Pengujian Komposit PROSEDUR PENELITIAN .1 Penyediaan Matriks Komposit

79

3.4.6 Pengujian Komposit

3.4.6.1 Uji Kekuatan Tarik Tensile Strength dengan ASTM D 638 - 10 Tipe IV Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik  t menggunakan alat tensometer. Secara praktis kekuatan tarik diartikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan dibagi dengan luas penampang bahan. 13 mm 76 mm 19 mm 4 mm 57 mm 115 mm 165 mm Gambar 3.11 Sketsa Spesimen Uji Tarik dengan ASTM D 638 - 10 Tipe IV Komposit hasil spesimen dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan tarik uji tarik sesuai dengan standar ASTM D 638 - 10 Tipe IV. Pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan tensometer terhadap tiap spesimen dengan ketebalan 4 mm. Tensometer terlebih dahulu dikondisikan pada beban 100 kgf dengan kecepatan 50 mmmenit, kemudian dijepit kuat dengan penjepit yang ada pada alat. Mesin dihidupkan dan spesimen akan tertarik ke atas spesimen diamati sampai putus, dicatat tegangan maksimum dan regangannya. 3.4.6.2 Uji Kekuatan Lentur Flexural Strength dengan ASTM D 790 Komposit hasil spesimen dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan lentur uji lentur sesuai dengan standar ASTM D 790. Spesimen yang akan diuji kekuatan lenturnya memiliki bentuk slab dan pengujian dilakukan dengan perlakuan uji tiga titik tekuk three point bend test. Universitas Sumatera Utara 80 6 mm 3 mm 12 cm Gambar 3.12 Ukuran Dimensi Spesimen Kekuatan Lentur dengan ASTM D 790 3.4.6.3 Uji Kekuatan Bentur Impact Strength dengan ASTM D 4812 - 11 Komposit hasil spesimen dipilih dan dipotong membentuk spesimen untuk pengujian kekuatan bentur uji bentur sesuai dengan standar ASTM D 4812 - 11. Spesimen yang akan diuji bentur mengikuti metoda Unnotched Izod. 12,5 mm 60,5 mm 3,4 mm Gambar 3.13 Ukuran Dimensi Spesimen Metoda Izod dengan ASTM D 4812 - 11 3.4.6.4 Penyerapan Air Water Absorption dengan ASTM D 570 Karakterisasi penyerapan air dari komposit hibrid PBKG berpengisi serbuk serat kaca dan serbuk serat ampas tebu diuji dengan memasukkan komposit dengan spesimen tes berbentuk 25 mm x 25 mm sesuai ASTM D 570 ke dalam oven dengan temperatur 50  5 o C selama 24 jam dan kemudian didinginkan di dalam desikator selama 24 jam. Setelah itu, dilakukan perendaman komposit dalam air pada suhu ruangan setiap 24 jam hingga bahan komposit tidak lagi menyerap air jenuh. Setiap rentang waktu pencelupan, maka sampel diambil dan dibersihkan dengan kertas tisu untuk menyerap air. Sampel kemudian ditimbang dan dihitung dengan persamaan : 100 x Wo Wo We Wg   3.1 Universitas Sumatera Utara 81 Dimana : Wg = Persentase pertambahan massa komposit We = Massa komposit setelah perendaman g Wo = Massa komposit sebelum perendaman g 3.4.6.5 Pengukuran Fraksi Volume Serat dalam Komposit V F Densitas komposit dan fraksi volume serat pada matriks dapat dihitung berdasarkan persamaan - persamaan seperti berikut:  Perhitungan Densitas Komposit o Masing - masing komposit ditimbang satu per satu menggunakan timbangan digital untuk dicatat massanya M C o Patahan komposit dimasukkan ke dalam beaker glass berisi air dengan volume tertentu. o Dengan mengunakan pipet tetes diambil volume air yang merupakan volume komposit dari beaker glass yang naik. o Data - data yang diperoleh kemudian digunakan untuk menghitung densitas komposit dengan menggunakan persamaan : V M ρ C C  3.2 Dimana : ρ C = densitas komposit gml M C = massa komposit g V = volume yang ditunjukkan beaker glass sesudah pencelupan komposit - volume sebelum pencelupan komposit ml  Perhitungan Fraksi Volume Komposit Bila densitas resin ρ R , dan massa resin M R telah diketahui maka untuk mencari fraksi volume resin V R diberikan dalam persamaan berikut: R C C R R ρ ρ M M V  3.3 Universitas Sumatera Utara 82 Maka untuk menghitung fraksi volume serat V F dan densitas serat ρ F dihitung berdasarkan persamaan berikut : R F V 1 V   3.4 F C C F F V ρ M M ρ  3.5 3.4.6.6 Karakterisasi Fourier Transform Infra - Red FTIR Sampel yang akan dianalisa dengan Fourier Transform Infra - Red yaitu berupa : 1. PBKG 2. Serbuk serat ampas tebu 3. Serbuk serat ampas tebu termodifikasi 4. Serbuk serat kaca 5. Penyerasi MAPP 6. Komposit hibrid PBKG berpengisi serbuk serat ampas tebu termodifikasi dan serbuk serat kaca dengan penyerasi MAPP yang memiliki sifat mekanik paling baik diantara keempat variabel lainnya. Tujuan dilakukannya analisa ini adalah untuk melihat ada atau tidak terbentuknya grafting maleat anhidrida pada polipropilena pada penyerasi MAPP, serta gugus baru yang terbentuk pada komposit hibrid PBKG - serbuk serat kaca - serbuk serat ampas tebu. Analisa FTIR dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan. 3.4.6.7 Analisa Scanning Electron Microscopy SEM Sampel yang akan dianalisa dengan Scanning Electron Microscopy yaitu berupa : 1. Patahan hasil uji bentur komposit hibrid PBKG berpengisi serbuk serat ampas tebu termodifikasi dan serbuk serat kaca dengan penyerasi MAPP yang memiliki sifat mekanik paling baik diantara keempat variabel lainnya. 2. Patahan hasil uji bentur komposit hibrid PBKG yang memiliki komposisi serbuk serat ampas tebu termodifikasi dan serbuk serat kaca yang sama dengan sampel No.1 tanpa penyerasi MAPP. Universitas Sumatera Utara 83 3. Patahan hasil uji bentur komposit hibrid PBKG yang memiliki komposisi PBKG, serbuk serat ampas tebu termodifikasi, serbuk serat kaca dan penyerasi MAPP dengan rasio 8010100 dan rasio 4840102. Tujuan dilakukannya analisa ini adalah untuk melihat distribusi penyebaran kedua pengisi di dalam matriks dengan penambahan penyerasi. Analisa SEM dilakukan di Laboratorium Kimia Terpadu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, Medan. Universitas Sumatera Utara 84 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.12 KARAKTERISASI FOURIER TRANSFORM INFRA - RED FTIR

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

5 67 113

Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena Tereftalat (PET) Sebagai Matrik Komposit Dengan Bahan Penguat Kaca Serat

2 34 51

Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena (PE) Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca

5 55 54

Pembuatan Komposit Polipropilena Dengan Penguat Serat Polipropilena Terorientasi Dan Bahan Pengikat Anhidrida Maleat

0 36 90

Daur Ulang Limbah Plastik Bekas Kemasan Gelas (PBKG) dan Limbah Lignoselulosa dari Serat Tandan Kosong Sawit (STKS) sebagai Bahan Baku Komposit Termodifikasi

0 0 131

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 19

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 5

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 24