Pencemaran Lingkungan Landasan Teori

14 Berdasarkan macam-macam pendidikan tingkat tinggi di atas, semua yang lulus dari pendidikan tingkat tinggi tersebut merupakan lulusan perguruan tinggi atau memiliki pendidikan perguruan tinggi tersebut.

2. Pencemaran Lingkungan

a. Pengertian Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan environmental pollution merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi kualitas lingkungan. Undang-undang R.I. No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 12 menyebutkan bahwa “Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, danatau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukan”. Makhluk hidup, zat atau energi yang dimasukkan kedalam lingkungan hidup tersebut biasanya merupakan sisa suatu usaha danatau kegiatan manusia disebut juga limbah. Karena itu dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai akibat adanya limbah yang dibuang kedalam lingkungan hingga daya dukungnya terlampaui. Pencemaran lingkungan tersebut 15 merupakan sumber penyebab terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Mulia, 2005:6. Pencemaran adalah suatu keadaan tertentu dari udara, air, tanah yang disebabkan karena adanya bahan-bahan dalam bentuk dan jumlah tertentu yang mempunyai potensi mengganggu kesehatan, merusak kehidupan tanaman atau binatang, merupakan gangguan terhadap panca indera atau yang dalam batas tidak dapat kita terima secara sosial Rahwartono dalam Santoso, 2006. b. Pencemaran Udara Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan komposisi udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam jangka waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang. Bila keadaan tersebut terjadi, maka udara dikatakan telah tercemar dan kenyamanan hidup terganggu Wardhana, 2004:27. Pencemaran udara pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan atau gas yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorologi setempat. 16 Penyebab polusi udara dapat timbul dari bermacam-macam polutan, ada yang natural dan yang buatan manusia; ada yang berbentuk gas dan yang partikel-partikel; partikel tersebut ada yang padat dan ada yang cairan; ada yang anorganik dan ada yang organik Prawiro, 1979:54. Salah satu polutan yang menyebabkan polusi udara yaitu sampah. Sampah dapat menyebabkan pencemaran udara karena gas hasil dari pembusukan sampah sangat berbau kurang sedap dan sangat menyengat, bahkan dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan gas tersebut meledak karena mengandung gas metana. Gas-gas yang keluar dari sampah mengandung berbagi macam komponen yang dapat mengganggu kesehatan apabila dihirup dalam jumlah yang besar. Proses pemusnahan sampah dengan cara pembakaran pun mengandung aneka ragam zat yang dapat menimbulkan peracunan udara disamping asapnya yang sangat mengganggu pemandangan dan penciuman. Adanya truk-truk sampah yang beroperasi setiap hari dengan muatan yang cukup banyak serta kondisi truk sampah yang kurang layak terkadang menyebabkan adanya sampah dan air lindi yang berbau tercecer di jalan. Hal ini menimbulkan gangguan bagi pengguna jalan dan masyarakat karena karena jalan menjadi kotor dan berbau. 17 c. Pencemaran Air Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi, baik di sungai maupun di laut. Kegunaan air seperti tersebut di atas termasuk sebagai kegunaan air secara konvensional. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, terjadi juga peningkatan aktivitas manusia. Namun tidak jarang, aktivitas manusia sendiri juga dapat menyebabkan penurunan kualitas mutu air. Bila penurunan air ini tidak diminimalkan akan terjadi pencemaran air. Peraturan Pemerintah RI No.82 tahun 2001 menyebutkan bahwa “pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukkannya” Mulia, 2005:46. Salah satu bahan pencemar yang dapat mencemari air yaitu bahan buangan atau sampah. Sampah-sampah yang ditimbun akan menghasilkan cairan yang disebut air lindi. Lindi merupakan air yang terbentuk dalam timbunan sampah yang melarutkan banyak sekali senyawa yang ada sehingga memiliki kandungan pencemar khususnya zat organik yang sangat tinggi. Lindi sangat berpotensi menyebabkan 18 pencemaran air, baik air tanah maupun permukaan sehingga perlu ditangani dengan baik. Lindi akan terjadi apabila ada air eksternal yang berinfiltrasi ke dalam timbunan sampah, misalnya dari air permukaan, air hujan, air tanah atau sumber lain. Cairan tersebut kemudian mengisi rongga-rongga pada sampah, dan bila kapasitasnya telah melampaui tekanan air dari sampah, maka cairan