan rendah ditemukan resiliensi tinggi sebanyak 13 orang 59,1, resiliensi sedang sebanyak 2 orang 9,1 dan resiliensi rendah sebanyak 7 orang 31,8. Hasil analisis statistik tentang tingkat pendidikan terhadap resiliensi responden gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa didapatkan nilai Universitas Sumatera Utara p = 0,890 dengan nilai α = 0,05, dari hasil tersebut dapat disimpulkan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan resiliensi responden. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ningsih 2012 yang mengatakan tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kepatuhan pasien gagal ginjal kronik GGK dalam pembatasan cairan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Kammerer et al 2007 yang mengatakan pemahaman responden tentang instruksi pengobatan jauh lebih penting daripada tingkat pendidikan responden.

5.5. Hubungan Status perkawinan Dengan Resiliensi Responden Gagal

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

10 114 131

Karakteristik dan Penatalaksanaan Penyakit Ginjal Kronik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2011

0 35 76

Koping Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Hemodialisa Di Rumah Sakit Umum Pusat H.Adam Malik Medan

18 79 79

Tingkat Kepatuhan Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Reguler dalam Menjaga IDWG Normal di RSUP H. Adam Malik Medan September-Oktober 2014

3 73 81

Hubungan antara Koping dengan Resiliensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1 1 15

Hubungan antara Koping dengan Resiliensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

1 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Hubungan antara Koping dengan Resiliensi pada pasien Gagal Ginjal Kronik yang menjalani Hemodialisis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA KOPING DENGAN RESILIENSI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TESIS

0 0 19

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 0 32

Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronis yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

0 2 10