B. PENELITIAN TERDAHULU
No. Judul
Oleh Tahun
Variabel Metode
Kesimpulan
1. Kualitas Air Sumur Di
Sekitar TPA Jatibarang Kelurahan
Kedungpane Kecamatan Mijen
Kota Semarang Cahya
Nirbita 2010
a. Kualitas air sumur
1 Suhu
2 Warna
3 Kekeruhan
4 Rasa
5 Bau
b. Pemanfaatan dan
penggunaan air sumur a.
Observasi b.
Kuesioner c.
Dokumentasi a.
Kualitas air sumur dari sampel 1 yang mengalami penyimpangan
adalah warna, kekeruhan, zat organik dan mangan. Pada
sampel 2 yang mengalami penyimpangan adalah warna,
kekeruhan, zat organik, besi, sulfide dan mangan, dan pada
sampel 3 yang mengalami penyimpangan adalah warna
kekeruhan dan mangan, dan pada sampel 4 yang mengalami
penyimpangan adalah zat organik.
b. Pemanfaatan air sumur oleh
masyarakat sekitar TPA Jatibarang Kel. Kedungpane
Kec. Mijen Kota Semarang rata- rata sebesar 150 literhari atau
37,5 literkapitahari dimana aktivitas yang berhubungan
dengan pemanfaatan air sumur tersebut antara lain untuk
mandi, minum, mencuci, memasak dan lain-lain
walaupun tidak memenuhi persyaratan air bersih.
c. Pencemaran air di sekitar TPA
Jatibarang Kel. Kedungpane Kec. Mijen Kota Semarang
disebabkan karena adanya hasil buangan sampah di TPA
Jatibarang. Selain itu jarak sumur penduduk di Kel.
Kedungpane berdekatan dengan limbah sampah TPA Jatibarang,
dampak pembuangan sampah bagi penduduk yang
mengkonsumsi air sumur yang tercemar limbah sampah dapat
terserang penyakit seperti penyakit kulit, gatal-gatal, diare,
sakit perut serta penyakit pernafasan seperti ISPA, batuk
dan sesak nafas.
2. Pengaruh Tingkat
Pendidikan Masyarakat Terhadap Kesehatan
Lingkungan di Kelurahan Patemon
Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.
Dyah Saptarini
2007 a.
Tingkat pendidikan formal
1 SD
2 SMP
3 SMA
4 PT
b. Kesehatan lingkungan
1 Penyediaan air
bersih 2
Penyediaan jambanWC
3 Pengelolaan
sampah a.
Kuesioner b.
Observasi c.
Dokumentasi Koefisian korelasi hubungan
antara tingkat pendidikan terhadap kesehatan lingkungan
diperoleh f
hit
sebesar 0,449 sedangkan f
tabel
sebesar o,21 sehingga dapat dikatakan terdapat
hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan terhadap kesehatan
lingkungan masyarakat. Dengan demikian semakin tinggi tingkat
pendidikan masyarakat maka akan semakin tinggi tingkat kesehatan
lingkungan masyarakat. Karena
4 Pengelolaan air
limbah 5
Kondisi rumah 6
Pembasmi binatang vektor
itu pendidikan merupakan hal yang penting bagi seseorang.
3. Pengolahan Sampah
Organik Sebagai Salah Satu Usaha Pelestarian
Lingkungan Hidup Di TPA Putri Cempo
Mojosongo Fahreza
Dhika P. 2004
a. Dampak sampah bagi
lingkungan b.
Pengelolaan dan pengolahan sampah
organik a.
Wawancara b.
Observasi a.
Sampah merupakan barang- barang yang dibuang karena
sudahtidak terpakai lagi dan merupakan salah satu sumber
pencemaran lingkungan apabila tidak diolah dengan
baik.
b. TPA Putri Cempo merupakan
penampungan akhir bagi sampah yang berasal dari
berbagai tempat di Kota Surakarta yang nantinya akan
diolah dan dikelola menjadi produk hasil.
c. Tumpukan sampah yang
memenuhi sebagian besar lahan TPA dapat
menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar TPA seperti terjadinya pencemaran
tanah, air, dan udara, berjangkitnya penyakit serta
kerusakan keindahan lingkungan.
d. Pengolahan sampah organik di
TPA Putri Cempo pada saat ini dilakukan dengan teknik
composting secara sederhana. e.
Teknik composting telah berjalan dengan baik namun
produk yang dihasilkan yaitu berupa pupuk kompos belum
dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga
mengurangi luas lahan yang ada.
f. Pembakaran sampah pada
tungku temperatur tinggi dan pemanfaatan gas metan
sampah untuk bahan bakar rumah tangga, dapat menjadi
alternatif baru pengolahan sampah organik.
4. Peran Serta Masyarakat
Kota Yogyakarta Dalam Menangani
Masalah Sampah. Ischak
2001 a.
Jenis sampah b.
Tempat pembuangan sampah dan
pengelolaannya c.
Peran serta masyarakat dalam menangai
masalah sampah a.
Angket b.
Wawancara c.
Dokumentasi d.
Observasi a.
Jenis sampah utama yang dibuang sebagian besar
berupa: daun, plastik, dan kertaskarton, dengan berat
antara 0,50 – 1,00 kg tiap hari
per keluarga, sehingga berat keseluruhan sampah keluarga
yang dibuang mencapai 94 kg per hari.
b. Dalam memilih tempat
pembuangan sementara TPS sudah cukup baik +70.
Namun perlu disadarkan orang-orang keluarga yang
masih membuang sampah ke sungaiselokan, sebab
jumlahnya masih masih relatif banyak + 21 yang pada
gilirannya akan merugikan masyarakat di sekitar sungai.
c. Dalam mengelola TPS
umumnya sudah baik +77. Termasuk dalam hal ini adalah
keluarga yang membuat lubang sampah sendiri di
pekarangan halaman rumah. Hal ini perlu dicontoh dalam
rangka meningkatkan hasil pertanian di pekarangan
sempit atau pot-pot di pekarangan rumah. Sebab
sampah yang ditimbun, pada saatnya dapat dimanfaatkan
untuk pupuk.
d. Peran serta masyarakat dalam
menangani masalah sampah pada umumnya masih kurang,
khususnya keterlibatan mereka secara fisik. Keterlibatan
mereka secara mental sudah cukup baik 65,80.
42
C. Kerangka Berpikir