tersbut akan keluar dan mengekstrasi bahan organik dan anorganik hasil proses fisika, kimia dan biologis yang terjadi pada sampah Tchobanoglous, 1993 dalam Hardyanti, 2008. Sampah yang dapat dihancurkan organisma pada umumnya terdiri dari bahan organik atau sisa-sisa pengolahan bahan organik, misalnya kotoran manusia dan hewan, daun dan kayu, buah-buahan, bangkai, kertas, buangan dari pabrik kertas, dari pabrik bahan makanan, dan sebagainya. Senyawa organik akan dihancurkan bakteri meskipun prosesnya lambat, dan sering dibarengi dengan keluarnya bau-bauan tidak menyenangkan, dan rasa air tidak menarik. Untuk menjaga supaya buangan tidak menjadi sarang penyakit, seringkali diberi chlor sebagai desinfektan air yang akan dipakai, tetapi akibatnya chlor bereaksi dengan senyawa-senyawa organik dari buangan tersebut yang membentuk senyawa organik berchlor dengan bau dan rasa lebih buruk dari bahan buangan semula. Kecuali itu buangan organik merupakan nutrien bagi tumbuhan air. Jadi meskipun sampah yang biodegradable itu akhirnya lenyap dengan sendiri, dalam proses 19 penghancurannya menimbulkan gangguan-gangguan pula kepada lingkungan. Sampah yang terdiri dari senyawa-senyawa sintetik banyak yang non-biodegradable, misalnya bahan-bahan plastik, serat-serat sintetik, pestisida hidrokarbon berchlor seperti DDT dan bangsanya, kinyak bumi, senyawa-senyawa logam dan senyawa-senyawa lainnya yang dihasilkan industri modern yang setiap saat bertambah banyak macamnya. Senyawa-senyawa tersebut akhirnya juga dihancurkan oleh alam, tetapi memerlukan waktu yang sangat lama sehingga sangat mempengaruhi pemanfaatan dan efektivitas air dan lingkungan. Apalagi apabila bersifat racun atau merusak. Kerena senyawa-senyawa tersebut tidak lekas hancur, maka mudah menumpuk dalam tubuh organisma, sehingga kadar dalam tubuh makin bertambah besar dan akhirnya bersifat racun yang mematikan. Dan karena tertinggal dalam tubuh organisma, dapat meracuni seluruh rantai makanan di dalam ekosistem Prawiro, 1979:70. Air yang telah tercemar dan kemudian tidak dapat lagi digunakan sebagai penunjang kehidupan manusia, terutama untuk keperluan rumah tangga, akan menimbulkan dampak sosial yang sangat luas dan akan memakan waktu lama untuk memulihkannya. Padahal air yang dibutuhkan untuk keperluan rumah tangga sangat banyak, mulai untuk minum, memasak, mandi, mencuci, dan lain sebagainya. 20 d. Pencemaran Tanah Tanah merupakan bagian tertipis dari seluruh lapisan bumi, tetapi pengaruhnya bagi kehidupan sangat besar. Hubungan antara tanah dan makhluk hidup di atasnya sangat erat. Tanah menyediakan berbagai sumber daya yang berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Selain itu, tanah juga merupakan habitat alamiah bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu sudah selayaknya manusia memelihara kualitas tanah agar hidupnya sejahtera. Selain fungsi tanah sebagai penyedia berbagai sumber daya dan habitat bagi makhluk hidup, tanah juga merupakan reseptor dari sejumlah besar bahan pencemar. Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia yang berasal dari rembesan sampah landfill, Instansi Pengolahan Air Limbah, dan sumber- sumber lainnya Mulia, 2005:88. Sampah padat yang bertumpuk banyak tidak dapat teruraikan oleh makhluk pengurai dalam waktu lama akan mencemarkan tanah. Yang dimasukkan ke dalam sampah ialah bahan yang tidak dipakai lagi refuse, karena telah diambil bagian utamanya dengan pengolahan, menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya Sastrawijaya, 2000:73. Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dikumpulkan pada suatu tempat penampungan 21 yang sering disebut dengan TPA Tempat Pembuangan Akhir atau Dump Station. Bahan buangan padat terdiri dari berbagai macam komponen baik yang bersifat organik maupun yang anorganik. Bahan buangan padat kota besar di negara industri padat akan berbeda dengan bahan buangan yang dihasilkan oleh kota kecil yang tidak ada kegiatan industrinya. Susunan komponen pencemar daratan yang berasal dari bahan buangan atau limbah kota besar di negara industri dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Komponen pencemar daratan No. Komponen Persentase 1 Kertas 41 2 Limbah bahan makanan 21 3 Gelas 12 4 Logam besi 10 5 Plastik 5 6 Kayu 5 7 Karet dan kulit 3 8 Kain serat tekstil 2 9 Logam lainnya Aluminium 1 Komposisi bahan buangan organik dan bahan buangan anorganik perbandingannya kurang lebih 70:30. Makin banyak bahan buangan organik dibandingkan dengan bahan buangan anorganik akan makin baik dipandang dari sudut pelestarian lingkungan, karena bahan organik lebih mudah didegradasi dan menyatu kembali dengan lingkungan alam. Sumber: Wardhana, 2004 22 Bahan buangan anorganik yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme dipisahkan dari bahan buangan organik dan dikumpulkan sesuai dengan sifat dan jenisnya. Misalnya semua jenis logam besi, alumunium, seng, tembaga, dll dikumpulkan menjadi satu, dipisahkan dari bahan buangan gelas dan plastik, untuk memudahkan proses daur ulang bahan buangan tersebut. Pemisahan ini seringkali sudah dimulai sejak bahan buangan akan dijadikan limbah, dengan menyediakan tempat limbah sampah yang sudah dibagi sesuai dengan sifat dan jenisnya. Cara ini akan membantu proses daur ulang bahan buangan sehingga menjadi bahan yang masih dapat dimanfaatkan lagi bagi kehidupan manusia Wardhana, 2004:100-102. e. Dampak Pencemaran Dampak pencemaran lingkungan tidak hanya berpengaruh dan berakibat kepada lingkungan alam saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh pula terhadap kehidupan tanaman, hewan, dan juga manusia. Kalau lingkungan alam telah tercemar sudah barang tentu tanaman yang tumbuh di lingkungan tersebut akan tercemar, demikian pula dengan hewan yang hidup di situ. Pada akhirnya manusia sebagai makhluk hidup yang omnivora akan ikut pula merasakan dampak pencemaran tersebut. 23 Gambar 1. Daur Pencemaran Lingkungan Wardhana, 2004:107 Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah berbentuk padat yang dibuang atau dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Tempat penampungan ini dapat bersifat sementara dan dapat pula bersifat tetap. Oleh karena tempat pengumpulan limbah padat ini sudah ditentukan maka seharusnya sudah pula diperhitungkan pula kemungkinan dampaknya. Namun dalam kenyataannya seringkali terjadi bahwa tempat penampungan limbah padat tersebut tetap menimbulkan gangguan pada manusia Wardhana, 2004:151. Sumber Pencemar Udara Udara Udara Tanaman Tanaman Hewan Hewan Manusia 24 Bentuk dampak pencemaran daratan tergantung pada komposisi limbah padat dan jumlahnya. Bentuk dampak pencemaran daratan dapat berupa dampak langsung dan dampak tidak langsung. 1 Dampak Langsung Dampak pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan oleh manusia adalah dampak dari pembuangan limbah padat organik yang berasal dari kegiatan rumah tangga dan juga dari kegiatan industri olahan bahan makanan. Limbah padat organik yang didegradasi oleh mikroorganisme akan menimbulkan bau yang tidak sedap busuk akibat penguraian limbah tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang disertai dengan pelepasan gas yang berbau tidak sedap. Limbah organik yang mengandung protein akan menghasilkan bau yang lebih tidak sedap lagi lebih busuk karena protein yang mengandung gugus amin itu akan terurai menjadi gas ammonia. Akibat langsung akibat pencemaran daratan lainnya adalah adanya timbunan limbah padat dalam jumlah besar yang akan menimbulkan pemandangan tidak sedap, kotor, dan kumuh. Keadaan ini pada umumnya terjadi pada tempat pembuangan akhir TPA atau dump station. Timbunan limbah padat yang banyak dan menggunung karena belum diolah lagi menjadi bahan lain yang berguna menyebabkan pemandangan di sekitar tempat tersebut 25 menjadi kotor. Kesan kotor ini secara praktis akan mempengaruhi penduduk di sekitar tempat pembuangan tersebut. 2 Dampak Tak Langsung Dampak tak langsung akibat pencemaran daratan adalah dampak yang dirasakan oleh manusia melalui media lain yang ditimbulkan akibat pencemaran daratan. Jadi media lain inilah yang merupakan dampak langsung akibat pencemaran daratan tersebut yang selanjutnya memberikan dampaknya kepada manusia. Sebagai contoh dari dampak tak langsung ini adalah bahwa tempat pembuangan limbah padat, baik tempat penimbunan sementara maupun tempat pembuangan akhir, akan menjadi pusat berkembang biaknya tikus dan serangga yang merugikan manusia, seperti lalat dan nyamuk. Tempat pembuangan sampah adalah tempat yang kumuh namun menyediakan mekanan yang cukup bagi perkembangan tikus, yaitu limbah organik terutama sisa-sisa makanan yang ikut dibuang ke tempat itu. Celah-celah antara lembah padat seperti ban, kaleng bekas, kardus, kotak kayu dan lain sebagainya merupakan tempat ideal bagi persembunyian dan perkembang biakan tikus Wardhana, 2004:152. Baik dampak langsung maupun tidak langsung yang ditimbulkan, nantinya akan tetap berpengaruh pada lingkungan serta masyarakat yang bermukim di wilayah yang tercemar tersebut, terutama dampak pada kesehatan lingkungan dan masyarakat sekitar. 26

3. Sampah

Dokumen yang terkait

Hubungan Jarak Sumur Gali dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terhadap Kandungan Fosfat (PO4-3) dan Nitrat (NO3-) pada Air Sumur Gali Masyarakat di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

8 87 99

Isolasi Bakteri Dari Tanah Tempat Pembuangan Sampah Untuk Pembuatan Pupuk Organik Cair

7 86 81

Pengaruh Lingkungan Tempat Pembuangan Akhir Sampah, Personal Hygiene dan Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap Keluhan Kesehatan pada Pemulung di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

19 80 151

Pengukuran Tingkat Kepadatan Lalat Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kota Binjai Tahun 2000

2 65 79

Kajian Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Terjun Menggunakan Metode Thornthwaite

8 88 75

Dampak Peralihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Terhadap Kesejahteraan Sosial Rumah Tangga Pemulung di Desa Baru, Kecamatan Pancur Batu, Kabupatem Deli Serdang

5 82 169

DAMPAK PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP LINGKUNGAN DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH KOTA PEMATANG SIANTAR.

2 5 47

HUBUNGAN ANTARA IMUNITAS PSIKOLOGIS DENGAN STRES PADA WARGA YANG TINGGAL DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN HUBUNGAN ANTARA IMUNITAS PSIKOLOGIS DENGAN STRES PADA WARGA YANG TINGGAL DI SEKITAR TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH AKHIR (TPA) PUTRI CEMPO.

0 0 16

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH CIKUNDUL TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN SEKITAR DI KOTA SUKABUMI.

1 10 34

KUALITAS LINGKUNGAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH (TPA) SUKAJAYA KOTA PALEMBANG

1 1 6